14 Hadits Kebersihan, Ada yang Bisa Jadi Jalan Masuk Surga

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Hadits yang menyatakan bahwa kebersihan sebagian dari iman sangat populer di kalangan umat Muslim. Hadits kebersihan ini menunjukkan bahwa islam menempatkan kebersihan pada posisi sangat tinggi. Dalam ajaran Islam, kebersihan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga mencakup kebersihan hati, pikiran, dan perilaku. Dari cara berwudhu, menjaga pakaian, hingga menjaga rumah dan tempat ibadah, semuanya mencerminkan keimanan seseorang.

Berbagai hadits kebersihan juga berkaitan erat dengan nilai-nilai Al-Qur’an seperti yang dijelaskan dalam ayat al quran tentang bersyukur, ayat tentang puasa, dan ayat tentang pernikahan yang menekankan pentingnya kesucian diri. Memahami hadits kebersihan bukan hanya soal menjaga tubuh dari kotoran, tapi juga tentang membersihkan hati dari sifat buruk. Berikut ini 15 hadits kebersihan yang mengandung makna mendalam dan menjadi jalan menuju surga.

1. Kebersihan adalah Setengah dari Iman

النُّظَافَةُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

Latin: Ath-thuhûru syathrul îmân.

Terjemahan: “Kesucian itu adalah separuh dari iman.” (HR. Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa iman seseorang tidak sempurna tanpa kebersihan. Islam mengajarkan bahwa wudhu, mandi wajib, dan menjaga kesucian pakaian adalah syarat diterimanya ibadah seseorang, misalnya sholat. Makna hadits ini sejalan dengan arti ayat kursi yang menunjukkan bahwa Allah Maha Suci dan Maha Menjaga. Artinya, seorang muslim yang menjaga kebersihan sedang meneladani sifat kesucian Allah SWT.

2. Islam Didirikan di Atas Kebersihan

تَنَظَّفُوا بِكُلِّ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّ اللَّهَ بَنَى الْإِسْلَامَ عَلَى النَّظَافَةِ وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا كُلُّ نَظِيفٍ

Latin: Tanazzafû bikulli mâ istatha‘tum, fa innallâha banâ al-islâma ‘alâ an-nazhâfah, wa lâ yadkhulul jannata illâ kullu nazhiif.

Terjemahan: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kalian. Sesungguhnya Allah membangun Islam di atas kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.” (HR. Ath-Thabrani)

Hadits ini menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang menuntun umatnya menjaga kebersihan lahir dan batin. Orang yang menjaga kebersihan berarti menjaga kehormatan agama dan dirinya sendiri. Sebagaimana dalam ayat tentang sabar, kebersihan juga membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Orang yang sabar menjaga kebersihan rumah, diri, dan lingkungan berarti tengah mengamalkan nilai iman.

3. Allah Menyukai yang Bersih

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ، نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ

Latin: Inna Allâha thayyibun yuhibbut-thayyiba, nazhiifun yuhibbu an-nazhâfah.

Terjemahan: “Sesungguhnya Allah itu Maha Suci dan mencintai kesucian, Maha Bersih dan mencintai kebersihan.” (HR. Tirmidzi)

Hadits ini mengandung pesan spiritual mendalam. Menjaga kebersihan berarti sedang meneladani sifat Allah yang Maha Suci. Setiap upaya menjaga kebersihan menjadi bentuk ibadah yang dicintai-Nya. Nilai ini juga selaras dengan ayat tentang pernikahan dan ayat tentang pendidikan, karena dalam rumah tangga maupun pendidikan, kebersihan merupakan pondasi akhlak mulia dan kenyamanan hidup.

4. Membersihkan Halaman Rumah

طَهِّرُوا أَفْنِيَتَكُمْ فَإِنَّ الْيَهُودَ لَا تُطَهِّرُ أَفْنِيَتَهَا

Latin: Thahhirû afniyatakum, fa innal yahûda lâ tuthahhiru afniyatahâ.

Terjemahan: “Bersihkanlah halaman rumah kalian, karena orang Yahudi tidak membersihkan halamannya.” (HR. Ath-Thabrani)

Islam mengajarkan kebersihan tidak hanya pada tubuh, tetapi juga lingkungan sekitar. Rumah yang bersih adalah cerminan hati penghuninya. Hadits ini juga bisa dikaitkan dengan ayat tentang toleransi bahwa hidup bersih juga berarti tidak menimbulkan gangguan atau ketidaknyamanan bagi orang lain di sekitar kita.

5. Kebersihan Mengantarkan ke Surga

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى طَرِيقٍ فَنَحَّاهُ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

Latin: Marra rajulun bighushni syajaratin ‘alâ tharîqin fanahhah, fa udkhila al-jannah.

Terjemahan: “Ada seorang lelaki yang menyingkirkan dahan dari jalan agar tidak mengganggu orang lain, maka ia dimasukkan ke surga.” (HR. Muslim)

Menjaga jalan agar tidak kotor dan aman dari gangguan termasuk amal saleh yang Allah balas dengan surga. Inilah bukti bahwa hadits kebersihan berkaitan erat dengan akhlak sosial, sebagaimana dalam ayat tentang riba yang menekankan pentingnya tidak merugikan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

6. Kebersihan adalah Kunci Sholat

الصَّلَاةُ وَمِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ

Latin: Aṣ-ṣalātu wa miftāḥuṣ-ṣalāti al-wuḍū’.

Terjemahan: “Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah wudhu.” (HR. Tirmidzi)

Wudhu dan mandi janabah menjadi syarat agar seseorang layak berdiri di hadapan Allah SWT. Hadits ini mengingatkan kita pada ayat tentang kematian yang menyadarkan manusia agar senantiasa hidup dalam keadaan suci, karena kita tak pernah tahu kapan ajal menjemput.

7. Mandi Jumat adalah Sunnah yang Mulia

إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ

Latin: Idzâ jâ’a ahadukum al-jumu‘ata fal yaghtasil.

Terjemahan: “Apabila salah seorang dari kalian mendatangi salat Jumat, hendaklah ia mandi.” (HR. Abu Dawud)

Mandi Jumat adalah wujud penghormatan terhadap ibadah. Selain menyegarkan tubuh, juga menunjukkan rasa hormat terhadap jamaah lain dan kebersihan tempat ibadah. Kebersihan diri dalam ibadah juga menjadi bentuk syukur atas nikmat sehat, sebagaimana ayat al quran tentang bersyukur yang mengingatkan agar manusia tidak menyia-nyiakan nikmat tubuh dan waktu.

8. Bersiwak Sebelum Salat

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ

Latin: Lawlâ an asyuqqa ‘alâ ummatî la amartuhum bis siwâki ‘inda kulli shalâtin.

Terjemahan: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali sholat.” (HR. Abu Hurairah)

Hadits ini menunjukkan bahwa kebersihan mulut juga bagian dari ibadah. Rasulullah SAW mencontohkan pentingnya menjaga kesegaran napas agar tidak mengganggu orang lain. Bersiwak mengajarkan adab sosial dan spiritual yang seimbang.

9. Membersihkan Masjid dan Memberi Wewangian

قَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ

Latin: Qad amaran-nabiyyu bibinâ’il masâjidi fid-dûr wa an tunadhdhafa wa tutayyab.

Terjemahan: “Rasulullah memerintahkan membangun masjid di perkampungan serta membersihkannya dan memberinya wewangian.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)

Masjid adalah tempat suci, maka kebersihannya adalah bentuk penghormatan terhadap rumah Allah. Menjaga masjid agar tetap bersih dan wangi adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir.

10. Tidak Boleh Membuang Kotoran di Jalan

اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ

Latin: Ittaqul la‘ânayn... alladzî yatakhallâ fî tharîqin nâs.

Terjemahan: “Berhati-hatilah terhadap dua hal yang menyebabkan laknat, yaitu orang yang buang hajat di jalan atau di tempat orang berteduh.” (HR. Muslim)

Islam melarang keras tindakan yang mengotori tempat umum karena itu mengganggu hak orang lain. Etika kebersihan sosial menjadi bagian dari iman dan peradaban. Sejalan dengan ayat tentang zina yang menegaskan larangan mendekati perbuatan tercela, hadits ini juga menegur keras perilaku yang menodai kehormatan dan kebersihan lingkungan.

11. Membuang Gangguan dari Jalan Adalah Iman

إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

Latin: Imâthatul adzâ ‘anith tharîqi syu‘batun minal îmân.

Terjemahan: “Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah cabang dari iman.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW menekankan bahwa iman tidak hanya dalam hati, tapi harus diwujudkan dalam tindakan. Menjaga kebersihan jalan adalah ibadah kecil bernilai besar. Hadits ini mengingatkan bahwa iman sejati bukan hanya dalam ritual, tapi juga dalam kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

12. Membersihkan Tangan Setelah Tidur

إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَهُ

Latin: Idzâ istayqazha ahadukum min naumihi fal yaghhsil yadahu.

Terjemahan: “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidur, hendaklah mencuci tangannya.” (HR. Muslim)

Islam memperhatikan kebersihan dalam setiap aspek kehidupan, bahkan setelah bangun tidur. Membersihkan tangan menjadi bentuk kesiapan memulai hari dengan suci. Kebersihan fisik yang diatur Rasulullah SAW ini juga mencerminkan kebersihan niat dan hati.

13. Memuliakan Rambut dengan Menjaganya

مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَلْيُكْرِمْهُ

Latin: Man kâna lahu sya‘run fal yukrimhu.

Terjemahan: “Siapa yang memiliki rambut, maka muliakanlah ia (dengan merawatnya).” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam memperhatikan penampilan. Merawat rambut bukan sekadar estetika, tapi bagian dari adab dan rasa syukur atas nikmat Allah.

14. Islam adalah Agama yang Bersih

الإِسْلاَمُ نَظِيفٌ فَتَنَظَّفُوا فَإِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَظِيفٌ

Latin: Al-Islâmu nazhiifun fatanazzafû, fa innahu lâ yadkhulul jannata illâ nazhiif.

Terjemahan: “Islam itu bersih, maka bersihkanlah dirimu. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.” (HR. Al-Baihaqi)

Hadits ini mempertegas bahwa kebersihan adalah ciri umat Islam sejati. Umat yang menjaga kebersihan berarti menjaga kehormatan agamanya di mata dunia.

Pertanyaan seputar Hadits Kebersihan

1. Apa makna hadits kebersihan sebagian dari iman?

Maknanya bahwa iman seseorang tidak sempurna tanpa menjaga kebersihan jasmani dan rohani.

2. Mengapa Islam menekankan kebersihan sebelum salat?

Karena salat adalah ibadah langsung kepada Allah, dan kebersihan adalah syarat sahnya.

3. Apakah menjaga kebersihan termasuk ibadah?

Ya, setiap tindakan menjaga kebersihan dengan niat baik bernilai pahala.

4. Bagaimana cara menjaga kebersihan dalam Islam?

Dengan wudhu, mandi janabah, menjaga lingkungan, serta berpakaian bersih dan rapi.

5. Apakah kebersihan bisa mendatangkan pahala surga?

Benar. Dalam hadits, orang yang menyingkirkan duri di jalan dijanjikan surga oleh Allah SWT.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |