4 Mukjizat Nabi Ilyas dan Azab Kekeringan yang Mengguncang Kaumnya

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta Kisah mukjizat Nabi Ilyas merupakan potret keimanan yang sarat dengan ujian dan keajaiban. Beliau diutus oleh Allah SWT kepada Bani Israil, kaum yang kala itu menyembah berhala dan senang berbuat syirik. Dengan penuh kasih, Nabi Ilyas menyeru mereka untuk kembali mentauhidkan Allah, meninggalkan sesembahan palsu, dan memperbaiki hati. Namun, ajakan itu justru dibalas dengan penolakan dan penghinaan. Kisah mukjizat Nabi Ilyas memiliki kemiripan dengan mukjizat Nabi Sulaiman, mukjizat Nabi Hud, hingga mukjizat Nabi Ishaq yang ditentang kaumnya.

Dari penolakan tersebut, Allah menampakkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat Nabi Ilyas berupa azab kekeringan panjang yang melanda negeri Bani Israil. Tanah-tanah menjadi tandus, sungai mengering, dan kehidupan seolah terhenti. Di tengah penderitaan itu, barulah hati Bani Israil mulai lunak, memohon ampun kepada Sang Pencipta. Namun, keinsafan itu hanya sesaat. Begitu hujan turun dan bumi kembali subur, mereka kembali kepada kesesatan semula. Kisah ini menjadi cermin bagi umat manusia bahwa iman sejati tidak tumbuh karena keajaiban, tetapi karena kesadaran yang murni akan kebesaran Allah.

Profil Nabi Ilyas AS

Nabi Ilyas AS merupakan keturunan keempat dari Nabi Harun, saudara Nabi Musa AS. Beliau tinggal di wilayah Ba‘labak, yang kini termasuk kawasan Lebanon. Allah mengutusnya untuk membimbing kaum yang telah lama tersesat menyembah berhala bernama Ba‘i. Melalui pendekatan lemah lembut, Nabi Ilyas AS menyeru agar mereka hanya menyembah Allah, Pencipta langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya.

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ ۝ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلَا تَتَّقُونَ

“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: Mengapa kamu tidak bertakwa?”

(QS. Ash-Shaffat [37]: 123–124)

Namun, dakwahnya tidak begitu saja diterima dengan baik. Kaum Nabi Ilyas justru lebih memilih mempertahankan keyakinan sesat mereka daripada mendengarkan kebenaran. Meski demikian, Nabi Ilyas tetap sabar dan tidak berhenti berdakwah. Beliau meyakini bahwa hidayah terhadap seseorang atau suatu kaum sepenuhnya berada di tangan Allah.

Mukjizat Nabi Ilyas: Kekeringan Panjang

Kaum Nabi Ilyas terkenal keras kepala dan kebiasaan mereka adalah berbuat syirik. Mereka membuat patung bernama Ba'al atau ada juga yang menyebutnya Ba'la dan menganggapnya sebagai tuhan. Nabi Ilyas telah memperingatkan bahwa tidak ada yang layak dan berhak disembah kecuali Allah. Namun, seruan tersebut mereka abaikan. Maka turunlah azab berupa kekeringan panjang yang mengguncang negeri Ba‘labak.

أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ ۝ اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

“Patutkah kamu menyembah Ba‘al dan meninggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?”

(QS. Ash-Shaffat [37]: 125–126)

Selama tiga tahun penuh, langit menahan hujan. Tanaman layu, hewan mati kelaparan, dan manusia hidup dalam penderitaan. Meski tampak kejam, sebenarnya itulah bentuk kasih sayang Allah. Tuhan Yang Mahaesa memberi peringatan agar Bani Israil sadar dan kembali ke jalan tauhid. Di sinilah mukjizat Nabi Ilyas menunjukkan keagungan Allah, serupa dengan mukjizat Nabi Hud dan mukjizat Nabi Ishaq, yang juga membawa pelajaran iman bagi umatnya.

Mukjizat Nabi Ilyas: Turunnya Hujan

Setelah tiga tahun hidup dalam penderitaan, kaum Nabi Ilyas datang memohon belas kasihan. Mereka berjanji akan beriman jika hujan kembali turun. Dengan hati penuh keikhlasan, Nabi Ilyas menengadahkan tangan, memohon rahmat Allah agar hujan diturunkan di negeri mereka. Tak lama kemudian, hujan turun deras, bumi menjadi subur, dan kehidupan pulih seperti semula.

Namun, saat kehidupan membaik, mereka kembali kepada kekafiran dan berhala mereka. Nabi Ilyas hanya bisa berduka, lalu berdoa agar Allah mewafatkannya dari tengah kaum yang membangkang. Mukjizat ini menegaskan kelembutan hati seorang nabi yang tak membalas kejahatan dengan kebencian, tetapi menyerahkan segalanya kepada Allah.

Allah menunjukkan kasih sayang kepada Nabi Ilyas melalui firman yang berbunyi bahwa siapapun yang mendustakan dakwah sang nabi dan memilih berbuat syirik maka akan diganjar dengan panasnya api neraka.

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

“Maka mereka mendustakannya; karena itu mereka akan diseret (ke dalam neraka).”

(QS. Ash-Shaffat [37]: 127)

Mukjizat Nabi Ilyas: Pertemuan dengan Ilyasa

Pada suatu waktu, Nabi Ilyas berlindung di rumah seorang wanita salehah. Di rumah itu ada seorang anak muda bernama Ilyasa yang tengah menderita sakit berat. Melihat kondisinya, Nabi Ilyas berdoa dengan tulus agar Allah memberikan kesembuhan. Atas izin Allah, Ilyasa pun sembuh total. Itulah mukjizat Nabi Ilyas berikutnya yang menunjukkan bahwa kesembuhan hanyalah milik Allah, sebagaimana juga tampak dalam mukjizat Nabi Sulaiman.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً"

“Rasulullah ﷺ bersabda: Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.”

(HR. Bukhari)

Sejak saat itu, Nabi Ilyas menganggap Ilyasa seperti anaknya sendiri. Ilyasa tumbuh menjadi murid setia, belajar langsung tentang keikhlasan, kesabaran, dan kekuatan iman dari Nabi Ilyas. Kelak, dialah yang melanjutkan risalah tauhid di bumi Ba‘labak setelah Nabi Ilyas wafat.

Mukjizat Nabi Ilyas: Diangkat ke Langit

Setelah melewati banyak ujian, Allah memuliakan Nabi Ilyas dengan mukjizat luar biasa. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa saat beliau dikejar oleh kaumnya, datanglah makhluk bercahaya menyerupai api yang membawanya naik ke langit. Allah menganugerahkan kepadanya pakaian dari cahaya dan sayap seperti malaikat. Sejak saat itu, Nabi Ilyas disebut hidup dalam dzikir dan ibadah kepada Allah hingga waktu yang ditentukan.

سَلَامٌ عَلَىٰ إِلْ يَاسِينَ

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas.”

(QS. Ash-Shaffat [37]: 130)

Riwayat ini memang termasuk Israiliyat atau kisah yang dituturkan orang pada zaman Yahudi dan Nasrani, namun pesan moralnya sangat dalam. Allah meninggikan derajat orang yang sabar dan teguh di jalan-Nya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa siapa pun yang menjaga tauhid dengan sepenuh hati, akan dimuliakan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat.

Hikmah dari Mukjizat Nabi Ilyas

Kisah mukjizat Nabi Ilyas mengajarkan bahwa keajaiban bukan tujuan, melainkan tanda kebesaran Allah. Azab kekeringan menjadi pelajaran agar manusia tidak sombong terhadap nikmat-Nya. Kesembuhan Ilyasa menegaskan kasih sayang Allah berlaku bagi hamba-Nya yang beriman. Sementara itu, diangkatnya Nabi Ilyas ke langit adalah lambang kemuliaan bagi orang yang istiqamah dalam tauhid.

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.”

(QS. Ali ‘Imran [3]: 146)

Setiap mukjizat, baik milik Nabi Ilyas, Nabi Hud, Nabi Sulaiman, maupun Nabi Ishaq, menunjukkan hal yang sama yakni semua kekuatan berasal dari Allah SWT. Barang siapa bersabar dan tetap beriman, maka Allah akan memuliakannya sebagaimana Ia memuliakan para nabi dan rasul-Nya.

Pertanyaan seputar Mukjizat Nabi Ilyas

Siapakah Nabi Ilyas dalam Islam?

Nabi Ilyas adalah rasul Allah yang diutus kepada Bani Israil di Ba‘labak, Lebanon, untuk menyeru mereka kepada tauhid dan meninggalkan penyembahan berhala.

Apa mukjizat terbesar Nabi Ilyas?

Mukjizatnya antara lain doa yang menurunkan hujan setelah kekeringan panjang serta kesembuhan ajaib bagi Nabi Ilyasa.

Mengapa kaum Nabi Ilyas mendapat azab kekeringan?

Karena mereka menyembah berhala Ba'al atau ada juga yang menyebutnya Ba'ladan menolak ajakan Nabi Ilyas untuk bertakwa kepada Allah SWT.

Apakah Nabi Ilyas diangkat ke langit?

Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Allah mengangkat Nabi Ilyas ke langit dalam keadaan hidup, namun kisah ini termasuk Israiliyat yang belum pasti kebenarannya.

Apa hikmah dari kisah Nabi Ilyas?

Bahwa keimanan sejati lahir bukan dari keajaiban, tetapi dari hati yang tunduk kepada Allah. Mukjizat hanyalah pengingat akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |