Liputan6.com, Jakarta - Menyampaikan kultum singkat tentang adab sangat penting dilakukan karena adab adalah fondasi akhlak yang baik. Adab seorang muslim mencerminkan kesempurnaan imannya dan sangat memengaruhi hubungan mereka dengan Allah SWT serta sesama umat manusia.
Kultum singkat tentang adab juga mendorong seorang muslim belajar cara berperilaku yang baik. Mulai dari belajar menjaga lisan, menghormati orang tua, hingga mampu mengupayakan berinteraksi secara positif. Pada akhirnya, hal tersebut akan meningkatkan kualitas diri dan keberkahan dalam hidup.
Berikut Liputan6.com rekomendasikan tema sekaligus teks kultum tentang adab lengkap dengan dalilnya.
Kultum Singkat Soal Adab 1-3
1. Kultum Singkat tentang Adab kepada Orang Tua
Pentingnya menyampaikan kultum singkat tentang adab kepada orang tua ada di dua aspek, yakni sebagai rasa syukur dan kewajiban serta kunci utama memperoleh keridaan dan keberkahan dari Allah SWT. Berbakti kepada orang tua, artinya meneladani kasih sayang tanpa syarat yang diberikan oleh orang tua, sekaligus meyakini ridha orang tua adalah jalan untuk mendapatkan ridha-Nya.
Ini kultumnya:
Segala puji hanya bagi Allah yang mengajarkan manusia tentang kemuliaan akhlak. Salah satu akhlak paling agung ialah adab kepada orang tua. Kedudukan mereka sangat tinggi dalam syariat karena keduanya menjadi sebab hadirnya kehidupan di dunia, mengasuh sejak kecil, serta memberi kasih sayang tanpa pamrih.
Al-Qur’an memberikan arahan jelas mengenai kewajiban berbuat baik kepada ayah dan ibu. Dalam Surat Al-Isra’ ayat 23–24, Allah menegaskan: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar tidak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah satu di antara keduanya atau keduanya mencapai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan mengatakan ‘ah’ dan jangan membentak keduanya. Ucapkanlah perkataan yang mulia, dan rendahkanlah diri di hadapan keduanya dengan penuh kasih sayang serta panjatkan doa: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya sebagaimana keduanya telah mendidikku saat kecil.’”
Ayat tersebut menampilkan tiga perintah besar: berbuat baik, menjaga ucapan, serta mendoakan. Sikap hormat bukan hanya bersifat lahiriah, namun juga batiniah. Ucapan kasar, raut kesal, keluhan, serta bantahan keras termasuk perilaku yang sangat dilarang. Adab Islami mengajarkan kelembutan, penghormatan, dan kerendahan hati di hadapan orang tua.
Adab kepada ibu sangat ditekankan dalam banyak ayat dan hadis. Dalam Surat Luqman ayat 14–15, Allah menyampaikan: “Berbuat baiklah kepada kedua orang tua. Ibumu telah mengandung dirimu dalam keadaan lemah bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu...” Ayat tersebut menggambarkan besarnya jasa ibu yang mengandung dengan beban berat, melahirkan dengan perjuangan, serta menyusui dengan penuh pengorbanan. Allah memerintahkan manusia untuk membalas jasa tersebut dengan bakti, pelayanan terbaik, serta penghormatan penuh.
Rasulullah menegaskan betapa besar kedudukan orang tua. Dalam hadis riwayat Tirmidzi disebutkan: “Ridha Allah berada pada ridha orang tua, dan murka Allah berada pada murka orang tua.” Kalimat tersebut menunjukkan hubungan erat antara kondisi hati orang tua dengan kondisi amal seorang hamba. Ketika orang tua merasakan kebahagiaan, doa mereka menjadi pintu kebaikan yang sangat luas. Ketika keduanya merasa tersakiti, dampaknya sangat berat.
Menghadirkan adab kepada orang tua dapat dilakukan melalui beberapa langkah: pertama, menjaga ucapan agar selalu lembut dan santun. Kedua, memenuhi kebutuhan mereka dengan senang hati. Ketiga, mendahulukan kepentingan mereka selama tidak bertentangan dengan syariat. Keempat, mendoakan mereka setiap hari, baik saat keduanya masih hidup maupun setelah berpulang.
Bakti tidak berhenti ketika ajal menjemput. Doa, sedekah untuk mereka, serta melanjutkan kebaikan yang dahulu diajarkan oleh ayah dan ibu termasuk bagian dari adab berkelanjutan.
Adab kepada orang tua menjadi tanda kemuliaan iman. Hati yang lembut kepada mereka akan menghasilkan pribadi yang penuh keberkahan. Semoga setiap hamba mampu menjaga adab terbaik kepada ayah dan ibu, serta mendapatkan rahmat dari Allah melalui keridhaan keduanya.
2. Kultum Singkat tentang Adab Berinteraksi dengan Sesama
Menyampaikan kultum singkat tentang adab berinteraksi adalah salah satu upaya untuk membangun hubungan yang harmonis dan positif. Alasan utamanya, karena adab mampu menciptakan ikatan yang kuat berdasarkan sikap saling menghormati.
Adanya adab dalam sebuah hubungan, seseorang sedang mencerminkan kedewasaan dan menciptakan lingkungan produktif, baik di dalam sebuah keluarga, pekerjaan, maupun hidup bermasyarakat, serta menjauhkan dari adanya konflik.
Adab yang baik merupakan landasan untuk memperoleh ridha Allah SWT dan membentuk citra diri yang berakhlak baik. Pada akhirnya, ini akan mendatangkan keberkahan dalam hidup.
Ini kultumnya:
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi akhlak mulia dalam segala hubungan sosial. Interaksi antar manusia tidak hanya sekadar bertemu dan berbicara, tetapi juga menghadirkan tanggung jawab moral agar lingkungan menjadi tempat yang damai dan penuh kebaikan. Oleh karena itu, adab dalam bergaul menjadi salah satu pondasi utama kehidupan bermasyarakat.
Allah memberikan arahan penting dalam Surat Al-Maidah ayat 8: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Jangan sampai kebencian terhadap suatu kaum mendorong diri untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil lebih dekat kepada takwa.” Ayat tersebut mengajarkan dua prinsip: menegakkan keadilan dan mengendalikan hawa nafsu. Perbedaan pendapat, perbedaan suku, bahkan perselisihan lama tidak boleh mendorong seseorang untuk berlaku zalim kepada pihak lain.
Rasulullah menegaskan persaudaraan antar muslim dalam banyak kesempatan. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi, menelantarkan, dan menghinakan.” Pernyataan tersebut menuntut sikap saling menjaga kehormatan, saling membantu, serta saling menguatkan. Persaudaraan tersebut bukan sebatas slogan, namun harus tampak dalam sikap sehari-hari.
Selain larangan berbuat zalim, Islam juga menekankan pentingnya akhlak baik dalam interaksi. Dalam riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah bersabda: “Perkara paling berat dalam timbangan amal seorang Mukmin adalah akhlak yang baik.” Hal ini menegaskan bahawa perilaku baik, senyum tulus, ucapan lembut, dan tindakan penuh kasih tidak pernah sia-sia. Semua tercatat sebagai amal mulia yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
Adab berinteraksi meliputi beberapa sikap utama. Pertama, berbicara dengan lembut serta tidak menyakiti hati. Kata-kata kasar mudah merusak hubungan. Kedua, menghindari prasangka buruk, karena prasangka dapat melahirkan permusuhan tanpa sebab. Ketiga, menghormati hak setiap individu, seperti hak untuk dihargai, didengarkan, dan diperlakukan dengan adil. Keempat, memberikan pertolongan saat melihat kesulitan, karena membantu sesama menjadi wujud nyata dari iman.
Selain itu, sikap saling memaafkan juga penting. Tidak ada hubungan tanpa gesekan. Sifat pemaaf mampu mencairkan kekerasan hati dan menutup pintu kebencian. Rasulullah memberi teladan sebagai sosok paling lembut dan paling pemaaf, bahkan kepada mereka yang dahulu memusuhi beliau.
Adab berinteraksi bukan hanya untuk kelompok tertentu, namun untuk semua manusia. Semakin luas cakupan kebaikan seseorang, semakin besar pula ganjaran yang diperoleh. Interaksi yang baik akan membawa ketenangan, memperkuat persatuan, serta menghadirkan suasana sosial yang penuh kasih.
Semoga setiap muslim mampu menjaga adab dalam berinteraksi, menebarkan kebaikan, serta menjadikan akhlak mulia sebagai identitas di tengah masyarakat.
3. Kultum Singkat tentang Adab Umum
Pentingnya menyampaikan kultum singkat tentang tidak menyekutukan Allah (ketauhidan) karena syirik adalah dosa terbesar. Dosa syirik akan menghapus semua amal baik dan tidak akan diampuni oleh Allah, termasuk jika seseorang mati dalam keadaan itu.
Di sini, kultum akan berfungsi sebagai penguat keyakinan akan keesaan Allah. Seseorang akan didorong untuk menjauhi perbuatan syirik dalam segala bentuknya baik itu sebuah hal besar hingga hal-hal yang kecil seperti riya atau bergantung pada jimat.
Ini kultumnya:
Adab merupakan fondasi dalam kehidupan seorang hamba. Tanpa adab, ilmu kehilangan cahaya, dan amal kehilangan makna. Islam menempatkan adab pada posisi sangat tinggi, mulai dari adab terhadap Allah, adab terhadap sesama, hingga adab dalam ucapan maupun tindakan.
Salah satu nasihat paling indah tercantum dalam Surat Luqman ayat 13 yang menyampaikan pesan Luqman kepada anaknya: “Wahai anakku, jangan mempersekutukan Allah. Sesungguhnya syirik merupakan kezaliman yang besar.” Nasihat tersebut menunjukkan adab tertinggi dalam Islam, yaitu menjaga tauhid. Semua adab bermula dari keimanan kepada Allah yang Maha Esa. Ketika tauhid lurus, seluruh perilaku akan ikut lurus.
Selain itu, Allah juga menegaskan pentingnya adab dalam Surat Al-An’am ayat 151: “Jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua...” Ayat tersebut menggambarkan hubungan erat antara adab kepada Allah dan adab kepada orang tua. Dua hal tersebut menjadi kunci terbentuknya akhlak mulia.
Adab ucapan menjadi perkara penting dalam kehidupan manusia. Rasulullah memberi petunjuk dalam berbagai hadis. Dalam riwayat Al-Bukhari dan Ahmad, Rasulullah melarang kalimat yang menyamakan kehendak Allah dengan kehendak makhluk. Beliau bersabda: “Jangan mengatakan: ‘Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan.’ Namun katakan: ‘Atas kehendak Allah, lalu kehendak Fulan.’” Hadis tersebut mengajarkan adab dalam menjaga kalimat agar tauhid tetap murni.
Hadis lain dalam riwayat Ahmad menyebutkan: “Barangsiapa bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik.” Larangan ini mengajarkan kehati-hatian dalam ucapan. Sumpah hanya boleh memakai nama Allah, bukan makhluk. Hal ini mencegah pengagungan berlebihan terhadap makhluk, serta menjaga kehormatan nama Allah sebagai satu-satunya Zat yang pantas diagungkan.
Adab umum meliputi berbagai aspek. Pertama, menjaga perilaku agar tidak merugikan makhluk lain. Kedua, menjaga lisan agar tidak memfitnah, menggunjing, atau mencela. Ketiga, menjaga amalan lahir agar tidak melanggar batas syariat, seperti menjaga pandangan, mengendalikan emosi, dan meninggalkan perbuatan sia-sia. Keempat, menjaga kerendahan hati serta tidak merasa lebih mulia dibandingkan orang lain.
Adab juga tercermin dalam cara seseorang membawa diri di tengah masyarakat. Sikap ramah, tenang, sabar, serta menghormati setiap individu merupakan wujud nyata dari akhlak Islami. Rasulullah menjadi contoh paling sempurna dalam hal ini. Beliau menghadapi masyarakat dengan kelembutan, kesabaran, dan senyuman, sehingga banyak hati menjadi luluh.
Adab bukan hiasan luar, tetapi penanda kualitas hati. Semakin baik adab seseorang, semakin tinggi pula kedudukannya di sisi Allah dan manusia. Semoga setiap hamba mampu menghidupkan adab mulia dalam setiap langkah, menjaga hati agar tetap bersih, serta menjadikan ajaran Islam sebagai cahaya dalam seluruh aspek kehidupan.
Kultum Singkat Soal Adab 4-7
4. Kultum Singkat tentang Adab Membaca Al-Qur’an
Kultum tentang adab membaca Al-Qur'an dengan benar penting untuk menjaga kehormatan, meningkatkan kekhusyukan ketika membaca, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda serta berkah dalam hidup.
Adab ini sudah mencakup persiapan secara fisik (seperti bersuci, berpakaian yang sopan, serta bersiwak). Kemudian persiapan mental (berupa niat ikhlas, lalu ta'awudz), dan cara membacanya yang dianjurkan (menghadap ke kiblat, dibaca tartil).
Ini kultumnya:
Membaca Al-Qur’an merupakan amal agung dalam kehidupan seorang muslim. Selain menjadi ibadah lisan, kegiatan ini juga menjadi sarana penyucian hati dan peningkatan kualitas diri. Oleh karena itu, sangat penting memahami adab ketika berinteraksi dengan kalam suci.
Pertama, seorang muslim dianjurkan menghiasi suara saat melantunkan ayat suci. Rasulullah SAW bersabda, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim). Hiasan suara di sini bukan sekadar melagukan bacaan, namun menjaga makhraj, tajwid, dan ketenangan hati ketika melafalkan ayat. Suara indah lahir dari kekhusyukan dan penghayatan, bukan permainan nada tanpa tujuan.
Kedua, dianjurkan berada dalam keadaan suci. Hadits menyebutkan, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur'an melainkan orang yang suci.” (HR. Daruquthni). Mayoritas ulama menegaskan perlunya menjaga kesucian dari hadas besar ketika memegang mushaf. Kesucian lahir diharapkan menuntun pada kesucian batin agar interaksi dengan Al-Qur’an berlangsung penuh hormat.
Ketiga, bacaan ideal dilakukan dengan tartil serta menghadirkan ketenangan. Membaca perlahan, teratur, dan penuh perenungan lebih utama daripada memperbanyak ayat tanpa penghayatan. Ketika kondisi tubuh lelah atau konsentrasi menurun, dianjurkan berhenti sejenak agar ayat suci tidak dibaca sekadar sebagai gerakan lisan tanpa makna.
Keempat, mengamalkan isi Al-Qur’an. Hormat sejati terhadap kitab suci diwujudkan melalui penerapan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan para ulama, Al-Qur’an akan menjadi pembela bagi seorang hamba yang mengamalkan pesan-pesan ilahi, namun bisa menjadi saksi memberatkan bagi hamba yang mengabaikan tuntunan ilahi.
Kelima, sunnah membaca ta’awudz sebelum memulai bacaan: “A’udzu billahi minasy syaithonir rajiim.” Bacaan ini menjadi benteng dari gangguan setan yang sering menghalangi kekhusyukan.
Adab ini juga selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-A’raf ayat 199: “Jadilah pemaaf, perintahkan pada yang makruf, serta berpaling dari orang-orang bodoh.” Ayat ini menunjukkan betapa Al-Qur’an menjadi pedoman akhlak mulia, mulai dari kelembutan hati hingga sikap bijak dalam bergaul.
Dengan memenuhi seluruh adab ini, interaksi dengan Al-Qur’an bukan hanya memberi pahala, namun juga meningkatkan kualitas ruhani. Bacaan yang dihiasi ketulusan akan menenangkan jiwa, menguatkan tekad, serta menuntun langkah menuju kehidupan yang lebih berkah. Semoga setiap muslim memperoleh kedekatan dengan kalam suci, menjadikannya cahaya sepanjang perjalanan hidup.
5. Kultum Singkat tentang Adab di Majelis
Kultum yang membahas tentang adab di majelis penting karena adab yang baik akan mendatangkan banyak keberkahan. Adab baik juga membuat disukai banyak orang, serta memperoleh cinta dari Allah SWT dan Rasul-Nya.
Selain itu, adab juga membantu umat muslim di sebuah majelis menjaga keharmonisan dan memastikan setiap peserta di dalamnya memperoleh ilmu dengan tenang. Kultum singkat tentang adab ini mengingatkan agar umat muslim berupaya memperbaiki akhlak yang mulia.
Ini kultumnya:
Majelis ilmu dan majelis kebaikan merupakan tempat mulia yang menjadi sumber ketenangan serta peningkatan kualitas iman. Oleh sebab itu, menjaga adab ketika hadir di dalamnya termasuk bagian dari akhlak seorang muslim.
Allah menegaskan dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11: “Wahai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka berlapang-lapanglah. Allah akan memberi kelapangan bagimu.” Ayat ini mengajarkan sikap saling memberi ruang agar semua peserta mendapatkan kesempatan duduk dengan nyaman. Sikap lapang dada memperlihatkan kerendahan hati dan penghormatan terhadap sesama.
Rasulullah SAW juga menegaskan adab salam dalam majelis. Beliau bersabda, “Bila salah seorang kamu sampai di suatu majlis, maka berilah salam. Bila hendak duduk, duduklah bila layak. Bila hendak bangkit, hendaklah memberi salam lagi.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Salam melahirkan kedamaian dan rasa aman antara sesama muslim.
Hadis lain menyebutkan, “Tidak halal bagi seseorang memisahkan dua orang kecuali seizin keduanya.” (HR. Ahmad). Ini menegaskan pentingnya menjaga kenyamanan peserta lain serta menghindari tindakan yang bisa menimbulkan rasa tersinggung.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Apabila seorang di antara kamu bangkit dari tempat duduknya, kemudian kembali, ia lebih berhak atas tempat tersebut.” (HR. Muslim). Sabda ini mengajarkan penghargaan terhadap hak orang yang datang lebih dahulu.
Selain itu, seorang muslim dianjurkan menjaga ketenangan, tidak memotong pembicaraan, serta tidak membuat keributan yang mengganggu proses penyampaian ilmu. Semua tindakan tersebut mencerminkan sikap hormat terhadap ilmu, guru, serta peserta lain.
Majelis ilmu adalah tempat turunnya rahmat dan ketenangan. Dengan menjaga seluruh adab tersebut, seorang muslim akan mendapatkan manfaat lebih besar dari setiap pertemuan. Semoga hati senantiasa lembut menerima nasihat dan siap mengamalkan ilmu yang diperoleh.
6. Kultum Singkat tentang Adab Mengucapkan Salam
Kultum singkat tentang adab terkhusus mengucapkan salam penting karena salam merupakan doa, perekat tali silaturahmi, dan berpahala besar. Membahas salam dalam sebuah kultum dapat mengingatkan jemaah akan pentingnya saling mendoakan, mempererat hubungan sosial, dan menjalankan sesuai perintah Allah SWT.
Ini kultumnya:
Salam adalah identitas mulia dalam ajaran Islam. Ungkapan “Assalaamu’alaikum warahmatullaah” bukan sekadar sapaan, namun doa keselamatan, kasih sayang, serta keberkahan bagi orang lain.
Allah berfirman dalam QS. An-Nur ayat 27 agar setiap muslim mengucapkan salam ketika memasuki rumah. Firman lain dalam QS. An-Nisa ayat 86 menegaskan kewajiban membalas salam dengan balasan yang lebih baik atau setara. Sementara QS. An-Nur ayat 61 menganjurkan salam ketika masuk rumah, baik dihuni maupun tidak.
Rasulullah SAW bersabda, “Kamu memberi makan, menebarkan salam pada orang yang dikenal maupun tidak dikenal.” (HR. Bukhari). Sabda ini mengajarkan agar salam menjadi kebiasaan universal, tidak terbatas pada orang tertentu.
Dalam hadis lain disebutkan, “Bila seorang berjumpa dengan saudaranya sesama muslim, hendaknya ia mengucapkan: Assalaamu’alaikum warrahmatullaah.” (HR. Ahmad). Ucapan salam membuka pintu kebaikan dan mencairkan jarak antar individu.
Salam merupakan doa dan penyebar kedamaian. Ketika salam dihidupkan, rasa kasih, persaudaraan, dan keramahan tumbuh di tengah masyarakat. Salam juga menjadi penanda kerendahan hati serta kehendak baik dalam hati seorang muslim.
Menghidupkan adab ini bukan persoalan formalitas, namun bagian dari akhlak mulia yang disebutkan Rasulullah SAW sebagai amalan yang sangat dicintai. Rumah yang dibuka dengan salam akan dipenuhi ketenteraman, sedangkan perjalanan yang diiringi salam akan diberkahi.
Semoga semua muslim menjadikan salam sebagai hiasan lisan dan pembuka jalan bagi ikatan ukhuwah yang kokoh.
7. Kultum Singkat tentang Adab Berteman
Kultum singkat tentang adab berteman dapat mendorong seorang muslim berupaya membangun hubungan yang sehat, penuh keharmonisan, dan membawa keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
Kultum ini juga mendorong seseorang untuk fokus pada pemilihan teman yang baik dan memiliki akhlak mulia seperti mereka yang saling mengingatkan dalam kebaikan, menjaga privasi dengan baik, dan terbiasa berkomunikasi dengan sopan.
Memahami adab berteman merupakan kunci dari menjaga hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia) agar tidak sebatas pada kesenangan, tetapi juga sarana saling menasihati dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Ini kultumnya:
Persahabatan memiliki pengaruh besar dalam perjalanan hidup seseorang. Teman dapat mengangkat martabat atau justru menjerumuskan ke dalam keburukan. Oleh sebab itu, memilih teman yang saleh serta menjaga adab pergaulan merupakan tuntunan penting.
Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 119: “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah dengan orang-orang yang benar.” Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya mendampingi individu jujur, amanah, serta memiliki keteguhan iman.
QS. Az-Zukhruf ayat 67 menegaskan, “Teman-teman akrab pada hari itu menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang bertakwa.” Persahabatan yang dilandasi ketakwaan akan kekal hingga akhirat, sedangkan hubungan yang dibangun atas dasar kepentingan dunia sering berakhir dengan penyesalan.
QS. Al-Maidah ayat 2 juga memerintahkan agar manusia saling menolong dalam kebaikan dan takwa, serta tidak saling membantu dalam dosa maupun permusuhan. Prinsip ini menjadi dasar interaksi sehat antara sahabat.
Rasulullah SAW menambahkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, “Jika kalian bertiga, janganlah dua orang berbisik tanpa menyertakan orang ketiga, sebab hal itu membuatnya sedih.” Ini menunjukkan pentingnya menjaga perasaan teman, menghindari tindakan yang dapat memunculkan prasangka atau luka batin.
Adab berteman meliputi kejujuran, kesetiaan, menasihati dengan lembut, serta menjauhi sikap menusuk dari belakang. Sahabat yang baik tidak hanya hadir saat senang, namun juga ketika duka melanda. Sahabat yang baik saling mengingatkan dalam kebaikan, bukan saling mengajak pada maksiat.
Persahabatan saleh mendatangkan keberkahan hidup. Hati menjadi lebih kuat, langkah lebih terarah, serta iman lebih terjaga. Semoga setiap muslim diberi kesempatan bersahabat dengan insan yang selalu mengajak menuju kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan tercela.
Tips Menyampaikan Kultum tentang Adab dengan Menarik
Menyampaikan kultum singkat tentang adab secara menarik bisa dilakukan dengan penggunaan gaya bahasa yang santun dan lembut. Selingi dengan kisah inspiratif, menyelipkan humor yang tidak berlebihan, dan mengajak audiens untuk berinteraksi. Simak 7 tips menarik sebelum menyampaikan kultum tentang adab:
1. Memilih topik yang spesifik
Ketika ingin menyampaikan tema tentang adab, jangan mencoba membahas semua adab sekaligus. Fokuskan saja pada satu tema adab tertentu, misalnya adab kepada sesama, adab mengucapkan salam, dan seterusnya.
2. Menggunakan gaya bahasa yang santun dan lembut
Pastikan bisa menyamakan gaya bahasa kultum sesuai dengan materi yang disampaikan saat itu. Sampaikanlah dengan lemah lembut dan sebisa mungkin menghindari nada menggurui atau nada yang keras.
3. Sertakan dengan sisipan kisah atau contoh nyatanya
Misalnya bisa menceritakan kisah para sahabat Nabi, tokoh agama di sekitar, atau pengalaman pribadi yang saat itu relevan dengan tema adab yang sedang dibahas.
4. Menyelipkan humor yang sesuai
Humor yang tidak berlebihan artinya cerdas dan tidak menyinggung. Humor semacam ini dapat membuat audiens lebih rileks dan tertarik mendengarkan kultum. Pengalaman ini akan membuat mereka lebih mudah memahami dan berkesan.
5. Mengajak audiens untuk berinteraksi
Cobalah untuk mengajukan pertanyaan retoris, minta pendapat kepada mereka, atau mengisi q&a yang singkat. Interaksi sederhana seperti ini akan membuat audiens merasa lebih terlibat.
6. Menggunakan dalil yang kuat
Memastikan di dalam kultum singkat tentang adab ada ayat Al-Qur'an atau hadis yang menjadi dasar pembahasan. Hal tersebut akan membantu memperkuat argumen dan membuat dasar keilmuan lebih kokoh.
7. Mengakhirinya dengan nasihat bijak
Berikanlah kesimpulan dengan jelas dan sebisa mungkin memberikan saran-saran praktis yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
FAQ
1. Apa makna adab dalam Islam?
Adab adalah sikap terpuji yang mencerminkan akhlak, menjaga hubungan dengan Allah serta makhluk.
2. Mengapa kultum tentang adab penting?
Karena pesan adab membantu pembinaan karakter, menumbuhkan akhlak, serta menciptakan lingkungan penuh kedamaian.
3. Apa contoh adab sederhana dalam keseharian?
Bersikap sopan, menjaga lisan, menghormati orang tua, serta memperlakukan sesama dengan santun.
4. Adakah dalil yang mendorong pengamalan adab?
Banyak ayat dan hadis menegaskan pentingnya akhlak mulia, seperti perintah menjaga lisan, memuliakan orang tua, serta saling menolong.
5. Apa hasil dari pengamalan adab?
Hati menjadi lebih tenang, hubungan sosial semakin harmonis, serta amal semakin diberkahi.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436728/original/044564800_1765183886-Hadits_Tentang_Berpikir_Kritis.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435975/original/088945600_1765128102-Alokasi_Kuota_Jemaah_Haji_Reguler_Seluruh_Indonesia_kemenhaj__kemenhajri__haji__hajiindonesia.webp)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5243315/original/041356700_1749101370-20250605-Wukuf_di_Arafah-AFP_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5129728/original/006440200_1739305478-1739304657763_mimpi-bertemu-orang-tua-menurut-islam.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2300065/original/023860100_1533266876-wni-di-saudi-berbondong-bondong-daftar-jadi-petugas-badal-haji-1808027_3x2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4796769/original/097856700_1712461441-Screenshot__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4308341/original/047219400_1675137699-haji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5263199/original/049267800_1750788619-WhatsApp_Image_2025-06-25_at_00.00.09.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4455364/original/038213500_1686041471-Screenshot_20230606_101743_Drive.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5102800/original/012961600_1737448281-1737446419683_arti-doa-tidur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3579790/original/038873300_1632297815-pexels-rodnae-productions-8217647.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4990655/original/018003600_1730716747-tata-cara-sholat-tahajud-agar-keinginan-terkabul.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4011083/original/042080100_1651218283-20220429-Sholat-Jumat-Terakhir-Ramadhan-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846280/original/058735300_1562395380-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4340567/original/054250300_1677564937-20230228-Edukasi-Manasik-Haji-Anak-Faizal-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3108177/original/030261700_1587459748-299786-P7FMQK-120.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383864/original/030469300_1760697190-Berdoa_sebelum_bekerja.jpg)
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)




