8 Larangan di Bulan Rajab yang Tidak Boleh Dilanggar

16 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Larangan dan anjuran di bulan Rajab menjadi perhatian penting bagi umat Islam karena bulan ini memiliki kedudukan istimewa dalam kalender hijriah. Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, sehingga setiap amal dan pelanggaran memiliki bobot yang berbeda. Karena itu, memahami larangan dan anjuran di bulan Rajab menjadi bagian dari upaya menjaga kualitas ibadah dan akhlak.

Pembahasan tentang larangan dan anjuran di bulan Rajab tidak hanya berkaitan dengan ibadah ritual, tetapi juga menyentuh perilaku sosial dan sikap hati. Bulan ini sering dijadikan momentum evaluasi diri sebelum memasuki Ramadhan. Umat Islam diingatkan untuk lebih waspada dalam bersikap, berbicara, dan bertindak.

Secara teologis, kemuliaan bulan Rajab ditegaskan dalam Al-Qur’an sebagai bulan yang harus dijaga dari segala bentuk kezaliman. Setiap pelanggaran yang dilakukan pada bulan ini akan bernilai lebih berat dibanding bulan lainnya. Sebaliknya, amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas akan dilipatgandakan pahalanya.

Allah SWT menegaskan kemuliaan bulan-bulan haram dalam Surah At-Taubah ayat 36 yang menjadi dasar utama pemahaman tentang Rajab. Ayat ini menunjukkan bahwa bulan-bulan tersebut memiliki aturan moral yang lebih ketat. Karena itu, umat Islam diminta untuk lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalil Kemuliaan Bulan Rajab

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Inna ‘iddatasy syuhūri ‘indallāhitsnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas samāwāti wal-arḍa minhā arba‘atun ḥurum.

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram.”

Ayat tersebut menegaskan larangan berbuat zalim pada bulan-bulan haram termasuk Rajab. Zalim tidak hanya bermakna kekerasan fisik, tetapi juga mencakup dosa hati, lisan, dan perbuatan. Inilah yang membuat Rajab menjadi bulan penuh kehati-hatian.

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa larangan di bulan haram bersifat penekanan moral, bukan sekadar pembatasan waktu. Dosa tetap dosa kapan pun dilakukan, namun di bulan Rajab nilainya lebih berat. Hal ini menunjukkan betapa besar kehormatan bulan tersebut.

Salah satu larangan utama di bulan Rajab adalah melakukan peperangan atau kekerasan. Larangan ini sudah dikenal bahkan sejak masa Arab sebelum Islam. Islam kemudian menegaskan larangan tersebut melalui wahyu.

Larangan Berperang dan Kekerasan

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 217, Allah SWT menegaskan bahwa berperang di bulan haram merupakan dosa besar. Ayat ini turun sebagai jawaban atas pertanyaan sahabat terkait hukum peperangan di bulan mulia. Pesan utamanya adalah menjaga kedamaian dan keselamatan.

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ

Yas’alūnaka ‘anisy syahril ḥarāmi qitālin fīh.

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram.”

Larangan tersebut menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bulan Rajab menjadi waktu untuk menahan diri dari konflik dan permusuhan. Prinsip ini relevan dalam kehidupan sosial hingga saat ini.

Selain kekerasan, perbuatan zalim dalam bentuk apa pun sangat dilarang di bulan Rajab. Zalim kepada diri sendiri dengan maksiat termasuk pelanggaran serius. Begitu pula zalim kepada orang lain melalui ucapan dan tindakan.

Larangan Berbuat Zalim

Imam Ath-Thabari menjelaskan bahwa larangan zalim di bulan haram merupakan penegasan nilai moral. Umat Islam diminta lebih menjaga sikap, niat, dan perilaku. Kesalahan kecil yang diremehkan bisa berdampak besar di bulan Rajab.

Durhaka kepada orang tua juga termasuk larangan besar di bulan Rajab. Islam menempatkan ridha orang tua sebagai pintu ridha Allah SWT. Menyakiti hati orang tua, baik melalui ucapan maupun sikap, menjadi dosa yang berat.

Rajab seharusnya diisi dengan memperbaiki hubungan keluarga. Menghormati, membantu, dan mendoakan orang tua menjadi anjuran yang sangat ditekankan. Hal ini menjadi latihan spiritual menjelang Ramadhan.

Kesombongan termasuk larangan yang harus dijauhi di bulan Rajab. Sombong membuat seseorang merasa lebih baik dari orang lain. Sikap ini bertentangan dengan nilai ketakwaan dan kerendahan hati.

Larangan Sombong dan Riya

Riya dalam beribadah menjadi penyakit yang merusak amal. Bulan Rajab menuntut keikhlasan penuh dalam setiap ibadah. Amal yang tercampur riya berpotensi menggugurkan pahala.

Selain riya, maksiat lisan seperti gibah, fitnah, dan dusta harus dihindari. Lisan sering menjadi sumber dosa yang tidak disadari. Menjaga ucapan di bulan Rajab termasuk bagian dari ibadah.

Iri dan dengki juga dilarang karena merusak kebersihan hati. Penyakit hati ini dapat menghapus amal kebaikan. Rajab menjadi waktu tepat untuk membersihkan hati dari sifat tercela.

Menjaga pandangan termasuk larangan penting di bulan Rajab. Pandangan yang tidak terjaga bisa membuka pintu maksiat lainnya. Islam menekankan pengendalian diri sebagai benteng utama.

Menjaga Hati dan Anggota Tubuh

Selain larangan, Rajab juga sarat dengan anjuran memperbanyak amal saleh. Puasa sunnah, sholat malam, dan sedekah sangat dianjurkan. Semua dilakukan dengan niat yang lurus dan ikhlas.

Memperbanyak istighfar dan doa menjadi amalan yang dianjurkan di bulan Rajab. Bulan ini sering disebut sebagai bulan menanam amal. Ramadhan kelak menjadi bulan memanen hasilnya.

Ulama juga menganjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Interaksi dengan Al-Qur’an akan melembutkan hati dan pikiran. Ini menjadi bekal spiritual yang penting.

Rajab mengajarkan keseimbangan antara menjauhi larangan dan menjalankan anjuran. Keduanya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan beragama. Inilah inti ibadah yang utuh.

Kesadaran akan kemuliaan Rajab seharusnya membentuk sikap hidup yang lebih hati-hati. Setiap langkah dipertimbangkan dengan nilai takwa. Bulan ini menjadi alarm spiritual bagi umat Islam.

Rajab sebagai Momentum Perbaikan Diri

Tradisi ulama salaf menunjukkan penghormatan besar terhadap bulan Rajab. Mereka menahan diri dari perbuatan sia-sia. Waktu digunakan untuk muhasabah dan peningkatan iman.

Dalam konteks modern, nilai Rajab tetap relevan. Menjaga etika digital dan ucapan di media sosial termasuk bagian dari menjauhi larangan. Prinsipnya tetap menjaga diri dari dosa.

Rajab juga mengajarkan pengendalian hawa nafsu. Tidak semua keinginan harus dituruti. Kesabaran menjadi kunci keberhasilan spiritual.

Dengan memahami larangan dan anjuran di bulan Rajab, umat Islam memiliki panduan hidup yang jelas. Rajab bukan sekadar penanda waktu, tetapi ruang pembentukan karakter. Kesungguhan di bulan ini akan berdampak jangka panjang.

Pada akhirnya, larangan dan anjuran di bulan Rajab menjadi pengingat agar umat Islam semakin bertakwa. Bulan ini mengajarkan kehati-hatian, keikhlasan, dan kedisiplinan ibadah. Dengan memegang larangan dan anjuran di bulan Rajab, kualitas iman diharapkan terus meningkat.

People Also Talk

1. Apa itu bulan Rajab?Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam.

2. Mengapa dosa di bulan Rajab lebih berat?Karena Rajab memiliki kehormatan khusus sehingga pelanggaran bernilai lebih besar.

3. Apakah puasa Rajab wajib?Puasa Rajab hukumnya sunnah, bukan wajib.

4. Apa larangan utama di bulan Rajab?Larangan utama meliputi zalim, maksiat, riya, dan kesombongan.

5. Apa anjuran utama di bulan Rajab?Anjuran utama meliputi memperbanyak ibadah, istighfar, dan menjaga akhlak.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |