9 Mukjizat Nabi Ilyasa yang Dikenang Umat Sepanjang Zaman

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Nabi Ilyasa AS menempati posisi istimewa di antara para nabi Bani Israil. Selain karena iman yang teguh, banyak mukjizat Nabi Ilyasa yang melampaui logika manusia. Meski namanya hanya disebut dua kali dalam Al-Qur’an, kedudukannya sejajar dengan para nabi besar seperti Ismail, Yunus, dan Zulkifli. Nabi Ilyasa dikenal sangat tulis menjaga tauhid di tengah masyarakat yang mulai menjauh dari ajaran Allah SWT. 

Kisah hidup Ilyasa menjadi bukti bahwa kekuatan doa, kesabaran, dan keyakinan bisa mengubah sesuatu yang mustahil. Penerus Nabi Ilyas ini merupakan pewaris semangat kenabian yang terus menyala di tanah Syam, seperti keteguhan yang tampak dalam mukjizat Nabi Hud, mukjizat Nabi Sulaiman, dan mukjizat Nabi Ishaq yang sama-sama menegaskan kekuasaan Allah.

Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan kedudukan para nabi pilihan ini dalam Surah Al-An’am ayat 86–87:

وَإِسْمَاعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًاۚ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ (٨٦)

وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ وَإِخْوَٰنِهِمْۖ وَٱجْتَبَيْنَٰهُمْ وَهَدَيْنَٰهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ (٨٧)

“Dan Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Luth, masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya). Dan Kami lebihkan pula sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka dan Kami tunjuki mereka ke jalan yang lurus.” 

(QS. Al-An’am: 86–87)

Profil Nabi Ilyasa

Nabi Ilyasa AS berasal dari keturunan Bani Israil, dari garis keturunan Nabi Yusuf bin Ya‘qub bin Ishaq bin Ibrahim. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau adalah anak angkat Nabi Ilyas AS yang kemudian meneruskan perjuangan sang guru setelah wafatnya. Nabi Ilyasa diutus untuk berdakwah kepada kaum Ba‘labak di wilayah Lebanon, saat masyarakatnya banyak yang menyembah berhala. Berbekal kesabaran dan kebijaksanaan luar biasa, beliau menyeru kaumnya untuk kembali menyembah Allah SWT. Keteguhan ini menjadikannya teladan di antara para nabi, setara dengan kisah ketabahan dalam mukjizat Nabi Ilyas.

Dalam Surah Shad ayat 48–49, Allah berfirman:

وَٱذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَذَا ٱلْكِفْلِۖ وَكُلّٞ مِّنَ ٱلْأَخْيَارِ (٤٨)

هَٰذَا ذِكْرٞۚ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَـَٔابٖ (٤٩)

“Dan ingatlah Ismail, Ilyasa’, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan bagi mereka. Sesungguhnya bagi orang-orang bertakwa disediakan tempat kembali yang baik.” (QS. Shad: 48–49)

Ayat ini menegaskan bahwa Ilyasa bukan hanya seorang nabi pilihan, tetapi juga termasuk dalam golongan terbaik di sisi Allah. Nabi Ilyasa tidak sekadar melanjutkan risalah kenabian, tetapi juga memperjuangkan nilai-nilai keimanan warisan para nabi pendahulunya seperti Ibrahim dan Ishaq. 

Mukjizat Nabi Ilyasa: Menyembuhkan dari Penyakit Berat

Mukjizat Nabi Ilyasa yang pertama ialah saat ia disembuhkan dari penyakit parah melalui doa Nabi Ilyas. Saat muda, Ilyasa menderita sakit berat hingga hampir meninggal dunia. Nabi Ilyas berdoa dengan penuh keyakinan, dan seketika Allah menyembuhkan Ilyasa secara ajaib. Peristiwa ini menumbuhkan iman mendalam dalam hati Ilyasa, membuatnya bertekad mengikuti ajaran sang guru untuk menyeru kaumnya kembali kepada Allah. 

Setelah menjadi nabi, Ilyasa juga diberi kemampuan menyembuhkan orang-orang sakit atas izin Allah. Mukjizat ini menunjukkan hubungan spiritual kuat antara guru dan murid. Dari peristiwa ini, kita bisa belajar bahwa doa yang tulus dapat menembus batas logika dan mengundang rahmat dari langit.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Memurnikan Air Tercemar

Suatu hari, penduduk kota Yerikho mengadu kepada Nabi Ilyasa bahwa sumber air mereka berbau busuk dan menimbulkan penyakit. Beliau kemudian mengambil segenggam garam dan melemparkannya ke sumber air sembari berdoa agar Allah menyucikannya. Seketika air itu berubah menjadi jernih dan segar. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa mukjizat Nabi Ilyasa tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga ada yang berdampak nyata untuk kesejahteraan umat.

Mukjizat ini mengandung pesan tentang pentingnya doa dalam setiap usaha manusia. Garam yang digunakan bukan solusi utama, melainkan simbol usaha yang disertai keikhlasan dan permohonan kepada Allah. Sama halnya dengan mukjizat Nabi Hud, mukjizat ini mengingatkan bahwa hanya Allah yang mampu mengubah sesuatu yang rusak menjadi berkah. Dari kisah ini, kita diajarkan untuk tidak memisahkan ikhtiar dengan doa, sebab keduanya adalah jembatan menuju keberkahan Allah SWT.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Menetralkan Masakan Beracun

Suatu ketika, murid-murid Nabi Ilyasa memasak labu liar tanpa menyadari bahwa tanaman tersebut beracun. Saat mereka mengetahui bahaya itu dan menceritakan kepada sang guru,  Nabi Ilyasa segera meminta mereka menambahkan tepung ke dalam kuali. Berkat izin Allah, racun pun hilang dan makanan itu aman dikonsumsi. Mukjizat ini menjadi salah satu tanda kasih sayang Allah kepada hamba-hamba yang beriman dan taat kepada utusan-Nya. 

Di sisi lain, kisah ini juga menunjukkan bahwa para nabi memiliki ilmu yang melampaui zamannya. Mereka tidak hanya mengajarkan ketauhidan, tetapi juga memberi contoh penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Sama seperti mukjizat Nabi Sulaiman yang mencerminkan kebijaksanaan dan kecerdasan dalam menghadapi tantangan, mukjizat Nabi Ilyasa ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu yang disertai doa dan kesadaran spiritual. Sebab, segala sesuatu yang dimulai dengan niat baik akan membawa manfaat, meskipun awalnya tampak berbahaya.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Menghidupkan Anak yang Meninggal

Di antara mukjizat Nabi Ilyasa yang paling menggetarkan hati yakni saat beliau menghidupkan kembali seorang anak yang telah meninggal dunia. Anak itu adalah putra dari seorang wanita salehah di Sunem. Sebelumnya, perempuan salehah itu dijanjikan keturunan berkat doa Ilyasa. Namun, tidak lama setelah kelahirannya, anak tersebut tiba-tiba wafat. Berbekal keyakinan, Nabi Ilyasa berdoa kepada Allah dan membaringkan diri di atas tubuh anak itu, lalu Allah mengembalikan nyawanya. 

Kisah tersebut menunjukkan kekuatan doa seorang nabi dan kasih sayang Allah yang tak terbatas. Ilyasa tidak bersandar pada kekuatan dirinya, melainkan sepenuhnya pada kehendak Ilahi. Di sisi lain, mukjizat ini mengingatkan manusia tentang pentingnya harapan di tengah duka. Melalui kisah ini, kita belajar bahwa iman yang kuat dapat mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan dengan izin Allah.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Menyembuhkan Penyakit Kusta

Naaman, seorang panglima besar dari Kerajaan Aram, datang kepada Nabi Ilyasa untuk memohon kesembuhan dari penyakit kusta yang dideritanya. Sang nabi memerintahkannya agar mandi tujuh kali di Sungai Yordan. Awalnya Naaman ragu, namun ia akhirnya menuruti perintah itu, dan seketika kulitnya sembuh seperti sedia kala. Mukjizat Nabi Ilyasa yang menyembutkan Naaman membuat sang panglima besar akhirnya beriman kepada Allah dan tidak lagi menyembah berhala. Mukjizat ini memperlihatkan bahwa keikhlasan dan ketaatan adalah jalan menuju kesembuhan sejati.

Selain itu, kisah ini juga menjadi pelajaran bagi umat manusia agar tidak meremehkan perintah Allah. Dalam hal ini, mukjizat Nabi Ilyasa menegaskan makna ketaatan tulus tanpa keraguan sedikit pun. Dari kisah Naaman, kita memahami bahwa kesembuhan bukan hanya soal fisik, melainkan juga penyucian jiwa.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Menggandakan Minyak untuk Seorang Janda

Seorang janda miskin datang kepada Nabi Ilyasa sambil menangis karena terlilit utang dan terancam kehilangan anak-anaknya sebagai jaminan. Ilyasa menasihatinya untuk mengumpulkan wadah-wadah kosong, lalu menuangkan minyak dari kendi kecil yang ia miliki. Ajaibnya, minyak itu terus mengalir tanpa henti hingga semua wadah penuh. Wanita itu kemudian menjual minyak tersebut dan melunasi seluruh utangnya. Kisah ini menjadi salah satu mukjizat Nabi Ilyasa yang menggambarkan kemurahan hati Allah bagi orang yang beriman.

Mukjizat ini mengajarkan bahwa rezeki Allah tidak terbatas pada logika manusia. Berkat keikhlasan dan keyakinan, sesuatu yang tampak kecil bisa menjadi besar, sebagaimana terjadi pada mukjizat para nabi sebelumnya. Dari sini, kita diajak untuk percaya bahwa setiap kesulitan pasti disertai jalan keluar yang penuh berkah.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Memberkahi Roti untuk Ratusan Orang

Pada suatu waktu, Nabi Ilyasa hanya memiliki dua puluh roti kecil untuk memberi makan seratus orang. Atas izin Allah, makanan itu tidak habis hingga semua orang kenyang, bahkan masih tersisa. Mukjizat ini menjadi tanda nyata bahwa keberkahan Allah dapat memperbanyak sesuatu yang tampaknya sedikit. 

Di sisi lain, kisah ini menegaskan bahwa keberkahan sejati datang bukan dari jumlah yang banyak, melainkan dari keikhlasan dalam berbagi. Sama seperti mukjizat Nabi Ishaq yang membawa keturunan dan keberkahan bagi umatnya, mukjizat Nabi Ilyasa ini menunjukkan bahwa rezeki akan berlipat ganda bagi mereka yang percaya kepada Allah. Dari sini, kita belajar untuk tidak menilai nikmat dari besar kecilnya, tetapi dari keberkahan yang menyertainya.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Mengetahui Hal Gaib dan Mengalahkan Musuh tanpa Perang

Allah menganugerahkan kepada Nabi Ilyasa kemampuan mengetahui rencana musuhnya. Ketika Raja Aram hendak menyerang, Ilyasa memberi tahu Raja Yoram agar bersiap di lokasi tertentu. Saat pasukan Aram datang untuk menangkapnya, mereka dibuat buta oleh kehendak Allah. Menariknya, Ilyasa justru menuntun mereka ke kota Samaria dan membebaskan mereka tanpa menyakiti seorang pun. 

Kisah ini menunjukkan keagungan akhlak seorang nabi yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Nabi Ilyasa mencontohkan kedamaian dan kasih sayang dalam menghadapi permusuhan, sebagaimana mukjizat Nabi Hud dan mukjizat Nabi Ilyas yang juga membawa pesan moral bagi umatnya. Dari kisah ini, kita diajak memahami bahwa kemenangan sejati berasal dari kebersihan hati dan pertolongan Allah yang datang di saat yang tepat.

Mukjizat Nabi Ilyasa: Mengetahui Masa Depan Raja dan Penobatan Hazael

Ketika Raja Benhadad dari Aram jatuh sakit, ia mengutus Hazael untuk menanyakan kepada Nabi Ilyasa apakah dirinya akan sembuh. Ilyasa dengan tenang menjawab bahwa raja itu akan meninggal, dan Hazael kelak menggantikannya. Ramalan itu benar-benar terjadi: Benhadad wafat dan Hazael naik takhta menggantikannya. Mukjizat ini memperlihatkan bahwa Allah memberi sebagian pengetahuan ghaib kepada nabi pilihan-Nya untuk meneguhkan risalah kebenaran.

Di sisi lain, kisah ini menegaskan bahwa pengetahuan ghaib bukanlah milik nabi itu sendiri, melainkan anugerah dari Allah. Seperti halnya mukjizat Nabi Sulaiman yang diberi kemampuan memahami makhluk halus dan bahasa binatang, mukjizat Nabi Ilyasa ini menunjukkan betapa luasnya kebijaksanaan Ilahi yang dititipkan kepada hamba pilihan-Nya. Dari kisah ini, kita diajak untuk semakin yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di hadapan Allah.

Pertanyaan seputar Mukjizat Nabi Ilyasa

Siapakah Nabi Ilyasa dalam Islam?

Nabi Ilyasa adalah nabi dari Bani Israil yang meneruskan dakwah Nabi Ilyas untuk menyeru kaumnya kembali menyembah Allah SWT.

Di mana Nabi Ilyasa dimakamkan?

Beberapa riwayat menyebut makamnya berada di Al-Awjam, Arab Saudi, sementara versi lain menyebut di Turki dekat Diyarbakir.

Apa hubungan Nabi Ilyas dan Ilyasa?

Ilyasa adalah murid sekaligus penerus dakwah Nabi Ilyas setelah wafatnya sang guru.

Berapa kali nama Nabi Ilyasa disebut dalam Al-Qur’an?

Dua kali, yaitu dalam Surah Al-An’am ayat 86 dan Surah Shad ayat 48.

Apa mukjizat terbesar Nabi Ilyasa?

Menghidupkan anak yang telah meninggal serta memurnikan air yang rusak menjadi layak minum kembali.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |