Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab memiliki kedudukan tersendiri dalam kalender Islam sebagai salah satu bulan haram (al-asyhur al-hurum). Meski tidak ada teks hadis sahih yang secara spesifik memerintahkan ritual taubat tertentu di bulan Rajab, para ulama menganjurkan pembersihan diri (istigfhar) dan meninggalkan kezaliman demi mengagungkan kesucian bulan ini.
Bulan Rajab secara etimologi berasal dari kata at-tarjib yang berarti pengagungan. Dalam tradisi Islam, Rajab merupakan pintu pembuka menuju musim ibadah besar (Sya'ban dan Ramadhan).
Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid dalam 20 Faedah Terkait Bulan Rajab menjelaskan bahwa sebagai bulan haram, setiap perbuatan dosa di bulan ini memiliki konsekuensi yang lebih berat dibandingkan bulan lainnya. Oleh karena itu, taubat menjadi amalan paling krusial bagi seorang muslim untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Berikut ini adalah ulasan mengenai amalan taubat di bulan Rajab menurut ulama, dengan pendekatan literatur klasik dan pandangan ulama kontemporer, mencakup landasan filosofis teologi dan panduan praksisnya.
Pentingnya Taubat di Bulan Rajab
Ulama salaf memberikan analogi yang tepat mengenai posisi Rajab dalam siklus tahunan ibadah. Abu Bakar al-Balkhi, sebagaimana dikutip dalam Latha’if al-Ma’arif karya Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali menyatakan, '"Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya'ban adalah bulan menyiram tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen.'
Dalam konteks taubat, Rajab dipandang sebagai waktu untuk menanam benih penyesalan dan perbaikan diri. Taubat di bulan ini merupakan fase pembersihan hati dari kotoran maksiat, sebagaimana angin menyapu debu sebelum turunnya hujan rahmat di bulan Ramadhan.
Tanpa proses taubat di bulan Rajab, seorang hamba dikhawatirkan tidak akan mampu merasakan kemanisan ibadah di bulan-bulan berikutnya.
Faisal bin Ali al-Ba'dani dalam Keutamaan Bulan Rajab dalam Timbangan mengingatkan agar amalan taubat ini tetap berada dalam koridor sunah. Ulama menekankan dua aspek utama dalam taubat di bulan Rajab:
- Meninggalkan Kezaliman: Menghentikan segala bentuk dosa karena menghormati kesucian bulan haram.
- Istighfar Umum: Memperbanyak permohonan ampun tanpa mengkhususkan jumlah atau waktu tertentu yang tidak memiliki dasar dalil sahih, guna menghindari praktik bid’ah.
Berikut adalah amalan-amalan taubat yang dianjurkan menurut penjelasan para ulama dalam sumber tersebut
1. Menghentikan Segala Bentuk Kezaliman
Dalam kajian terhadap doa-doa di bulan Rajab, terdapat perdebatan akademis mengenai derajat hadis. Moh. Farhan Abdul Ghoni dalam Kajian Hadis Doa Memasuki Bulan Rajab memaparkan bahwa doa permohonan keberkahan (termasuk implikasi taubat di dalamnya) memiliki sanad yang dhaif (lemah), namun secara matan (konten) dapat diterima karena selaras dengan prinsip umum syariat.
Ini merupakan amalan taubat yang paling utama di bulan Rajab. Dalam ebook 20 Faedah Terkait Bulan Rajab, dijelaskan bahawa Allah SWT melarang keras hamba-Nya melakukan kezaliman di bulan-bulan haram.
Hal ini berdasar dalil, "..janganlah kamu menganiaya dirimu" (Surah At-Taubah: 36) bermaksud kita harus bertaubat dengan cara meninggalkan maksiat. Sebab, dosa yang dilakukan di bulan haram lebih besar dan lebih berat hukumannya berbanding bulan lain.
2. Memperbanyak Istighfar
Ulama menganjurkan agar bulan Rajab dijadikan momentum untuk membersihkan diri melalui istighfar. Walaupun tidak ada hadis sahih yang menetapkan bilangan atau lafaz istighfar tertentu yang khusus untuk Rajab, para ulama seperti Ibnu Rajab al-Hanbali menekankan pentingnya menyucikan hati.
Ini adalah persiapan agar ketika memasuki bulan Ramadhan, hati sudah bersih daripada noda maksiat. Di antara bacaan taubat yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Latin: Allahumma anta Rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u laka bidzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."
Doa Istighfar Umum (Pendek)
Selain Sayyidul Istighfar, terdapat pilihan istighfar lain yang umum digunakan untuk merutinkan taubat di bulan Rajab:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Teks Latin: Astaghfirullaahal 'adhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
3. Melakukan Taubat Nasuha
Dalam kutipan Abu Bakar al-Balkhi, bulan Rajab diibaratkan sebagai waktu untuk menanam. Amalan taubat di bulan ini bertujuan untuk "menanam" benih ketaatan.
Tanpa taubat yang sungguh-sungguh di bulan Rajab, seorang muslim akan sukar untuk "menyiram" amal di bulan Sya'ban dan "memanen" hasilnya di bulan Ramadhan. Maka, bertaubat adalah langkah awal untuk memperbaiki rutin ibadah.
4. Membaca Doa Permohonan Keberkatan
Walaupun status hadisnya diperdebatkan (lemah dari segi sanad), doa ini sering dikaitkan dengan keinginan seorang hamba untuk dibersihkan dan diberkati sebelum Ramadhan:
Lafaz: “Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhana.”
Doa ini mencerminkan harapan agar Allah memberikan waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri sehingga dapat mencapai bulan Ramadhan dalam keadaan yang lebih baik.
5. Menjaga Mutaba'ah (Mengikuti Sunnah)
Dalam dokumen Keutamaan Bulan Rajab dalam Timbangan oleh Faisal bin Ali al-Ba'dani, ditegaskan bahawa taubat yang paling benar adalah dengan kembali kepada sunnah Nabi SAW dan meninggalkan perkara-perkara bid'ah.
Umat Islam juga dianjurkan untuk tak melakuikan amalan-amalan yang tidak ada asalnya dalam agama (seperti solat khusus Ragha'ib yang dasarnya lemah/palsu) adalah sebagian dari proses taubat di bulan ini.
People Also Ask:
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Latha'if al-Ma'arif, pembersihan diri di bulan Rajab (dengan istighfar dan taubat) adalah kunci untuk meraih kemanisan ibadah di bulan Ramadhan.. Berikut adalah 5 faedah taubat di bulan Rajab:
1. Sebagai Fase "Menanam" yang Krusial
Taubat di bulan Rajab diibaratkan sebagai menanam benih. Tanpa melakukan taubat (menanam) di bulan ini, seseorang akan kehilangan momentum untuk menyiram amal di bulan Sya'ban dan mustahil bisa memanen kemanisan ibadah di bulan Ramadhan.
2. Menghindari Lipat Ganda Dosa di Bulan Haram
Karena Rajab adalah bulan haram, melakukan maksiat di dalamnya memiliki konsekuensi dosa yang lebih besar. Bertaubat di bulan ini berfaedah untuk menghentikan kezaliman diri agar terhindar dari murka Allah yang lebih berat di waktu yang disucikan.
3. Pembersihan Hati (Isti'dad) Menuju Ramadhan
Taubat berfungsi sebagai sarana "membersihkan debu" dalam jiwa. Dengan bertaubat di bulan Rajab, seorang mukmin mengondisikan hatinya agar lebih jernih dan siap menerima limpahan rahmat saat memasuki bulan puasa nanti.
4. Mendapatkan Keberkahan Waktu dan Usia
Sebagaimana esensi doa "Allahumma barik lana fi Rajab", bertaubat di bulan ini membawa faedah keberkahan pada sisa umur. Seseorang yang bertaubat akan menggunakan waktunya untuk hal yang bermanfaat, sehingga hidupnya lebih diberkati hingga sampai ke bulan Ramadhan.
Menjaga Kemurnian Ibadah (Mutaba'ah)
Salah satu faedah taubat di bulan Rajab adalah kembali kepada sunnah dan meninggalkan bid'ah. Bertaubat dari amalan-amalan yang tidak ada dalilnya (seperti ritual yang dianggap palsu) membantu seorang muslim memurnikan ketaatannya hanya berdasarkan tuntunan Nabi SAW.
People also Ask:
Ahmadu Rasulullah Muhammad Rasulullah dibaca kapan?
Amalan Jumat terakhir di bulan Rajab membaca Ahmad Rasûlullâh Muhammad Rasûlullâh dibaca sebanyak 35 kali ketika khatib duduk di antara khutbah pertama dan kedua seperti yang ditulis Ustadz Mubasysyarum Bih berjudul Amalan pada Jumat Terakhir Bulan Rajab.
Amalan apa saja yang harus dilakukan di bulan Rajab?
Shalat sunah seperti Dhuha, Tahajud, dan shalat rawatib menjadi amalan yang sangat dianjurkan di bulan Rajab. Dengan memperbanyak shalat sunah, umat Islam dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah SWT. Rajab adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki interaksi dengan Al-Qur'an.
Zikir apa yang dibaca di bulan Rajab?
Latin: Subhaanallaahil hayyul qayyuum. Artinya: "Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya." Cara mengamalkan dzikir 1-10 Rajab di atas yakni dibaca sebanyak 100 kali.
Apa saja 4 larangan di bulan Rajab?
Mari Kenali 5 Larangan di Bulan Rajab, Apa AjaJangan berbuat dzalim pada diri sendiri. Melanggar semua perintah dan larangan Allah SWT. ...
- Tidak berselisih atau perang. ...
- Dilarang melakukan pembunuhan. ...
- Dilarang berbuat maksiat. ...
- Dilarang balas dendam.
Apa arti Ahmadu Rasulullah Muhammad Rasulullah?
Artinya: “Ahmad utusan Allah, Muhammad utusan Allah.” Bagi kaum pria lebih afdhal dibaca di antara dua khutbah agar khutbah tetap bisa disimak dengan khusyuk.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846286/original/063923800_1562395389-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji10.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863721/original/068009200_1718356035-20240614-Jamaah_Haji_di_Mina-AP_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4463324/original/051349000_1686577046-SA_I.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451540/original/053220900_1766307642-WhatsApp_Image_2025-12-21_at_09.57.19.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2898274/original/080785500_1567273060-Pawai-Obor4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5455417/original/084015300_1766655228-Gemini_Generated_Image_w0c7rcw0c7rcw0c7.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3309137/original/055065200_1606475068-nurhan-yC70QqvrPRk-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4010958/original/004782000_1651214800-20220429-Itikaf-Lailatul-Qadar-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1817306/original/097946200_1514746860-Kembang-Api-Monas1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5073993/original/091259700_1735691045-WhatsApp_Image_2024-12-31_at_16.05.22.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5232681/original/059350000_1748244365-Gemini_Generated_Image_hs2t9hs2t9hs2t9h.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5210969/original/067795200_1746521381-48245f82-ed09-40ef-883e-a15efe7e07c5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435250/original/089688200_1765013911-_DSC2841.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3639110/original/044468000_1637473322-mengaji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1100208/original/031739700_1451743525-20160101-Kembang-Api-Penjuru-Dunia-AFP-Photo-01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4700453/original/094011300_1703750925-Ilustrasi_malam_pergantian_tahun__perayaan_Tahun_Baru.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5455045/original/016894200_1766623215-baribadah_di_malam_lailatul_qadar.jpg)


















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)










