Liputan6.com, Jakarta - Sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW dan dikerjakan pada waktu matahari mulai naik hingga menjelang waktu dzuhur. Namun, masih sering muncul pertanyaan, apakah sholat dhuha membaca doa iftitah?
Sholat ini dikenal sebagai sholat untuk memohon kelapangan rezeki sekaligus sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Para ulama menegaskan kedudukan sholat dhuha sebagai sunnah muakkadah, yakni ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Imam an-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa sholat dhuha memiliki keutamaan besar karena Rasulullah SAW senantiasa mengerjakannya.
Dalil kesunnahan sholat dhuha salah satunya termaktub dalam hadis riwayat Dari Abu Dzar, Nabi SAW bersabda, yang artinya: “Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 1704).
Terkait dengan pertanyaan apakah sholat dhuha membaca doa iftitah, berikut ini penjelasan hukum iftitah dalam sholat dhuha, dan tata caranya yang benar.
Apakah Sholat Dhuha Membaca Doa Iftitah?
Ya, sholat Dhuha membaca doa iftitah. Namun begitu, perlu dipahami bahwa iftitah adalah sunnah sholat, bukan bagian dari rukun sholat, yang artinya dikerjakan atau tidak, maka sholatnya tetap sah. Doa iftitah adalah pembuka sholat yang mengandung pujian dan permohonan ampunan, namun tidak termasuk rukun atau wajib sholat.
Imam An-Nawawi menjelaskan, membaca doa iftitah adalah sunnah menurut jumhur (mayoritas) ulama. "Jika seseorang meninggalkannya, shalatnya tetap sah dan tidak perlu sujud sahwi," demikian dikutip dari Al'Majmu Syarah Muhadzab.
Terkait apakah sholat dhuha membaca doa iftitah, pandangan Syekh Nawawi al-Bantani dalam dalam Nihâyatuz Zain menjelaskan, doa iftitah sunnah dilaksanakan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awudz di dalam setiap sholat selain sholat jenazah. Sedangkan untuk sholat jenazah tidak disunnahkan karena shalat jenazah memang dianjurkan singkat.
“Setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awudz disunnahkan membaca doa iftitah di selain shalat jenazah. Sedangkan di dalam shalat jenazah tidak disunnahkan membaca doa iftitah karena shalat jenazah dianjurkan untuk singkat dalam pelaksanaannya.” (Nihâyatuz Zain).
Itu artinya, baik sholat wajib maupun sunnah, disunnahkan membaca iftitah, terkecuali sholat jenazah.
Dasar kesunahan dan waktu membaca iftitah berdasar hadis dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdiri dalam shalat, beliau diam sesaat sebelum membaca (al-Fatihah). Aku bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, apa yang engkau baca ketika diam antara takbir dan bacaanmu?" Beliau menjawab:
"Aku membaca: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ" (HR. Bukhari no. 744 dan Muslim no. 598)
Bacaan Doa Iftitah
1. Bacaan Doa Iftitah Pertama
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiroo Wasubhanallahi bukratawwaashiila
Artinya: Allah Maha Besar dengan kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, mahasuci Allah di pagi hari dan di sore hari.
Dasar dalil doa iftitah di atas adalah hadis riwayat Ibnu Umar RA. Disebut dalam Hasyiyah Turmusyi, Ibn Umar berkata:
“Ketika kami sedang shalat bersama Rasulullah ﷺ, seorang lelaki di antara kaumnya berkata:
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًاArtinya: Maka Nabi ﷺ bertanya: “Siapakah yang mengatakan kalimat tadi?” Lelaki itu menjawab, “Aku, Wahai Rasulullah.” Nabi ﷺ bersabda, “Aku takjub atas kalimat itu, pintu-pintu langit terbuka karenanya.” Sahabat Ibnu Umar berkata, “Aku tidak pernah meninggalkan ucapan itu semenjak aku mendengar Rasulullah ﷺ mengatakan hal itu.” (HR Muslim).
2. Doa Iftitah Lengkap
Diriwayatkan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa apabila Nabi ﷺ berdiri memulai shalat, Beliau membaca doa:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ. أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ. تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Latin: Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fathara As-Samawaati wa Al-Ardhi Haniifan Musliman Wa Maa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaayaa Wa Mamaatii Lillahi Rabbi Al-‘Aalamiin. Laa Syariika Lahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.
Allahumma Antal Maliku Laa Ilaaha Illaa Anta, Anta Rabbii Wa Anaa ‘Abduka Dzalamtu Nafsii Wa’Taraftu Bidzanbii Faghfirlii Dzunuubi Jami’ann Innahu Laa Yaghfiru Al-Dzunuuba Illaa Anta, Washrif Annii Sayyiahaa Laa Yashrifuhu Annii Sayyiahaa Illaa Anta. Labbaika Wa Sa’daika Wa Al-Khairuu Kulluhu Fii Yadaika Wa Al-Syarru Laysa Ilaika Anaa Bika Wa Ilayka Tabaarakta Wa Ta’aalayta Astaghfiruka Wa Atuubu Ilayka.
Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada ilah (sesembahan) selain Engkau. Engkaulah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Tunjukkanlah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang dapat menunjukkannya kecuali Engkau. Dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang dapat menjauhkannya dariku kecuali Engkau. Aku memenuhi panggilan-Mu dan bersiap sedia untuk-Mu. Seluruh kebaikan ada di tangan-Mu, dan keburukan tidak berasal dari-Mu. Aku bergantung kepada-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu”. (HR. Muslim)
Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap Waktu Membaca Iftitahnya
Tata Cara sholat dhuha tak berbeda dengan sholat wajib atau sunnah lainnya. Setelah takbiratul ikhram, dianjurkan membaca doa iftitah.
Dalam Buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya Ustadz Abu Quro dijelaskan, sholat dhuha sekurang-kurangnya dua rakaat, boleh empat rakaat atau delapan rakaat. Adapun waktunya yaitu mataharu setinggi lebih dari 7 hasta dari bumi, atau kira-kira pukul 07.00-11.00 WIB lebih, sebelum dzuhur.
Berikut ini adalah tata caranya:
1. Niat
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
latin: Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat, karena Allah ta'ala"
2. Takbiratul Ihram
اللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."
Saat takbiratul ihram di dalam hati meniatkan 'sholat dhuha niat shalat sunnah dhuha dua rakaat, karena Allah ta'ala'.
3. Membaca doa iftitah
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Latin: Allaahu akbar kabiiraw walhamdu lillaahi katsiira wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiila. Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya: "Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim." (HR. Muslim, No. 185)
Syekh Nawawi al-Bantani dalam dalam Nihâyatuz Zain menjelaskan, bacaan doa iftitah dibaca setelah takbiratul ikhram, sebelum disela dengan bacaan lainnya. Bacaan iftitah ini dikecualikan dibaca pada sholat jenazah.
Maka doa iftitah pada sholat Dhuha dilakukan setelah takbiratul ikhram.
Setelah itu membaca taawudz:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِLatin: A'udzu billahi minasy syaithonir rojiim
Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
4. Membaca surah Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn: Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinash-shirāthal-mustaqīm. Shirāthal-ladzīna an'amta 'alaihim ghairil-maghḍūbi 'alaihim wa ladh-ḍāllīn.
Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
5. Membaca Surah Al Qur'an (Opsional)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ. مَلِكِ النَّاسِۙ. اِلٰهِ النَّاسِۙ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِࣖ
Latin: Qul a‘ûdzu birabbin-nâsKatakanlah (Nabi Muhammad), malikin-nâs, ilâhin-nâss, min syarril-waswâsil-khannâs, alladzî yuwaswisu fî shudûrin-nâs, minal-jinnati wan-nâs.
Artinya: Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
6. Rukuk (dengan tuma'ninah)
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ
Latin: Subhaana rabbiyal 'adziimi
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung". Bacaan ini dianjurkan dibaca sebanyak tiga kali atau lebih.
7. I'tidal (dengan tuma'ninah)
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Latin: Sami'allahu liman hamidah
Artinya: "Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya".
8. Sujud pertama (dengan tuma'ninah)
سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdihi
Artinya: Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya.
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ. وَارْحَمْنِيْ. وَاجْبُرْنِيْ. وَارْفَعْنِيْ. وَارْزُقْنِيْ. وَاهْدِنِيْ. وَعَافِنِيْ. وَاعْفُ عَنِّي
Latin: Rabbighfirlii, Warhamnii, Wajburnii, Warfa'nii, Warzuqnii, Wahdinii, Wa'aafinii, Wa'fu 'annii.
Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah aku. Dan rahmatilah aku. Cukupkanlah kekuranganku. Dan angkatlah derajatku. Dan berilah rezeki kepadaku. Dan berilah petunjuk kepadaku. Dan berilah kesehatan kepadaku. Dan maafkanlah aku.
10. Sujud kedua dengan tuma'ninah
Sama dengan bacaan sujud pertama
11. Bangkit dan melaksanakan rakaat kedua: Sesuai yang dilakukan pada rakaat pertama.
Adapun pilihan surat dari Al-Qur'an setelah Al-Fatihah boleh berbeda.
12. Tasyahud akhir
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
Latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
Artinya: Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan keselamatan, serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan bagi kami dan bagi hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Bacaan Shalawat Nabi dan Doa Perlindungan
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
Latin: Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim fil 'alamin, innaka hamidun majid.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau limpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau limpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
13. Salam
Mengucapkan salam
السلام عليكم ورحمة الله
Latin: Assalāmu ʿalaikum wa-raḥmatu-llāh
Artinya: Semoga keselamatan, rahmat Allah
Beberapa menambahkan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Latin: Assalāmu ʿalaikum wa-raḥmatu-llāhi wa-barakātuh
Artinya: Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah padamu".
Salam Kedua:
Adapun salam kedua hukumnya sunnah. Apabila dilakukan mendapat pahala, tapi jika ditinggalkan tidak berdosa dan sholat tetap sah.
Mengucapkan السلام عليكم ورحمة الله lagi sambil menoleh ke kiri. Pada salam kedua ini, umumnya tidak ditambahkan "wa barakātuh" oleh sebagian ulama yang berpendapat demikian.
Kemudian dapat kembali melaksanakan shalat dhuha sesuai dengan total jumlah rakaat yang diinginkan. Misalnya untuk empat rakaat 2-2 enam rakaat 2-2-2 dan seterusnya, hingga bilangan yang dianjurkan yaitu 8 atau 12 rakaat.
Doa setelah Sholat Dhuha
Dalam Kitab Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, Syaikh Abu Bakar Utsman bin Muhammad ad-Dimyathi al-Bakri membagikan doa setelah sholat dhuha. Berikut bacaannya:
Doa Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata 'ismatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin.
Artinya: Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang salih.
Setelah itu dianjurkan untuk memperbanyak bacaan doa berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Latin: Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya: Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.
Syekh Ad-Dimyathi juga menganjurkan doa ini dibaca sebanyak 40 atau 100 kali.
Waktu Terbaik Sholat Dhuha
Dalam Kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan waktu terbaik sholat dhuha.
- Dhuha adalah waktu setelah matahari meninggi hingga mendekati waktu zawal (mendekati Zhuhur). Shalat Dhuha disebut pula dengan subhah adh-dhuha. Shalat sunnah disebut dengan subhah.
- Waktu shalat Dhuha dalam pandangan madzhab Syafii, waktunya dari matahari meninggi hingga waktu zawal (matahari tergelincir).
- Waktu ikhtiyar (pilihan) adalah ketika telah lewat seperempat siang.
- Shalat Dhuha disebut dengan sholat awwabin karena orang yang melakukannya kembali melakukan ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya di mana saat itu orang-orang begitu sibuk dengan pertanian, dagangan, dan urusan dunia lainnya.
- Adapun waktu utama untuk shalat Dhuha adalah saat matahari sangat panas. Waktu shalat Dhuha dimulai dari matahari meninggi setelah matahari terbit.
Keutamaan Sholat Dhuha
1. Sebagai ampunan dosa
Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah swt, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan
2. Tidak dianggap orang yang lalai
Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha.
3. Dhuha sebagai sedekah.
Rasulullah bersabda, yang artinya: Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua raka’at (HR Muslim).
4. Dibangunkan Istana di Surga
“Rasulullah Saw bersabda: ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, maka Allah Swt akan membangunkan baginya istana dari emas di surga’.”(HR Ibnu Majah)
5. Seperti Terlahir Kembali
Seiring bertambahnya usia kita, bertambah pula dosa-dosa yang kita catatkan. Sadar tidak sadar, banyak keputusan-keputusan dalam hidup yang kita ambil berdasarkan hawa nafsu belaka. Dengan menjalankan shalat Dhuha secara istikamah, kita bisa menjernihkan lagi diri kita.
6. Kebutuhan Tercukupi
Keutamaan shalat Dhuha yang lainnya adalah ia menjadi pembuka rezeki bagi kita, karena Allah berjanji menjamin kebutuhan kita mulai pagi hingga sore. Artinya kita akan merasa cukup dan jauh dari kesulitan. Shalat Dhuha juga akan menjadikan kita orang-orang yang senenatiasa bersyukur dan mengingat nikmat Allah.
7. Pahala seperti Haji dan Umrah
Menjalankan rukun Islam kelima, yakni berhaji atau umrah adalah hal yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh semua muslim. Sebab, ibadah ini membutuhkan biaya yang cukup besar, fisik yang mumpuni, dan mentalitas yang kuat. Namun, kita tetap bisa mendapatkan pahalanya dengan melaksanakan shalat Dhuha.
8. Sehat Fisik dan Mental
Shalat Dhuha adalah shalat yang dilaksanakan dengan rentang waktu mulai pagi hingga menjelang siang. Ini adalah waktu terbaik bagi manusia untuk memulai aktivitas. Shalat bisa meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan energi yang positif untuk menjalani hari.
9. Masuk Surga Lewat Pintu Khusus
Kebahagiaan terbesar umat muslim mungkin adalah saat bisa masuk ke surga-Nya dalam keadaan baik. Apalagi bila masuknya melalui “penghargaan” yang luar biasa. Shalat Dhuha adalah bisa menjadi jalan pembuka untuk “penghargaan” tersebut, yakni pintu masuk khusus menuju surga.
“Rasulullah Saw bersabda: ‘Sesungguhnya di surga kelak terdapat pintu yang bernama adh-Dhuha, dan pada hari kiamat nanti akan terdengar panggilan, di manakah orang-orang yang melanggengkan shalat Dhuha, ini adalah pintu kalian masuklah kalian dengan rahmat Allah Swt’.”(HR Thabrani)
People also Ask:
1. Apakah saat sholat sunnah membaca doa iftitah?
Ya, disunnahkan membaca doa iftitah saat sholat sunnah, seperti halnya pada sholat fardhu, kecuali pada sholat jenazah. Hukum membacanya adalah sunnah, yang berarti jika dilakukan mendapat pahala, tetapi jika ditinggalkan sholat tetap sah. Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah.
2. Apa saja yang dibaca ketika sholat dhuha?
Sholat Dhuha merupakan salat sunah yang dilakukan dengan dua rakaat salam. Batas minimalnya adalah dua rakaat dan maksimalnya 12 rakaat. Setiap mengerjakan Sholat Dhuha membaca surat pendek setelah Al-Fatihah. Adapun surat yang dianjurkan dibaca yakni As-Syamsu, Ad-Dhuha, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas.
3. Apakah sah shalat tanpa membaca doa iftitah?
Ya, sholat tanpa doa iftitah adalah sah karena doa iftitah termasuk sunnah, bukan rukun shalat, sehingga meninggalkannya tidak membatalkan shalat. Namun, membaca doa iftitah dianjurkan untuk mendapatkan pahala sunnah dan menyempurnakan ibadah, kecuali ada alasan tertentu seperti terburu-buru atau tidak tahu.
4. Apakah sholat qobliyah subuh tidak membaca doa iftitah?
Tidak, dalam salat qobliyah subuh disunnahkan membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram, namun tidak wajib, sehingga sholat tetap sah jika doa iftitah tidak dibaca karena hukumnya adalah sunnah, bukan rukun. Jika Anda terburu-buru, Anda bisa langsung membaca Al-Fatihah setelah takbiratul ihram dan tetap mendapatkan pahala karena telah melaksanakan sholat.

1 month ago
25
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)