Liputan6.com, Jakarta - Pasar merupakan pusat aktivitas ekonomi yang dinamis, tempat bertemunya penjual dan pembeli setiap hari. Membaca doa masuk pasar sesuai sunnah menjadi amalan penting untuk memohon keberkahan dan perlindungan.
Amalan ini tidak hanya sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk kesadaran spiritual di tempat yang rentan terhadap godaan duniawi. Rasulullah SAW pun dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA telah memerintahkan umatnya untuk melafalkan doa setiap kali akan masuk ke pasar.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Minggu (28/9/2025).
Doa Masuk Pasar Sesuai Sunnah: Bacaan, Latin, dan Artinya
Membaca doa saat memasuki pasar merupakan amalan yang diajarkan dalam Islam, dengan beberapa versi bacaan yang diriwayatkan. Doa ini bertujuan untuk memohon perlindungan dari hal-hal negatif di pasar dan mengharapkan keberkahan dalam setiap transaksi. Mengamalkan doa masuk pasar sesuai sunnah menjadi langkah spiritual penting bagi setiap Muslim.
Menurut riwayat, Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk melafalkan doa setiap kali akan masuk ke pasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesadaran spiritual di tempat yang seringkali melalaikan.
Berikut adalah beberapa versi doa masuk pasar yang dapat diamalkan, sebagaimana dikutip dari buku Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa karya Ust. Ahmad Zacky El-Syafa dan Kumpulan Doa Mustajab Sepanjang Hayat karya Nurdin Hasan.
1. Doa Masuk Pasar Versi Pertama
Bacaan Arab:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin: "Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarika lahu lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu biyadihil khairu wahuwa 'alaa kulli syaiin qadiirun."
Artinya: "Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia adalah Zat Yang Menghidupkan dan Mematikan serta Dia adalah Zat Yang Maha Hidup tidak akan mati. Dalam kekuasaan-Nya segala kebaikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Tirmizi).
2. Doa Masuk Pasar Versi Kedua
Bacaan Arab:
بِسْمِ اللهِ الهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ السُّوْقِ وَخَيْرَ مَافِيهَا أعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَافِيهَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أصِيْبَ فِيْهَا يَميْنًا فَاجرَةً أَوْ صَفَقَةً حَاسِرَةً
Latin: "Bismillaahi allaahumma innii as'aluka khairo haadzihis suuqi wa khaira maa fiihaa wa a'uudzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa. Allaahumma innii a'uudzu bika an ushiiba fiihaa yamiinan faajirotan au shafaqatan khaasirotan."
Artinya: "Dengan nama Allah ya Allah, aku memohon kepada Engkau kebaikan pasar ini dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau jangan aku terkena musibah padanya, karena sumpah durhaka atau laba yang merugikan." (HR. Hakim).
Keutamaan Membaca Doa Masuk Pasar Sesuai Sunnah
Membaca doa masuk pasar sesuai sunnah memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. Keutamaan ini menunjukkan betapa pentingnya mengingat Allah SWT bahkan di tempat yang seringkali melalaikan seperti pasar.
Dari ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir):
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” maka Allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga – ”.
Hadits tersebut menunjukkan besarnya pahala bagi orang yang berzikir saat masuk pasar.
Imam ath-Thiibi menjelaskan bahwa orang yang berzikir kepada Allah di pasar termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat, sebagaimana firman Allah dalam QS an-Nuur: 37-38.
Zikir ini lebih utama jika diucapkan dengan lisan disertai dengan penghayatan akan maknanya dalam hati, karena zikir yang dilakukan dengan lisan dan hati adalah lebih sempurna dan utama. Seorang Muslim yang datang ke pasar untuk mencari rezeki yang halal, dengan selalu berzikir kepada Allah Ta’ala, akan diberkahi usahanya.
Mengapa Pasar Dibenci Allah SWT? Perspektif Islam tentang Pasar
Pasar, meskipun menjadi pusat kehidupan ekonomi, memiliki sisi yang kurang disukai dalam pandangan Islam karena potensi penyimpangan dan kelalaian yang terjadi di dalamnya. Pemahaman ini penting untuk menggarisbawahi mengapa amalan seperti doa masuk pasar sesuai sunnah sangat dianjurkan.
Terkait dengan pasar, ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa Allah SWT membenci tempat tersebut karena suatu alasan. Dinukil dari buku Amalan-Amalan Pembuka Pintu Rezeki karya Nasrudin & Husnul Akib, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid, dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar.” (HR Muslim).
Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menerangkan alasan di balik hadits tersebut, yaitu karena di pasar banyak sekali tindakan kecurangan, penipuan, riba, persaingan duniawi, dan terkadang membuat manusia lalai terhadap perintah-Nya. Oleh karena itu, pasar adalah tempat berkumpulnya setan dan bala tentaranya, sehingga orang yang berzikir di tempat seperti itu berarti dia telah memerangi setan dan tentaranya.
Meskipun demikian, Islam tidak melarang aktivitas pasar, melainkan memberikan pedoman agar pasar tetap menjadi tempat yang mendatangkan berkah dan kerahmatan Allah SWT. Konsep pasar dalam Islam menekankan pada keadilan, kejujuran, dan transparansi, serta menghindari segala bentuk distorsi yang merugikan.
Mekanisme Pasar dalam Islam: Perspektif Historis dan Teoritis
Mekanisme pasar dalam Islam telah menjadi topik kajian yang mendalam sejak masa Rasulullah SAW hingga para ulama klasik. Konsep ini jauh mendahului pemikiran ekonomi Barat, dengan penekanan pada keadilan dan keseimbangan.
Jurnal Al-Maqasid, Volume 4 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2018, "Konsep Pasar yang Islami" oleh Adanan Murroh Nasution, menjelaskan bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk pengelolaan pasar dan segala bentuk mekanismenya.
Pada masa Rasulullah SAW, pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat Muslim. Rasulullah sendiri adalah seorang pebisnis dan setelah menjadi Rasul, beliau berperan sebagai pengawas pasar atau al-Muhtasib di Madinah, memastikan mekanisme pasar berjalan secara Islami. Beliau sangat menghargai harga yang terbentuk oleh pasar sebagai harga yang adil dan menolak intervensi harga selama perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang murni.
Para ulama klasik seperti Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu Taymiyah, dan Ibnu Khaldun telah mengembangkan konsep mekanisme pasar secara ilmiah. Abu Yusuf, yang hidup di awal abad kedua Hijriyah, telah membahas tentang hukum supply and demand dalam perekonomian, menolak pandangan bahwa harga hanya ditentukan oleh kuantitas barang semata.
Ibnu Taymiyah, sekitar lima abad sebelum Adam Smith, juga membicarakan mekanisme pasar menurut Islam melalui konsep teori harga dan kekuatan supply and demand dalam karyanya Al-Hisbah fil Islam.
Kajian tentang mekanisme pasar ini menunjukkan bahwa Islam memiliki kerangka ekonomi yang komprehensif, yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada keadilan dan kemaslahatan umat. Ini sejalan dengan semangat di balik amalan doa masuk pasar sesuai sunnah, yang memohon keberkahan dalam setiap aktivitas ekonomi.
Distorsi Pasar dalam Islam: Ihtikar, Riba, Tadlis, dan Gharar
Islam sangat melarang praktik-praktik yang dapat mendistorsi pasar dan merugikan masyarakat. Distorsi pasar ini mencakup berbagai bentuk kecurangan dan ketidakadilan yang dapat merusak keseimbangan ekonomi. Menghindari praktik-praktik ini adalah bagian integral dari etika Muslim di pasar, melengkapi niat baik saat membaca doa masuk pasar sesuai sunnah.
-
Penimbunan Barang (Ihtikar)
Pedagang dilarang melakukan ihtikar, yaitu penimbunan barang dengan tujuan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan besar di atas keuntungan normal. Larangan ihtikar terdapat dalam sabda Nabi SAW, "Tidak melakukan ihtikar kecuali orang yang bersalah (berdosa)" (HR. Tarmizi).
Imam Nawawi dengan tegas mengatakan ihtikar terhadap kebutuhan pokok haram hukumnya karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Dr. Mustaq Ahmad dalam bukunya Business Ethics in Islam juga mengomentari bahaya praktik penimbunan, baik uang tunai (iktinaz) maupun barang (ihtikar), yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
-
Riba
Al-Qur'an sangat mengecam keras pemakan riba dan menyebutnya sebagai penghuni neraka. Riba secara etimologis berarti pertambahan, dan secara syar'i adalah penambahan tanpa adanya 'iwadh (imbalan).
Ini mengacu pada premi yang harus dibayar peminjam kepada pemberi pinjaman bersama dengan pinjaman pokok yang disyaratkan sejak awal. Islam melarang riba untuk menegakkan keadilan dan menghapuskan eksploitasi dalam transaksi bisnis.
-
Tadlis (Penipuan)
Tadlis ialah transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party). Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-sama ridha) dan informasi yang sama (complete information).
Tadlis dapat terjadi dalam kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan, di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain (asymmetric information).
-
Jual Beli Gharar (Ketidakjelasan/Ketidakpastian)
Jual beli gharar ialah suatu jual beli yang mengandung ketidakjelasan atau ketidakpastian. Gharar dan tadlis sama-sama dilarang karena mengandung incomplete information. Namun, dalam gharar, ketidakpastian dialami oleh kedua belah pihak, seperti jual beli ijon atau menjual ikan yang masih di dalam kolam. Gharar juga dapat terjadi pada kualitas, kuantitas, harga, dan waktu.
Prinsip-Prinsip Pasar Islami
Pasar Islami dibangun di atas fondasi prinsip-prinsip etika dan moral yang kuat, memastikan keadilan, transparansi, dan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat. Prinsip-prinsip ini menjadi landasan bagi setiap Muslim yang berinteraksi di pasar, termasuk saat mengamalkan doa masuk pasar sesuai sunnah, agar transaksi yang dilakukan mendatangkan berkah.
- Ar-Ridha (Kerelaan): Setiap transaksi harus didasarkan pada kerelaan antara masing-masing pihak (freedom contract). Ini berarti tidak ada paksaan atau penipuan dalam jual beli, memastikan kedua belah pihak merasa puas.
- Persaingan Sehat (Fair Competition): Pasar harus bebas dari praktik-praktik yang menghambat persaingan sehat, seperti penimbunan (ihtikar) atau monopoli yang merugikan konsumen. Persaingan yang sehat mendorong efisiensi dan inovasi.
- Kejujuran (Honesty): Kejujuran adalah pilar penting dalam Islam. Islam melarang keras kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun, karena nilai kebenaran berdampak langsung pada transaksi dan masyarakat luas.
- Keterbukaan (Transparency): Transaksi harus dilakukan dengan keterbukaan, di mana semua pihak memiliki informasi yang jelas dan benar mengenai barang atau jasa yang diperdagangkan. Ini mencegah tadlis dan gharar.
- Keadilan (Justice): Keadilan harus ditegakkan dalam setiap aspek pasar, mulai dari penetapan harga hingga distribusi barang, memastikan tidak ada pihak yang dirugikan atau dieksploitasi. Konsep the price of the equivalent (tsaman al-mitsl) dalam Islam menekankan harga yang adil.
Al-Ghazali dalam kitab Al-Ihya Ulumuddin mengaitkan segala kegiatan ekonomi dengan moral dan akhlak yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, termasuk pasar. Ia membahas pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, serta bekerjanya kekuatan permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga. Prinsip-prinsip ini memastikan pasar berfungsi sebagai sarana ibadah dan kemaslahatan.
FAQ
1. Apa itu doa masuk pasar?
Doa masuk pasar adalah bacaan zikir yang diajarkan Rasulullah SAW ketika seorang Muslim memasuki pasar, sebagai bentuk mengingat Allah SWT.
2. Mengapa doa masuk pasar penting diamalkan?
Karena pasar sering melalaikan, doa ini menjadi pengingat spiritual agar terhindar dari godaan duniawi dan mendapat keberkahan.
3. Apa bacaan doa masuk pasar yang diajarkan Rasulullah SAW?
Salah satunya berbunyi: “Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah...” dengan arti memuji dan mengagungkan Allah SWT.
4. Apa keutamaan membaca doa masuk pasar?
Allah SWT mencatat sejuta kebaikan, menghapus sejuta kesalahan, meninggikan sejuta derajat, bahkan membangunkan rumah di surga bagi yang membacanya.
5. Apakah ada lebih dari satu versi doa masuk pasar?
Ya, terdapat beberapa riwayat doa, di antaranya yang diriwayatkan Tirmizi dan Hakim, semuanya memiliki tujuan perlindungan dan keberkahan.
6. Mengapa pasar disebut tempat yang dibenci Allah SWT?
Karena di pasar sering terjadi penipuan, riba, kelalaian dari ibadah, dan berkumpulnya godaan duniawi.
7. Apakah Islam melarang aktivitas di pasar?
Tidak, Islam justru mendorong jual beli yang adil, jujur, transparan, serta sesuai etika syariat agar mendatangkan keberkahan.

1 month ago
29
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)