Liputan6.com, Jakarta - Doa Abu Nawas merayu Allah, yang dikenal luas sebagai syair Al-I'tiraf, merupakan salah satu karya sastra spiritual paling menyentuh dalam khazanah Islam. Syair ini bukan sekadar untaian kata, melainkan sebuah pengakuan tulus atas segala dosa dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Sang Pencipta.
Syair Al-I'tiraf telah menjadi populer di kalangan umat Islam. Menurut Muhammad Ali Fakih dalam bukunya Abu Nawas: Sufi dan Penyair Ulung yang Jenaka, Abu Nawas adalah seorang pujangga Arab klasik yang juga dikenal sebagai ahli sufi, yang syair-syairnya lambat laun menjadi lebih bernuansa religi dan kepasrahan kepada Allah.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Minggu (28/9/2025).
Bacaan Doa Abu Nawas Merayu Allah (Arab, Latin, dan Artinya)
Doa Abu Nawas yang paling terkenal adalah syair Al-I'tiraf, yang berarti "pengakuan". Syair ini merupakan pengakuan Abu Nawas kepada Tuhan dan mengandung permohonan ampunan atas dosa-dosanya.
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً , وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِفَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ , فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ , فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِوَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ , وَذَنْبيِ زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِإِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ , مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَفَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ , وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ
Latin:Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan, wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimiFa hablii taubatan waghfir zunuubii, fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimiDzunuubii mitslu a’daadir rimaali, fa hablii taubatan yaa dzaaljalaaliWa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi, wa dzambii zaa-idun kaifah timaaliIlaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka, muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aakaFa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun, wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Artinya:"Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim.Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar.Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya?Wahai, Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu.Maka jika Engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?"
Makna Mendalam Doa Abu Nawas Al-I'tiraf
Syair Al-I'tiraf adalah sebuah doa pengakuan kepada Tuhan yang diciptakan oleh Abu Nawas. Doa ini sangat populer di kalangan umat Islam karena maknanya yang mendalam dan kerendahan hati yang terpancar dari syair tersebut.
Syair ini mengungkapkan perasaan penyesalan dan pengakuan Abu Nawas atas dosa-dosanya yang banyak, serta keinginannya untuk mendapatkan pengampunan dan rahmat Tuhan.
Makna denotatif syair ini menggambarkan arti langsung dari kata-kata, sementara makna konotatif mencakup lapisan-lapisan makna yang lebih dalam. Hal ini menggambarkan pengalaman batin yang universal bagi seseorang yang beriman, mengungkapkan rasa penyesalan, ketakutan, kerendahan hati, ketergantungan penuh, harapan, dan keyakinan akan rahmat Allah, sebagaimana diulas dalam Mauriduna: Journal of Islamic Studies.
Penelitian oleh Muzawwir dalam Jurnal Skripsi: Analisis Lirik Lagu “Sebuah Pengakuan” Karya Abu Nawas: Kajian Semiotika Charles Sanders Peirce menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam syair ini adalah harapan untuk mendapatkan ridho Allah, rahmat Allah, dan kesucian diri.
Tujuannya adalah agar dapat menggapai tempat di sisi Tuhan Yang Maha Suci. Syair ini berhasil membuat puisi ratapan atau elegi yang sampai saat ini mampu mewakilkan suara hati banyak orang, dengan tema luapan emosi perihal segala dosa dan permohonan ampun kepada Tuhan.
Sejarah dan Sosok Abu Nawas di Balik Syair Al-I'tiraf
Abu Nawas, dengan nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami, adalah seorang pujangga Arab klasik yang hidup pada abad ke-8 Masehi.
Ia dikenal sebagai seorang sufi yang cerdas dan jenaka, serta penyair ulung yang syair-syairnya meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam khazanah sastra Arab dan Islam. Julukan "Abu Nawas" sendiri diperolehnya karena rambutnya yang ikal dan panjang sebahu.
Menurut buku Abu Nawas: Sufi dan Penyair Ulung yang Jenaka karya Muhammad Ali Fakih, Abu Nawas lahir di Provinsi Ahwaz, di wilayah Khuzistan (Elam Kuno) atau sebelah barat daya Persia, sekitar tahun 757 M. Ia kemudian menjadi murid penyair Kufah keturunan Persia, Abu Usamah Walibah bin al-Hubab al-Asadi, yang sangat memengaruhi gaya puisinya.
Kisah asal mula syair Al-I'tiraf ini berasal dari kumpulan cerita Kisah 1001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati. Dalam salah satu riwayat, syair ini ditemukan di kantong baju Abu Nawas menjelang akhir hayatnya. Hal ini kemudian membuat Imam Syafi'i bersedia mensholati jenazahnya meskipun sebelumnya enggan karena reputasi Abu Nawas yang kontroversial.
Siti Nur Aidah dalam bukunya 25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia juga menyebutkan bahwa Abu Nawas menciptakan syair ini sebagai pengakuan dirinya yang merasa tidak layak untuk mendiami surga.
Filosofi dan Spiritualitas dalam Rayuan Abu Nawas kepada Allah
Syair Al-I'tiraf mencerminkan kebijaksanaan dan kecerdasan Abu Nawas dalam menyampaikan pesan spiritual. Dalam syair tersebut, Abu Nawas merayu Tuhan dengan ungkapan bahwa ia tidak pantas menjadi penghuni surga namun juga tidak sanggup menjadi penghuni neraka, lalu memohon tobat dan ampunan atas dosa-dosanya.
Ungkapan ini menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dan kesadaran akan keterbatasan manusia.
Puisi I'tiraaf Abu Nawas merupakan puisi Arab zaman dinasti Abbasiyah yang memiliki nilai spiritual yang tinggi. Abu Nawas dalam syairnya menggunakan diksi yang cukup mengundang perasaan emotif mendalam dengan pilihan kata (diksi) yang tepat dan sering bersifat kiasan, seperti dijelaskan dalam eJurnal UNG: 64 Syair Al-I'tirof Karya Abu Nawas dalam Perspektif Filsafat Bahasa.
Analisis semiotika terhadap syair ini, seperti yang dilakukan oleh Muzawwir, mengungkapkan bahwa di balik pengakuan ketidakpantasan di surga dan ketidaksanggupan di neraka, tersirat makna keinginan untuk mendapatkan ridho Allah.
Selain itu, pengakuan atas dosa-dosa yang bagaikan bilangan pasir dan umur yang terus berkurang menunjukkan kesadaran akan hakikat manusia yang tak luput dari kesalahan, sehingga memunculkan harapan akan rahmat Allah. Puncak dari rayuan ini adalah permohonan kesucian dan keinginan untuk berada di tempat yang suci bersama Yang Maha Suci, sebagai hasil dari penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Waktu dan Manfaat Mengamalkan Doa Abu Nawas
Doa Abu Nawas dapat dibacakan kapan saja sesuai kebutuhan. Namun, doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat, khususnya setelah melaksanakan ibadah salat Jumat, dan dapat diamalkan sebanyak lima kali. Mengamalkan syair Al-I'tiraf setiap setelah salat Jumat juga dianggap sebagai amalan rutin di hari Jumat.
Membaca doa Abu Nawas diyakini membawa sejumlah manfaat spiritual dan batiniah dilansir dari berbagai sumber:
- Memohon Pengampunan dan Bertaubat: Doa ini menjadi amalan untuk merenungkan dosa-dosa dan memohon pengampunan, memberikan kesempatan untuk introspeksi dan meminta ampunan atas kesalahan.
- Meningkatkan Keimanan: Setiap kata yang diucapkan menjadi ikatan spiritual yang mendalam dengan Allah SWT, membantu merasakan kehadiran-Nya.
- Memperoleh Kedamaian Batin: Proses refleksi dalam doa membantu menenangkan pikiran dan hati, menciptakan rasa kesejukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Memurnikan Hati: Diyakini memiliki efek membersihkan hati dari dosa dan kesalahan, menyucikan jiwa dari beban yang tidak perlu.
- Menyadarkan atas Dosa-dosa di Masa Lalu: Meningkatkan kesadaran terhadap dosa-dosa yang mungkin terlewatkan, sebagai pengingat untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
- Melengkapi Amalan di Hari Jumat: Membangun kebiasaan kuat dalam menjaga hubungan spiritual dengan Allah SWT, dianggap sebagai investasi kecil yang memberikan hasil besar dalam mengembangkan iman.
- Menyadarkan atas Keterbatasan Kita: Ungkapan dalam doa mencerminkan pengakuan atas keterbatasan manusia dan ketergantungannya pada Allah SWT, membantu memahami bahwa kita adalah makhluk lemah yang membutuhkan petunjuk dan pertolongan-Nya.
FAQ
1. Apa itu Doa Abu Nawas merayu Allah (Al-I’tiraf)?
Doa ini adalah syair pengakuan dosa dan permohonan ampun karya Abu Nawas, berisi kerendahan hati seorang hamba di hadapan Allah.
2. Siapa Abu Nawas?
Abu Nawas bernama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami, seorang penyair Arab klasik abad ke-8 M yang dikenal sebagai sufi dan pujangga ulung.
3. Mengapa doa ini populer di kalangan umat Islam?
Karena syairnya menyentuh hati, penuh penyesalan, dan mengajarkan kerendahan hati serta harapan akan rahmat Allah.
4. Apa inti makna dari syair Al-I’tiraf?
Intinya adalah pengakuan dosa, kesadaran akan keterbatasan manusia, dan harapan untuk mendapat ampunan serta rahmat Allah.
5. Kapan doa ini sebaiknya dibaca?
Dapat dibaca kapan saja, namun dianjurkan setelah salat Jumat dan diamalkan secara rutin di hari Jumat.
6. Apa manfaat membaca doa Abu Nawas?
Manfaatnya antara lain memperdalam iman, memohon ampunan, menenangkan batin, menyadarkan akan dosa, dan membersihkan hati.
7. Apakah ada doa Abu Nawas lain selain Al-I’tiraf?
Ya, salah satunya doa permohonan jodoh, meskipun tidak sepopuler dan tidak sesyariat Al-I’tiraf.

1 month ago
30
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)