Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dalam perjalanan hidupnya. Memohon kepada Allah SWT agar ditutup aib adalah sebuah kebutuhan bagi setiap Muslim.
Permohonan ini tidak hanya tentang menjaga reputasi di mata manusia, tetapi juga mencerminkan kesadaran akan kelemahan diri serta harapan akan rahmat dan kasih sayang Ilahi. Mengutip buku Agenda Harian Muslimah oleh Tri Maya Yulianingsih, ada doa yang bisa dibacakan Rasulullah SAW ketika pagi dan sore hari agar Allah menutupi aib diri.
Doa agar ditutup aib oleh Allah merupakan salah satu bentuk tawakal dan pengakuan atas kekuasaan-Nya dalam menjaga kehormatan hamba-Nya. Seorang Muslim berharap Allah akan melindungi dari terbukanya aib di dunia maupun di akhirat.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/10/2025).
Bacaan Doa Agar Ditutup Aib oleh Allah (Arab, Latin, dan Artinya)
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk memohon agar ditutup aib dan diberikan keselamatan adalah doa yang sangat komprehensif. Doa ini mencakup permohonan perlindungan dan afiat dalam berbagai aspek kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Doa ini memohon ampunan, keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan harta, serta perlindungan dari segala rasa takut. Permohonan ini juga meminta agar Allah menjaga dari segala arah, menunjukkan ketergantungan penuh seorang hamba kepada Allah SWT.
Berikut adalah bacaan doa agar ditutup aib oleh Allah, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan artinya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ في الدُّنْيَا وَالآخرةِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراتي وَآمِنْ رَوْعَاي، اللهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمَنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أَغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Arab latin: Allahumma inna 'as'alukal 'afiiyati fiddunya wal akhirat, Allahumma inna 'as'alukal 'afwa wal 'afiyata fidini wa dunyaa ya wa 'ahli wa malii, Allahummastur 'auratii waa min rau'atii, Allahummakh fathnii min baini yadayya wa man khalfii wa 'an yamiinii wa 'ansyimaa lii wa min fauqii wa a'udzu bi'athamatika an 'ughtaa lamin tahti.
Artinya: "Ya Allah, aku mohon kepada-Mu afiat di dunia dan akhirat, Ya Allah, aku mohon ampunan dan afiat dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aibku dan berilah aku keamanan dari segala rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari arah depanku, di belakangku, dari kanan dan kiriku serta di atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu dari dibenamkan ke dalam bumi." (HR Ahmad dan lainnya.)
Pentingnya Menutupi Aib dalam Islam
Dalam ajaran Islam, menutupi aib, baik aib diri sendiri maupun aib orang lain, merupakan perilaku yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar. Allah SWT tidak menyukai perbuatan menggunjing atau membuka aib, karena hal tersebut dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara sesama Muslim.
Menurut buku Para Musuh Allah: Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat oleh Rizem Aizid, sesama Muslim wajib menutupi aib satu sama lain. Hal ini dikarenakan Allah tidak menyukai perbuatan menggunjing, yang secara tidak langsung membuka aib seseorang.
Menutupi aib orang lain berarti menjaga privasi dan kehormatan seseorang dengan tidak menyebarkan keburukan atau kesalahan yang pernah dilakukannya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk melindungi martabat individu dan menghindari tindakan yang dapat merendahkan atau mempermalukan mereka di hadapan umum.
Perilaku ini juga mencerminkan akhlak mulia yang meniru sifat Allah SWT yang Maha Penutup Aib. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR Muslim).
Dalil Al-Qur'an tentang Larangan Mengumbar Aib
Al-Qur'an secara tegas melarang umat Islam untuk mencari-cari kesalahan dan menggunjing orang lain, yang merupakan bentuk dari mengumbar aib. Larangan ini bertujuan untuk menjaga kehormatan dan persaudaraan antar sesama Muslim.
Dalam buku Manajemen Diri untuk Kebahagiaan Dunia Akhirat oleh Dr. H. Tobari (2022), disebutkan bahwa Islam melarang umatnya untuk menyebarkan aib orang lain kecuali dalam situasi yang sangat mendesak. Salah satu ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan larangan ini adalah Surat Al-Hujurat ayat 12.
Surat Al-Hujurat ayat 12 berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Ayat ini secara jelas menyamakan perbuatan menggunjing (ghibah) dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah mati, sebuah perumpamaan yang sangat menjijikkan untuk menunjukkan betapa buruknya perbuatan tersebut. Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan dosa dan azab bagi mereka yang menyebarkan kejelekan orang lain dalam Surat An-Nur ayat 19, yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui."
Keutamaan Menutupi Aib Orang Lain
Menutupi aib orang lain adalah tindakan mulia yang membawa banyak kebaikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Dalam Islam, perbuatan ini sangat dianjurkan dan dijanjikan pahala besar oleh Allah SWT. Berikut beberapa keutamaannya:
- Allah Akan Menutupi Aibnya di Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR Muslim). Ini adalah janji besar bagi mereka yang menjaga kehormatan saudaranya.
- Seakan Menghidupkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup. Dari 'Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melihat aib orang lain lalu menutupinya, maka seakan-akan dia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Daud). Perumpamaan ini menunjukkan betapa besar nilai perbuatan menutupi aib.
- Mendapatkan Pertolongan Allah di Dunia dan Akhirat. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat." (HR Muslim). Hadis ini mengaitkan menutupi aib dengan balasan kebaikan dari Allah.
- Menjaga Kehormatan dan Martabat Sesama Muslim. Menutupi aib membantu menjaga privasi dan martabat individu di masyarakat, mencegah mereka dari rasa malu yang berlebihan dan dampak psikologis negatif.
- Mencegah Fitnah dan Permusuhan. Dengan tidak menyebarkan aib, seseorang turut mencegah timbulnya fitnah, gosip, dan konflik yang dapat merusak tatanan sosial dan keharmonisan hubungan antar sesama.
Kondisi yang Membolehkan Membuka Aib
Meskipun Islam sangat menganjurkan untuk menutupi aib, terdapat beberapa kondisi tertentu yang membolehkan seseorang untuk membuka aib. Hal ini terutama jika tujuannya adalah untuk kebaikan yang lebih besar atau untuk mencegah kemungkaran yang lebih parah.
Menurut Imam Nawawi dalam buku Memelihara Lisan Seri Doa dan Dzikir, seorang Muslim boleh membuka aib orang lain selama tujuannya untuk menerangkan kekeliruan atau mengungkap kebenaran dari suatu peristiwa. Ini bukan untuk mempermalukan, melainkan untuk mencari solusi atau keadilan.
Salah satu contoh yang sering disebutkan adalah ketika seseorang menjadi korban kezaliman dan membutuhkan bantuan untuk mendapatkan keadilan. Dalam situasi seperti ini, membuka aib pelaku kezaliman kepada pihak yang berwenang, seperti hakim atau penegak hukum, diperbolehkan.
Tujuan dari pembukaan aib dalam kondisi ini adalah untuk mencari solusi, mencegah kezaliman berlanjut, atau memberikan peringatan kepada pelaku agar bertaubat dan memperbaiki diri. Namun, penting untuk diingat bahwa pembukaan aib ini harus dilakukan dengan niat yang benar dan hanya sebatas yang diperlukan, bukan untuk tujuan mempermalukan atau membalas dendam.
Dampak Negatif Mengumbar Aib
Mengumbar aib, baik aib diri sendiri maupun orang lain, memiliki dampak negatif yang serius, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan ini tidak hanya merugikan individu yang aibnya dibuka, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial dan spiritual.
- Mendatangkan Azab dari Allah SWT. Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsrir al-Munir, Jilid. 3 menjelaskan bahwa Allah SWT menghukum orang yang membicarakan kejelekan secara terang-terangan. Perbuatan ini dapat menyulut permusuhan, memicu kebencian, dan menanamkan kedengkian dalam hati, sehingga Allah mengancam dengan azab yang pedih.
- Mempermalukan Diri Sendiri dan Orang Lain. Mengumbar aib dapat menyebabkan rasa malu yang mendalam bagi individu yang aibnya terungkap, bahkan dapat merusak reputasi dan hubungan sosialnya. Bagi yang mengumbar aib sendiri, ini adalah bentuk kebodohan dan kezaliman terhadap diri sendiri.
- Menimbulkan Fitnah dan Kerusakan Sosial. Menurut Annisa Nurjani dalam jurnal Fenomena Mengumbar Aib Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik), dampak dari perbuatan ini ialah Allah akan menghukum orang yang membicarakan kejelekan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi, zalim terhadap diri sendiri, dan dapat menimbulkan fitnah. Penyebaran aib dapat memicu gosip dan konflik di masyarakat.
- Menjadi Golongan Al-Mujaahiriin. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al-Mujaahiriin..." (HR Bukhari). Hadis ini memperingatkan tentang bahaya mengumbar aib diri sendiri yang telah ditutupi Allah, yang dapat menghilangkan ampunan-Nya.
Nilai Sosial dalam Kehidupan
Menjaga dan menutupi aib, baik diri sendiri maupun orang lain, memiliki nilai sosial yang sangat tinggi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab. Praktik ini mendorong terciptanya lingkungan yang saling menghargai dan mendukung.
- Terhindar dari Kezaliman. Dengan tidak mengumbar aib, kita turut mencegah tindakan kezaliman yang dapat menimpa seseorang akibat terbukanya kekurangan atau kesalahan mereka. Ini menciptakan rasa aman dan keadilan di masyarakat.
- Terhindar dari Permusuhan dan Permasalahan. Menjaga aib orang lain dapat mencegah timbulnya konflik, kebencian, dan permusuhan yang seringkali berawal dari penyebaran informasi negatif atau gosip.
- Terhindar dari Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Fitnah. Perilaku menutupi aib adalah benteng dari fitnah, yaitu tuduhan palsu atau informasi yang tidak benar yang dapat merusak reputasi seseorang dan menimbulkan kekacauan.
- Berhati-hati dalam Menyampaikan Sesuatu. Kesadaran akan pentingnya menutupi aib mendorong individu untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam berbicara, memastikan bahwa apa yang disampaikan tidak merugikan atau mempermalukan orang lain.
- Saling Menghargai dan Saling Menghormati. Ketika setiap anggota masyarakat berkomitmen untuk menutupi aib sesamanya, akan tercipta budaya saling menghargai dan menghormati, di mana setiap individu merasa aman dan dihargai.
- Saling Memaafkan Antara Sesama. Lingkungan yang menjunjung tinggi penutupan aib juga akan lebih mudah mempraktikkan sikap saling memaafkan, karena kesalahan dan kekurangan tidak diumbar melainkan ditangani dengan bijaksana.
FAQ
1. Apa makna doa agar ditutup aib oleh Allah?
Doa ini memohon perlindungan Allah untuk menjaga kehormatan, menutup kekurangan, serta melindungi dari rasa takut di dunia dan akhirat.
2. Kapan sebaiknya doa ini dibaca?
Doa ini bisa dibaca pagi dan sore hari sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
3. Apa dalil yang melarang membuka aib orang lain?
Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 melarang tajassus (mencari kesalahan) dan ghibah (menggunjing), yang berarti membuka aib.
Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat serta memberinya pertolongan.
5. Apakah ada kondisi yang membolehkan membuka aib?
Ya, misalnya untuk mencari keadilan, mencegah kezaliman, atau memberi peringatan, dengan niat yang benar dan terbatas sesuai kebutuhan.
6. Apa dampak negatif dari mengumbar aib?
Mengumbar aib mendatangkan azab, mempermalukan diri dan orang lain, menimbulkan fitnah, dan merusak hubungan sosial.
Menutupi aib menciptakan lingkungan penuh rasa hormat, saling menghargai, mencegah konflik, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah.

1 month ago
22
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)