Doa Agar Terhindar dari Bencana Alam dan Wabah Penyakit

3 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Doa Agar Terhindar dari Bencana Alam dan Wabah Penyakit menjadi tema yang kembali mengemuka di tengah meningkatnya ancaman cuaca ekstrem dan penyakit musiman. Banyak umat Muslim mencari panduan yang bersumber dari hadits sahih dan kitab klasik untuk menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. Kebutuhan akan doa-doa perlindungan semakin terasa seiring merebaknya kekhawatiran masyarakat.

Doa Agar Terhindar dari Bencana Alam dan Wabah Penyakit tidak hanya menjadi permohonan spiritual, tetapi juga pengingat bahwa manusia memiliki batas daya upaya. Dalam ajaran Islam, doa menjadi bagian inti ibadah yang sebagaimana disebut dalam hadits, merupakan bentuk permohonan sekaligus ketundukan kepada Allah SWT. Kondisi ini membuat banyak orang kembali memperdalam bacaan doa-doa perlindungan dari Rasulullah SAW.

Hadits masyhur menyebutkan,

الدُّعَاءُ مُخُ العِبَادَةِ

Ad-du‘ā-u mukhkhul ‘ibādah

“Doa adalah otaknya ibadah.”

Pernyataan ini menjadi penegas bahwa doa adalah pusat kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya.

Ajaran inilah yang membuat umat Islam terus menjaga kebiasaan berdoa, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Para ulama juga menekankan bahwa doa dapat menjadi benteng, sekaligus sumber ketenangan batin di tengah tantangan zaman. Bacaan-bacaan doa perlindungan pun terus dikaji ulang oleh masyarakat.

Doa Perlindungan Dari Bencana

Salah satu doa penting yang diajarkan adalah doa keselamatan dari beragam musibah, termasuk bencana alam yang datang tak terduga. Doa ini banyak dikutip dalam kitab-kitab Melayu klasik dan diamalkan setelah sholat lima waktu. Susunannya panjang, namun sarat makna perlindungan.

Berikut doa lengkapnya:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْراَللّٰهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الْخَيْرِ، وَأَبْوَابَ الرَّحْمَةِ، وَأَبْوَابَ الْفَضْلِ، وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ، وَأَبْوَابَ السَّعَادَةِ، وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ، وَأَبْوَابَ الْبَرَكَةِ، وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ، وَأَبْوَابَ الْـجَنَّةِ.

Latin:Allahumma iftah lanā abwābal-khairi, wa abwābar-raḥmah, wa abwābal-faḍli,wa abwāban-ni‘mah, wa abwābas-sa‘ādah, wa abwābash-ṣihhah wal ‘āfiyah,wa abwābal-barakah, wa abwābas-salāmah, wa abwābal-jannah.

Artinya:“Ya Allah, bukakanlah bagi kami pintu-pintu kebaikan, pintu-pintu rahmat,pintu-pintu karunia, pintu-pintu nikmat, pintu-pintu kebahagiaan,pintu-pintu kesehatan dan keselamatan, pintu-pintu keberkahan,pintu-pintu keamanan, dan pintu-pintu surga.”

Dalam doa ini, seorang hamba memohon pintu kebaikan, kesehatan, kekuatan, keselamatan, dan perlindungan di dunia hingga akhirat.

Doa tersebut ditutup dengan pujian kepada Allah dan salam bagi para rasul. Banyak ulama memuji kelengkapan makna yang ada di dalamnya, terutama terkait permohonan dijauhkan dari segala bentuk bala. Melafalkan doa ini secara rutin diyakini dapat membuka pintu ketenangan dalam kehidupan.

Doa Perlindungan dari Penyakit

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa khusus untuk terhindar dari penyakit berbahaya. Hadits riwayat Abu Dawud mempertegas pentingnya bacaan ini dalam menghadapi ancaman kesehatan yang dapat muncul kapan saja. Doa ini ringkas namun sangat kuat maknanya.

Berikut lafaznya:اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ

Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal barashi, wal junūni, wal judzāmi, wa sayyi’il asqāmi.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.”

Doa ini dipahami para ulama sebagai permohonan perlindungan dari penyakit yang merusak kesehatan dan mengubah kondisi tubuh. Pengamalannya dianjurkan setiap pagi dan sore. Banyak muslim menjadikan doa ini sebagai benteng pribadi di masa wabah.

Doa Terhindar dari Pandemi

Hadits yang sama juga menjadi rujukan doa ketika menghadapi pandemi. Penyakit yang sifatnya menyebar luas tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga stabilitas sosial dan ekonomi. Doa Nabi ini memberikan penguatan mental bagi umat Islam.

Doa tersebut tetap menggunakan lafaz yang sama, menekankan perlindungan dari penyakit buruk yang dapat memengaruhi banyak orang. Para ulama juga memperluas maknanya sebagai perlindungan dari penyakit yang tidak hanya fisik, tetapi juga yang mengguncang perasaan dan ketenangan jiwa. Banyak masyarakat merutinkan doa ini sejak pandemi global beberapa tahun lalu.

Selain itu, para ahli tafsir menambahkan bahwa doa ini dapat menjadi penyempurna ikhtiar medis. Doa bukan pengganti usaha, melainkan penyerta yang memantapkan langkah. Dengan demikian, keseimbangan antara usaha lahir dan batin dapat tercapai.

Doa saat Ketakutan dan Ancaman

Dalam kondisi perang, Rasulullah SAW membaca doa yang cukup dikenal. Doa ini menjadi simbol keteguhan tauhid dan totalitas tawakal kepada Allah. Saat menghadapi ancaman besar, doa menjadi sumber keberanian luar biasa.

Berikut lafaznya:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Hasbunallāh wa ni‘mal wakīl, ni‘mal maulā wa ni‘man nashīr.

Artinya: “Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Doa ini juga pernah diucapkan Nabi Ibrahim AS saat dilemparkan ke dalam api oleh Raja Namrud. Para ulama menjelaskan bahwa kalimat ini adalah bentuk puncak ketawakkalan. Membacanya diyakini mampu menguatkan hati menghadapi situasi berat.

Doa Nabi di Perang Badar

Ada juga doa yang dibaca Rasulullah SAW pada malam sebelum Perang Badar. Doa ini menunjukkan kerendahan hati dan permohonan kemenangan demi tegaknya agama. Kalimatnya singkat, namun sarat makna historis.

Berikut doa tersebut:

يَا رَبِّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ، فَلَنْ تُعْبَدَ فِي الْأَرْضِ أَبَدًا

Yā Rabbī in tuhlik hādzihil ‘ishābah falan tu‘bada fil ardhi abadan.Artinya: “Ya Tuhanku, jika pasukan ini binasa, Engkau tidak akan disembah di muka bumi untuk selama-lamanya.”

Doa ini menunjukkan keyakinan total Nabi kepada janji Allah. Para sahabat menjadikannya contoh keteguhan iman dalam kondisi genting. Bacaan ini juga dipelajari dalam banyak kitab sejarah Islam sebagai simbol perjuangan.

Sumber Doa

Banyak doa perlindungan bersumber dari Al-Quran dan kitab-kitab hadis. Para ulama menegaskan bahwa doa-doa tersebut bersifat praktis dan dapat dibaca dalam berbagai keadaan. Tidak sedikit pula yang menjadi amalan rutin masyarakat Nusantara.

Kitab-kitab modern juga mengumpulkan doa perlindungan dalam format yang lebih ringkas. Buku-buku seperti karya Syaikh Abdur Razzaq hingga kompilasi doa masa pandemi menjadi rujukan praktis bagi umat. Kajian ilmiah pun membahas efek psikologis doa bagi ketenangan jiwa.

Di sisi lain, jurnal psikologi menegaskan bahwa aktivitas spiritual seperti doa memiliki dampak signifikan dalam meredakan kecemasan. Hal ini membuktikan bahwa doa bukan hanya ibadah, tetapi juga penguat mental. Situasi krisis membuat kajian ini semakin relevan.

Pada akhirnya, Doa Agar Terhindar dari Bencana Alam dan Wabah Penyakit tetap menjadi amalan penting bagi masyarakat modern yang menghadapi beragam ketidakpastian. Doa menjadi bagian dari ikhtiar menyeluruh yang menggabungkan usaha lahir dan batin. Dengan mengamalkannya, umat berharap mendapatkan perlindungan dari Allah SWT serta ketenangan dalam menjalani kehidupan.

People Also Talk

1. Apa doa terbaik untuk keselamatan dari bencana?Doa keselamatan yang panjang dalam kitab Perukunan Melayu menjadi salah satu yang paling lengkap maknanya dan bisa dibaca setiap hari.

2. Apakah doa perlindungan dari penyakit termasuk sunnah?Ya, doa tersebut diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dengan sanad sahih.

3. Kapan doa-doa ini dibaca?Waktu terbaik adalah setelah sholat fardhu, pagi-sore, atau saat menghadapi kondisi mengkhawatirkan.

4. Apakah doa bisa mencegah pandemi?Doa adalah ikhtiar batin yang melengkapi usaha medis dan pencegahan fisik.

5. Mengapa doa penting saat bencana?Doa menghadirkan ketenangan, menunjukkan tawakal, dan memperkuat mental dalam situasi sulit.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |