Liputan6.com, Jakarta - Peletakan batu pertama dalam pembangunan sebuah bangunan, terutama tempat ibadah, bukan sekadar simbol fisik. Tradisi ini kerap disertai doa dan harapan agar bangunan tersebut diberkahi dan bisa membawa manfaat bagi banyak orang.
Doa saat peletakan batu pertama menjadi bentuk permohonan kepada Allah agar pekerjaan yang dilakukan berjalan lancar, diberkahi, dan bangunan tersebut bisa menjadi tempat yang mulia dan penuh keberkahan.
Dalam konteks Islam, peletakan batu pertama Ka'bah merupakan peristiwa sangat sakral dan penuh makna. Ka'bah bukan hanya sebagai bangunan fisik, melainkan juga pusat ibadah dan simbol persatuan umat Muslim di seluruh dunia. Karenanya, doa peletakan batu pertama Ka'bah memiliki nilai spiritual tinggi, sekaligus menjadi teladan bagaimana sebuah pekerjaan besar harus diawali dengan doa dan permohonan kepada Allah.
Pentingnya doa pada saat peletakan batu pertama juga terkait dengan keberkahan. Doa menjadi penghubung langsung antara manusia dengan Sang Pencipta, memohon agar segala usaha tidak hanya berbuah fisik tapi juga membawa berkah ruhani. Doa memberi ketenangan dan keyakinan bahwa pekerjaan yang dilakukan berada dalam lindungan Allah dan diridhoi-Nya.
Secara umum, doa pada peletakan batu pertama menunjukkan kesadaran bahwa manusia terbatas dan hanya Allah yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, setiap langkah penting dalam hidup harus dimulai dengan doa agar tercipta ikhtiar yang selaras dengan kehendak-Nya. Dari sudut pandang sosial, doa ini juga mengingatkan agar bangunan tersebut nanti bisa menjadi sumber kebaikan dan menjadi tempat berkumpulnya kebaikan bagi umat.
Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim adalah sosok utama yang memberikan contoh doa saat peletakan batu pertama, yaitu saat pembangunan Ka'bah bersama putranya, Ismail. Doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim tidak hanya memohon agar bangunan itu diterima dan diberkahi, tapi juga memohon agar keturunannya dan umat manusia selalu berada dalam rahmat dan petunjuk Allah.
Simak Video Pilihan Ini:
Korban Tenggelam di Perairan Nusakambangan Ditemukan
Pembangunan Ka'bah
Dikutip dari NU Online, Selasa (27/5/2025), Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 127-129:
قال الله تعالى:وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُرَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (١٢٧)رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَوَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (١٢٨)رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَوَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩)
Artinya:"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), 'Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.'" (QS al-Baqarah: 127-129)
Jika kita meninjau Tafsir Ibnu Katsir, terdapat beragam pendapat mengenai siapa yang pertama kali membangun Ka'bah. Ada yang menyebut malaikat, ada pula yang berpendapat Adam atau Syith yang membangun Ka'bah pertama kali. Namun, Ibnu Katsir menegaskan bahwa semua riwayat tersebut berasal dari kitab-kitab orang Yahudi (Perjanjian Lama).
Pandangan yang paling masyhur dan diyakini oleh umat Muslim berdasarkan Al-Qur'an adalah bahwa Ka'bah dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail atas perintah Allah. Hal ini diperkuat dalam Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Abbas, yang menyebut ayat di atas sebagai doa yang dipanjatkan oleh Ibrahim dan Ismail ketika peletakan batu pertama Ka'bah.
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa kata ‘al-qawaid’ dalam ayat 127 Al-Baqarah berarti ‘al-asas’ (fondasi) atau ‘al-jidar’ (tembok). Ibnu Abbas lebih menekankan makna fondasi. Ia menambahkan bahwa doa tersebut diucapkan tepat saat peletakan batu pertama telah dilakukan.
Doa yang Dilantunkan Dua Nabi
Ibnu Katsir menegaskan bahwa doa tersebut dilantunkan bersama oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Ini menunjukkan pentingnya momen peletakan batu pertama sebagai awal dari sebuah proses yang diberkahi dan harus dilandasi doa.
Terlepas dari perbedaan teknis, ada beberapa hal penting yang bisa dipahami dari ayat-ayat tersebut. Pertama, peletakan batu pertama pembangunan tempat ibadah harus disertai doa sebagai landasan spiritual yang kuat.
Kedua, ayat 128 menegaskan bahwa masjid adalah fasilitas ibadah yang esensial bagi umat Muslim, bukan sekadar bangunan kosong.
Ketiga, ayat 129 menyatakan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga menjadi pusat pendidikan dan kaderisasi umat Islam, di mana ajaran Allah dan hikmah diajarkan dan diamalkan.
Dalam Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Abbas, doa “wab’ats fîhim rasûlan” (dan utuslah di tengah mereka seorang rasul) menunjukkan harapan dan permohonan Nabi Ibrahim agar di antara keturunannya diutus seorang nabi yang akan membimbing umat manusia.
Pentingnya Doa Peletakan Batu Pertama
Doa Nabi Ibrahim saat peletakan batu pertama Ka'bah menjadi contoh penting bagi umat Muslim tentang bagaimana memulai segala hal besar dengan permohonan dan pengharapan kepada Allah. Ini juga mengajarkan bahwa pembangunan sebuah tempat ibadah bukan hanya urusan fisik, tapi spiritual dan sosial yang mendalam.
Melalui doa tersebut, Nabi Ibrahim mengajarkan agar setiap usaha dan aktivitas umat Islam selalu bersandar pada ridha Allah, agar memberikan manfaat dan keberkahan tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Oleh karena itu, saat ini, tradisi doa pada peletakan batu pertama bangunan ibadah tetap dilestarikan sebagai wujud ketundukan kepada Allah dan memohon keberkahan dalam setiap proses pembangunan.
Selain itu, doa tersebut juga mengandung pesan agar tempat ibadah tidak hanya menjadi bangunan fisik, melainkan tempat pendidikan dan pengajaran agama, sekaligus menjadi pusat pembinaan karakter dan iman umat.
Semangat dari doa Nabi Ibrahim tersebut seharusnya tetap menjadi pedoman dalam pembangunan masjid atau fasilitas keagamaan lainnya agar tetap menjaga nilai-nilai agama dan keberkahan.
Peletakan batu pertama Ka'bah dengan doa Nabi Ibrahim mengingatkan kita untuk selalu memulai sesuatu dengan niat ikhlas dan memohon bimbingan Allah dalam setiap langkah kita.
Dengan memahami makna doa tersebut, umat Muslim diharapkan mampu mencontoh keteguhan iman dan ketundukan kepada Allah dalam setiap usaha besar, terutama yang berkaitan dengan ibadah dan pembangunan agama.
Demikianlah makna penting doa saat peletakan batu pertama Ka'bah yang menjadi inspirasi dan teladan umat Islam hingga saat ini, sebagai simbol memohon keberkahan dan ridha Allah dalam segala usaha besar.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul