Hati-Hati.. Bahan Gamis Bisa Bikin Bau Badan, Simak Panduan Tetap Wangi dan Nyaman di 2025

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2025 harus memperhatikan kenyamanan berbusana, tidak asal-asalan terutama bagi pemakai gamis yang sering kali beraktivitas di cuaca panas. Salah pilih gamis terbaru dengan bahan yang salah bisa berujung pada munculnya bau badan yang menyengat dan mengganggu.

Tak hanya urusan gaya, kenyamanan dan kebersihan kini jadi prioritas utama. Salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan adalah bau badan yang muncul setelah mengenakan gamis berbahan tertentu.

Sebuah studi ilmiah yang dilakukan di Belgia mengungkap keterkaitan antara bahan pakaian dan aroma tubuh. Tim peneliti mengumpulkan baju penuh keringat dari 26 atlet untuk mengkaji lebih lanjut sumber utama bau tersebut.

Studi ini dipimpin oleh Chris Callewaert dari Ghent University dan menyimpulkan bahwa faktor bakteri lebih menentukan bau badan ketimbang jumlah keringat itu sendiri. Bakteri bisa berkembang lebih pesat di bahan tertentu.

Keringat sendiri pada dasarnya tidak memiliki bau. Namun saat bercampur dengan bakteri bernama micrococci yang berkembang di ketiak, maka muncul aroma khas yang sering membuat risih orang di sekitar.

"Bau tidak berasal langsung dari keringat, melainkan dari hasil pemecahan asam lemak oleh bakteri," jelas Callewaert, dikutip dari Medical Daily, Sabtu (03/05/2025).

Callewaert juga menemukan bahwa bahan sintetis seperti poliester sangat mudah menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau, jauh lebih tinggi dibandingkan bahan alami seperti katun.

Itu sebab, penting untuk memilih bahan gamis yang tak memicu bau badan.

Simak Video Pilihan Ini:

Kejari Sambas Ajak Warga Dukung Penegakan Hukum di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia

Jangan Salah Pilih Bahan Gamis

Fenomena ini menjelaskan kenapa gamis yang tampak modis namun terbuat dari poliester seringkali menimbulkan bau tak sedap hanya dalam waktu singkat setelah digunakan.

“Bau badan sering kali dianggap tabu, padahal banyak yang mengalaminya. Ada yang sampai takut keluar rumah karena merasa malu,” lanjut Callewaert dalam laporan studinya.

Beberapa individu diketahui memiliki kecenderungan genetik menghasilkan lebih banyak bakteri penyebab bau, sehingga kebersihan diri saja tak cukup untuk mengatasi masalah ini.

Untuk itu, para peneliti menyarankan agar orang-orang dengan masalah bau badan memperhatikan pilihan bahan pakaian, khususnya yang dikenakan dalam waktu lama seperti gamis.

Katun menjadi pilihan utama karena menyerap keringat dengan baik dan memiliki sirkulasi udara yang bagus. Bahan ini meminimalisir pertumbuhan bakteri penyebab bau.

Alternatif lain yang juga disarankan adalah linen dan rayon. Keduanya ringan, adem, dan membantu menjaga tubuh tetap kering lebih lama saat beraktivitas.

Jersey dan tencel atau lyocell juga layak dipertimbangkan. Selain nyaman dan fleksibel, bahan ini ramah lingkungan dan mendukung keseimbangan suhu tubuh.

Harus Cerdas Memilih Bahan

Bahan microfiber dan chambray turut masuk dalam daftar rekomendasi karena menyerap keringat dan tidak mudah menyimpan aroma tak sedap setelah dipakai seharian.

Sebaliknya, bahan sintetis seperti poliester dan nylon sebaiknya dihindari. Keduanya menahan keringat dan menciptakan kondisi lembap yang ideal untuk bakteri.

Selain memilih bahan yang tepat, penting juga untuk merawat gamis dengan benar. Cucilah secara rutin dan jangan biarkan pakaian dalam keadaan lembap terlalu lama.

Menjemur gamis di bawah sinar matahari langsung sangat disarankan karena sinar UV dapat membantu membunuh bakteri yang menempel di serat kain.

Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat serta deodoran atau antiperspirant untuk mendukung kebersihan tubuh secara keseluruhan.

Dengan memperhatikan kombinasi antara bahan pakaian dan perawatan yang tepat, bau badan bisa dicegah tanpa harus bergantung pada parfum atau deodoran setiap saat.

Tren busana tahun 2025 tak hanya tentang tampil modis, tapi juga cerdas memilih bahan agar tetap wangi, percaya diri, dan menghormati kenyamanan orang lain.

Sudah saatnya kita menyadari bahwa pilihan gamis bukan hanya urusan gaya, tapi juga soal kesehatan dan etika sosial yang tidak bisa diabaikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |