Liputan6.com, Jakarta - Keajaiban tongkat nabi musa saat membelah laut merah menjadi salah satu mukjizat paling monumental yang tercatat dalam sejarah kenabian dan diabadikan langsung dalam Al-Qur’an. Peristiwa ini bukan hanya kisah heroik penyelamatan Bani Israil, tetapi juga bukti kekuasaan Allah SWT yang melampaui hukum alam. Mukjizat tersebut memperlihatkan bahwa pertolongan Allah datang pada saat paling genting.
Keajaiban tongkat nabi musa saat membelah laut merah juga menjadi simbol kemenangan keimanan atas kezaliman dan kesombongan kekuasaan. Di tengah tekanan dan ancaman nyata dari Firaun, Nabi Musa AS tetap teguh memegang perintah Allah. Keyakinan itulah yang menjadi jalan keselamatan bagi umatnya.
Nabi Musa AS termasuk salah satu dari 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan memiliki peran penting dalam sejarah dakwah tauhid. Allah SWT menganugerahkan mukjizat kepada Nabi Musa sebagai bukti kenabian dan sarana menundukkan kesombongan Firaun. Mukjizat ini berasal dari kehendak Allah semata, bukan dari kekuatan manusia.
Secara bahasa, mukjizat berasal dari kata a‘jaza yang bermakna melemahkan atau membuat tidak mampu menandingi. Mukjizat diberikan agar manusia menyadari keterbatasan akalnya di hadapan kekuasaan Allah. Dalam konteks Nabi Musa, tongkat menjadi sarana lahirnya keajaiban besar.
Wahyu Penyelamatan di Tengah Ancaman
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir secara sembunyi-sembunyi pada malam hari. Perintah itu datang ketika tekanan dari Firaun semakin keras dan ancaman pembunuhan semakin nyata. Momen ini menjadi awal dari perjalanan besar menuju kebebasan.
Ketika Bani Israil sampai di tepi Laut Merah, situasi menjadi sangat genting karena pasukan Firaun mengejar dari belakang. Di hadapan mereka terbentang lautan luas tanpa jalan keluar. Secara logika manusia, keadaan ini mustahil diselamatkan.
Dalam kondisi terdesak itulah Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Musa. Wahyu ini berisi perintah yang tidak masuk akal secara kasat mata. Namun, perintah Allah selalu mengandung hikmah dan pertolongan.
Peristiwa ini diabadikan dalam Surah Thaha ayat 77 hingga 79 sebagai bukti nyata pertolongan Allah. Ayat ini menjadi dasar utama kisah pembelahan Laut Merah. Allah menegaskan bahwa keselamatan dan kebinasaan terjadi atas kehendak-Nya.
Perintah Memukul Laut dengan Tongkat
وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًا
Wa laqad awḥainā ilā Mūsā an asri bi‘ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasā.
Artinya: “Sungguh, Kami telah mewahyukan kepada Musa, ‘Pergilah bersama hamba-hamba-Ku dan buatlah jalan kering di laut’.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah memukul laut datang langsung dari Allah SWT. Tongkat yang sebelumnya digunakan Nabi Musa kini kembali menjadi sarana mukjizat besar. Laut yang luas dan dalam berubah menjadi jalan keselamatan.
Ketika tongkat Nabi Musa dipukulkan ke laut, atas izin Allah air laut terbelah menjadi dua sisi. Di antara dua dinding air itu terbentuk jalan kering yang bisa dilewati. Fenomena ini melampaui hukum alam yang dikenal manusia.
Bani Israil pun melintasi jalan tersebut dengan penuh ketakjuban dan rasa harap. Mereka berjalan di dasar laut yang telah mengering. Setiap langkah adalah bukti nyata pertolongan Allah.
Kepanikan Firaun dan Kesombongan Kekuasaan
Firaun yang menyaksikan peristiwa tersebut tidak mengambil pelajaran. Kesombongan dan ambisi kekuasaan membuatnya tetap mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Ia mengira jalan di laut itu juga aman baginya.
Pasukan Firaun mengikuti jejak Bani Israil memasuki jalan laut yang terbelah. Mereka yakin kekuatan militer mampu menaklukkan segalanya. Padahal, kekuasaan Allah jauh melampaui seluruh kekuatan dunia.
Saat Nabi Musa dan Bani Israil berhasil mencapai seberang, Allah memerintahkan Nabi Musa kembali memukulkan tongkatnya. Perintah ini menjadi penentu akhir kekuasaan Firaun. Seketika laut kembali menyatu.
Air laut yang kembali menutup menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya. Tidak satu pun dari mereka selamat. Peristiwa ini menjadi hukuman atas kesombongan dan kezaliman yang dilakukan.
Tenggelamnya Firaun dalam Al-Qur’an
Kisah tenggelamnya Firaun diabadikan dalam Surah Al-Baqarah ayat 50. Ayat ini menegaskan bahwa keselamatan dan kebinasaan terjadi dalam satu peristiwa. Bani Israil menyaksikan langsung kebinasaan musuh mereka.
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ ٱلْبَحْرَ فَأَنجَيْنَٰكُمْ وَأَغْرَقْنَآ ءَالَ فِرْعَوْنَ
Wa idz faraqnā bikumul-baḥra fa anjainākum wa aghraqnā āla fir‘aun.
Artinya: “Ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun.”
Ayat ini menegaskan bahwa mukjizat bukan sekadar keajaiban visual. Mukjizat adalah sarana penegasan kebenaran risalah. Allah menunjukkan siapa yang ditolong dan siapa yang dibinasakan.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi secara nyata, bukan simbolis. Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Maraghi menegaskan pembelahan laut sebagai kejadian hakiki. Tidak ada unsur dongeng dalam kisah ini.
Makna Keimanan di Balik Mukjizat
Keajaiban tongkat nabi musa saat membelah laut merah mengajarkan makna tawakal dan ketaatan total kepada Allah. Nabi Musa tidak bertindak berdasarkan logika manusia semata. Ia bergerak berdasarkan wahyu.
Mukjizat ini juga menunjukkan bahwa pertolongan Allah datang ketika manusia berada di titik paling lemah. Tidak ada jalan keluar menurut akal. Namun, Allah membuka jalan dari arah yang tidak disangka.
Bagi umat Islam, kisah ini menjadi pelajaran tentang kesabaran menghadapi tekanan. Kebenaran tidak selalu menang dengan cepat. Namun, Allah selalu menepati janji-Nya.
Relevansi Kisah Nabi Musa di Zaman Modern
Dalam kehidupan modern, kisah Nabi Musa tetap relevan sebagai simbol perjuangan melawan kezaliman. Setiap bentuk ketidakadilan pasti memiliki batas. Allah tidak membiarkan kezaliman berlangsung selamanya.
Mukjizat ini juga mengajarkan bahwa kekuasaan tanpa iman akan hancur. Firaun memiliki kekuatan, tetapi tidak memiliki petunjuk. Akhirnya, kekuatan itu justru menjadi sebab kebinasaannya.
Keajaiban tongkat nabi musa saat membelah laut merah menjadi pengingat bahwa iman adalah kekuatan terbesar. Ketika iman berpadu dengan ketaatan, pertolongan Allah akan datang. Kisah ini terus hidup sebagai pelajaran sepanjang zaman.
People Also Talk
1. Apa mukjizat terbesar Nabi Musa AS?Mukjizat terbesar Nabi Musa adalah tongkat yang dapat membelah Laut Merah atas izin Allah SWT.
2. Mengapa laut bisa terbelah?Karena perintah Allah kepada Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya sebagai bentuk mukjizat.
3. Apakah kisah ini benar-benar terjadi?Menurut Al-Qur’an dan tafsir ulama, peristiwa ini terjadi secara nyata, bukan kiasan.
4. Apa pelajaran utama dari kisah ini?Pelajaran utamanya adalah tawakal, ketaatan, dan keyakinan penuh kepada Allah SWT.
5. Mengapa Firaun ditenggelamkan?Karena kesombongan, kezaliman, dan penolakannya terhadap kebenaran yang dibawa Nabi Musa.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3381448/original/032968300_1613719892-wooden-spoon-fork-as-clock-hands-white-plate_49149-1007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4573773/original/021416200_1694591354-20230913111830__fpdl.in__quran-being-held-hands-close-up_23-2148444089_normal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417338/original/087225200_1763529762-Buka_Puasa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3190057/original/069392400_1595662626-muslim-woman-praying_23-2147794180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285555/original/006582100_1752712046-IMG-20250709-WA0026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3141976/original/029125200_1591094091-ramadan-3384043_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4270292/original/089440700_1671764205-masjid-pogung-dalangan-DdMZbKFFbaU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450038/original/011940800_1766126206-Gemini_Generated_Image_n0zy6on0zy6on0zy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4273163/original/088837000_1672056349-teenage-girl-with-praying-sunny-nature_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4213817/original/036215300_1667476717-bacaan-sholat-dari-awal-sampai-akhir-lengkap-dengan-niatnya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4174191/original/099991100_1664358430-bacaan-doa-setelah-adzan-beserta-arti-dan-keutamaannya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3097912/original/049390200_1586407817-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4243646/original/000555100_1669712732-029349200_1648524463-masjid-maba-QhzQfD0ihnI-unsplash_1___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403644/original/020818300_1682064463-Bacaan_istighfar_beserta_terjemahan_dan_artinya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3381466/original/043629600_1613720800-photo-1512632578888-169bbbc64f33.jpg)





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)







