Keutamaan Surah Al Insyirah, Jadi Kunci untuk Melancarkan Segala Urusan

13 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Surah Al-Insyirah menjadi salah satu surah pendek dalam Al-Qur’an yang sering dibaca oleh umat Islam ketika menghadapi urusan hidup yang terasa berat. Kandungan ayatnya berbicara langsung tentang kondisi jiwa manusia, terutama saat menghadapi tekanan, beban tanggung jawab, dan fase hidup yang menuntut keteguhan hati.

Mengutip bacaan Al Quran di laman Nahdlatul Ulama (NU Online), secara umum surah ini berisi rangkaian motivasi untuk meneguhkan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk mengubah keadaan buruk menjadi baik. Ini sesuai dengan penjelasan dari surah tersebut di ayat 5 dan 6 yang berbunyi:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ۝٥ (fa inna ma‘al-‘usri yusrâ) yang berarti "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." dan اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ۝٦ (inna ma‘al-‘usri yusrâ) dengan arti "Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan". 

Di balik susunan ayat yang singkat, Surah Al-Insyirah menyimpan pesan yang sering dijadikan pegangan dalam menghadapi urusan hidup. Sebelumnya, surah ini turun pada masa awal dakwah Rasulullah SAW di Mekkah, ketika tekanan terhadap risalah Islam semakin terasa. Berkat keutamaannya, kemudahan demi kemudahan perlahan terbuka dan Allah lantas mengangkat nama Rasulullah SAW sebagai sosok yang mulia dan pedomat umat Islam dari seluruh dunia.

Lantas bagaimana surah ini dipahami dan diamalkan agar maknanya benar-benar hadir dalam keseharian? Simak informasi selengkapnya berikut, dihadirkan Liputan6, Minggu (21/12).

Surah Al-Insyirah untuk Penyejuk Hati dan Motivasi Diri

Sebagaimana yang umat Islam ketahui, Surah Al-Insyirah merupakan surah Makkiyah yang terdiri dari delapan ayat dan turun di Mekkah pada masa Rasulullah SAW menghadapi tekanan dakwah. Surah ini berbicara tentang kondisi batin Nabi yang diberi kelapangan oleh Allah setelah menghadapi beban risalah yang berat. Konteks turunnya surah ini menunjukkan bahwa pesan di dalamnya berkaitan langsung dengan fase perjuangan, kesabaran, dan keteguhan dalam menjalani tugas hidup.

Merujuk lama Kementerian Agama Republik Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Al-Insyirah berasal dari kata syaraha yang bermakna membuka atau melapangkan. Makna ini merujuk pada pembukaan dada, yaitu kondisi ketika hati manusia mampu menerima takdir, perintah, dan ujian tanpa dorongan penolakan dari dalam diri. Konsep pembukaan dada ini menjadi dasar dalam membangun motivasi diri yang berangkat dari ketenangan batin, bukan dari dorongan luar semata.

Hal tersebut tergambar dalam firman Allah pada ayat 1 sampai 3, yang berbunyi: 

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ ۝١ (a lam nasyraḫ laka shadrak) yang berarti "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad)"

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ ۝٢ (wa wadla‘nâ ‘angka wizrak) yang berarti "Meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu"

الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ ۝٣ (alladzî angqadla dhahrak) yang berarti "yang memberatkan punggungmu,"

Kutipan ayat ini kemudian sering dibaca sebagai pengingat bahwa setiap tekanan hidup selalu disertai dengan pertolongan Allah yang hadir melalui kelapangan hati. Ini juga menjadi penerang ketika umat Islam merasakan kondisi terberat di hidupnya, namun semuanya akan segera berlalu.

Bacaan Surat Al-Insyirah Ayat 1–8 Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut bacaan lengkap Surah Al-Insyirah ayat 1 sampai 8 dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahan. Ini akan memudahkan Anda untuk membaca dan mendalami bacaannya serta menyimak arti yang terkandung dari tia-tiap ayat. 

1. اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ

Latin: Alam nasyraḥ laka ṣadrak(a).

Terjemah: Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad)?

2. وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ

Latin: Wa waḍa'nā 'anka wizrak(a).

Terjemah: dan Kami telah menghilangkan bebanmu darimu,

3. الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ

Latin: Allażī anqaḍa ẓahrak(a).

Terjemah: yang memberatkan punggungmu,

4. وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ

Latin: Wa rafa'nā laka żikrak(a).

Terjemah: dan Kami tinggikan sebutan (nama)-mu bagimu?

5. فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

Latin: Fa'inna ma'al-'usri yusrā(n).

Terjemah: Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

6. اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

Latin: Inna ma'al-'usri yusrā(n).

Terjemah: Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

7. فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ

Latin: Fa'idza faraghta fanṣab.

Terjemah: Maka apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)

8. وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Latin: Wa ilā rabbika farghab.

Terjemah: dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah.

Waktu Terbaik Membaca Surat Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah dapat dibaca pada berbagai waktu tanpa batasan tertentu, karena termasuk surah yang dianjurkan untuk dibaca dalam shalat maupun di luar shalat. Banyak orang membacanya setelah shalat fardhu atau saat menghadapi urusan yang menuntut ketenangan batin, karena isi ayatnya berkaitan langsung dengan kondisi hati manusia.

Adab membaca Surah Al-Insyirah tetap mengikuti tata cara membaca Al-Qur’an pada umumnya, yaitu dalam keadaan suci, menghadap kiblat, serta membaca dengan tartil. Membaca dengan pemahaman makna juga menjadi bagian penting agar pesan ayat tidak berhenti pada lisan, tetapi masuk ke dalam kesadaran diri.

Waktu yang sering dipilih untuk membaca surah ini adalah saat pagi atau malam, ketika pikiran mulai menata rencana atau melakukan evaluasi diri. Pada waktu tersebut, doa yang disertai bacaan Al-Qur’an menjadi sarana untuk menyerahkan urusan kepada Allah dengan penuh kesadaran.

Cerita di Balik Surat Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah turun sebagai lanjutan makna dari Surah Ad-Dhuha yang sebelumnya menguatkan Rasulullah SAW dari rasa kehilangan arah. Mengutip kajian Ustaz Adi Hidayat berjudul "Kajian Bakda Subuh Tafsir Al-Insyirah" di kanal Youtube Adi Hidayat Official disebutkan bahwa surah ini lahir di masa Nabi Muhammad SAW tengah menghadapi tekanan dari kaum Quraisy, penolakan dakwah, serta tanggung jawab menyampaikan risalah yang belum diterima oleh banyak orang.

Dalam kondisi tersebut, Surah Al-Insyirah hadir sebagai pengingat bahwa beban risalah tidak diletakkan tanpa pertolongan. Allah menegaskan bahwa kelapangan dada telah diberikan, sehingga Nabi mampu melanjutkan tugasnya dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab yang diemban.

"Saat itu situasi Nabi sedang gelisah yang sangat dalam, mendapatkan tuduhan dari orang-orang sekitarnya, dibuatkan hoaks, mendapatkan tekanan yang tidak mudah, lalu dituruhkan surah tersebut," kata Ustaz Adi Hidayat.

Kisah di balik turunnya surah ini sering dijadikan pelajaran bahwa tekanan hidup tidak menandakan penolakan dari Allah. Sebaliknya, tekanan menjadi bagian dari proses yang selalu disertai jalan keluar, selama manusia tetap mengarahkan harapan kepada-Nya.

Keutamaan Surat Al-Insyirah sebagai Motivasi di Setiap Urusan Hidup

Keutamaan Surah Al-Insyirah terletak pada pesannya yang menegaskan hubungan antara kesulitan dan kemudahan. Pengulangan ayat “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” menunjukkan bahwa dua kondisi tersebut berjalan bersamaan, bukan terpisah dalam waktu yang jauh.

Dalam kehidupan sehari-hari, surah ini sering dibaca sebagai penguat ketika menghadapi urusan pekerjaan, keluarga, atau tanggung jawab sosial. Bacaan ini membantu menata ulang cara pandang, sehingga seseorang tidak berhenti pada beban, tetapi melihat adanya ruang untuk bergerak.

Motivasi yang muncul dari Surah Al-Insyirah tidak bersumber dari janji hasil yang cepat, melainkan dari kesadaran bahwa setiap proses hidup memiliki makna dan arah yang telah ditetapkan oleh Allah.

Tafsir Surah Al-Insyirah Ayat 1–8

Merujuk buku Quran Hadist Kelas VI Smester Genap 2020-2021 MIN 2 Tangerang Selatan Bab VI Surah Al Insyirah, berikut tafsir lengkap surah tersebut ayat 1 sampai 8:

Ayat 1: “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?”

Ayat ini menjelaskan ketetapan Allah Swt. yang telah melapangkan dada Nabi Muhammad saw. Pelapangan dada bermakna pemberian ketenangan batin, keteguhan hati, serta kesiapan dalam menerima wahyu dan menjalankan amanah kenabian. Dengan dada yang dilapangkan, Rasulullah saw. mampu menghadapi berbagai keadaan tanpa kehilangan arah dan tujuan. Ayat ini juga menunjukkan bahwa setiap tugas besar memerlukan kesiapan jiwa yang datang dari Allah.

Ayat 2: “Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu”

Allah Swt. menyampaikan bahwa beban yang ada pada diri Nabi Muhammad saw. telah diangkat. Beban yang dimaksud mencakup kegelisahan, tekanan batin, serta tanggung jawab berat dalam menyampaikan risalah. Dengan pertolongan Allah, beban tersebut tidak menjadi penghalang dalam menjalankan tugas kenabian. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak membiarkan hamba-Nya memikul beban sendirian.

Ayat 3: “Yang memberatkan punggungmu”

Ayat ini memperjelas bentuk beban yang dimaksud pada ayat sebelumnya, yaitu beban yang terasa berat dalam perjuangan dakwah. Penolakan, tekanan, dan kesulitan yang dihadapi Nabi Muhammad saw. digambarkan sebagai beban yang menekan punggung. Allah Swt. kemudian menghilangkan beban tersebut dengan memberikan pertolongan, keteguhan, dan jalan keluar.

Ayat 4: “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu”

Allah Swt. menyatakan bahwa nama Nabi Muhammad saw telah ditinggikan. Hal ini tampak dari penyebutan nama beliau yang selalu disandingkan dengan nama Allah dalam syahadat, azan, iqamah, salat, khutbah, dan berbagai ibadah lainnya. Peninggian nama ini merupakan bentuk kemuliaan dan penghargaan dari Allah atas perjuangan Rasulullah saw. dalam menyampaikan risalah-Nya.

Ayat 5: “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

Ayat ini memberikan ketegasan bahwa setiap kesulitan selalu disertai dengan kemudahan. Allah Swt. tidak memisahkan keduanya, melainkan menjadikan kemudahan hadir bersamaan dengan kesulitan. Ayat ini menjadi penguat hati agar tidak berhenti saat menghadapi rintangan, karena jalan keluar telah disiapkan oleh Allah.

Ayat 6: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

Pengulangan ayat ini menegaskan kepastian janji Allah Swt. bahwa kemudahan tidak akan terpisah dari kesulitan. Penegasan ini berfungsi menanamkan keyakinan yang kuat dalam diri Nabi Muhammad saw. dan umatnya agar tidak berputus asa. Kesulitan bukan akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses menuju kemudahan.

Ayat 7: “Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras”

Allah Swt. memerintahkan agar setelah menyelesaikan satu urusan, Nabi Muhammad saw. tidak berhenti, tetapi melanjutkan usaha dan pengabdian. Ayat ini mengajarkan sikap konsisten dalam beramal dan tidak larut dalam kenyamanan. Setiap tugas yang selesai membuka ruang bagi tugas berikutnya yang harus dijalani dengan sungguh-sungguh.

Ayat 8: “Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

Ayat terakhir ini menegaskan arah harapan dan ketergantungan seorang hamba. Setelah berusaha dan bersungguh-sungguh, harapan sepenuhnya harus ditujukan kepada Allah Swt. Ayat ini mengajarkan sikap tawakal, yaitu menyerahkan hasil usaha hanya kepada Allah, tanpa bergantung pada selain-Nya.

Amalan yang Baik dalam Membaca Surah Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah dapat diamalkan dengan membacanya secara rutin setelah shalat atau pada waktu tertentu sesuai kebutuhan pribadi. Banyak orang membacanya sebanyak tiga, tujuh, atau sebelas kali, lalu disertai doa yang berkaitan dengan urusan yang sedang dihadapi.

Tata cara membacanya tidak berbeda dengan surah lain, namun dianjurkan untuk diawali dengan niat, membaca ta’awudz dan basmalah, serta menghadirkan kesadaran terhadap makna ayat yang dibaca. Hal ini membantu bacaan menjadi bagian dari proses refleksi diri.

Amalan ini sering dilakukan pada saat menghadapi keputusan hidup atau ketika merasa terbebani oleh tanggung jawab. Dengan membaca Surah Al-Insyirah secara konsisten, seseorang diajak untuk menata hati dan menyerahkan hasil kepada Allah.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik

1. Apa keutamaan utama Surah Al-Insyirah?

Surah ini mengingatkan bahwa kesulitan selalu disertai kemudahan dalam setiap urusan hidup.

2. Kapan Surah Al-Insyirah dianjurkan dibaca?

Surah ini dapat dibaca kapan saja, termasuk setelah shalat atau saat menghadapi beban hidup.

3. Berapa jumlah ayat Surah Al-Insyirah?

Surah Al-Insyirah terdiri dari delapan ayat dan termasuk surah Makkiyah.

4. Apa makna pembukaan dada dalam Surah Al-Insyirah?

Makna ini merujuk pada kelapangan hati dalam menerima takdir dan tanggung jawab.

5. Apakah Surah Al-Insyirah berkaitan dengan motivasi hidup?

Ya, karena ayatnya menata cara pandang terhadap kesulitan dan harapan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |