Karena keutamaannya yang luar biasa, para ulama menganjurkan agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam beribadah untuk mendapatkan malam ini, terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Berikut ini adalah sejumlah tips yang dapat diamalkan untuk meraih Lailatul Qadar.
1. Menghidupkan 10 Malam Terakhir Ramadhan, Terutama Malam Ganjil
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari:
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 1878, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyebutkan bahwa banyak riwayat menunjukkan waktu Lailatul Qadar berada di malam ganjil, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, bahkan 29. Meskipun sebagian besar ulama, seperti Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah, cenderung pada malam ke-27, namun tidak ada kepastian yang mutlak.
Ulama menekankan pentingnya ihtimam atau perhatian penuh terhadap seluruh malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Dalam Membumikan Al-Qur’an, Quraish Shihab menjelaskan bahwa hikmah tidak diberitahukannya tanggal pasti malam tersebut adalah agar umat Islam tidak hanya beribadah pada satu malam saja, tetapi bersemangat dalam seluruh sepuluh malam terakhir.
2. Mendirikan Shalat Malam (Qiyamul Lail dan Tarawih)
Salah satu amalan utama untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar adalah dengan shalat malam. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat malam bisa berupa tarawih, tahajud, dan witir. Umat Islam dianjurkan untuk memanjangkan bacaan dan menambah kekhusyukan. Dalam buku Lailatul Qadar Lebih Baik dari Seribu Bulan karya Mushthafa Hadidi, disebutkan bahwa Rasulullah bahkan melakukan i’tikaf khusus di masjid selama sepuluh malam terakhir, dengan lebih banyak menghabiskan waktu untuk qiyamul lail, zikir, dan doa.
3. Membaca dan Merenungi Al-Qur’an
Lailatul Qadar merupakan malam turunnya Al-Qur’an (QS. Al-Qadr: 1), maka sudah sepatutnya umat Islam memperbanyak tilawah Al-Qur’an dan mentadabburinya.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr: 1)
Dalam Tafsir al-Maraghi, dijelaskan bahwa keutamaan malam ini salah satunya adalah karena wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW di Gua Hira, menandai awal misi kenabian. Membaca Al-Qur’an di malam tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan sumber ajaran Islam.
Menurut baznasjabar.org, para ulama menyarankan agar umat Islam tidak hanya membaca secara lisan, tetapi juga merenungkan (tadabbur) makna ayat-ayat tersebut sebagai bentuk ibadah intelektual dan spiritual.
4. Membaca Doa yang Dianjurkan Rasulullah
Rasulullah mengajarkan satu doa khusus kepada Aisyah RA ketika beliau menanyakan doa terbaik di malam Lailatul Qadar:
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni." “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi no. 3513)
Doa ini sederhana namun sangat mendalam maknanya. Kata ‘afw bermakna penghapusan dosa tanpa bekas, bukan sekadar ampunan (maghfirah). Mushthafa al-Hadidi menekankan bahwa doa ini adalah bentuk permohonan puncak dari seorang hamba yang mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah.
5. Melakukan I’tikaf di Masjid
I’tikaf merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dalam hadis sahih disebutkan:
"Rasulullah SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat." (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1171)
Tujuan dari i’tikaf adalah untuk mengosongkan waktu dari urusan dunia dan fokus penuh dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Tafsir al-Azhar, Hamka menuliskan bahwa i’tikaf adalah sarana terbaik untuk mendalami makna-makna spiritual dan melakukan evaluasi diri (muhasabah), sehingga malam Lailatul Qadar dapat diraih dengan kesiapan jiwa yang maksimal.
6. Memperbanyak Zikir dan Istighfar
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan. Karenanya, memperbanyak zikir, seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir sangat dianjurkan. Istighfar juga menjadi kunci penting untuk membuka pintu ampunan.
Dalam kuliah subuh yang disampaikan oleh Ust. H. Antung Tamin Rahman (sumber: darulhijrah.ponpes.id), beliau menjelaskan bahwa zikir dan istighfar yang dilakukan dengan penuh keikhlasan akan membantu mendekatkan hati pada Allah, serta menjadikan suasana hati lebih damai dan tenang.
7. Memperbanyak Sedekah dan Amal Sosial
Sedekah di bulan Ramadhan sangat dianjurkan, apalagi jika dilakukan di malam Lailatul Qadar. Dalam Fiqh al-Sunnah, Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa sedekah yang dilakukan di waktu mulia akan diganjar dengan pahala berlipat ganda. Bahkan, para ulama menyebut bahwa malam Lailatul Qadar adalah momentum untuk menebar kebaikan dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Hadis Rasulullah SAW:
“Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan menghindarkan dari su’ul khatimah.” (HR. Tirmidzi)
8. Hadiri Majelis Ilmu dan Dukung Dakwah
Menghadiri majelis ilmu pada malam-malam Ramadhan juga merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Dalam kajian tafsir al-Khazin yang dikutip al-Baghdadi, dijelaskan bahwa salah satu hikmah turunnya wahyu di malam Lailatul Qadar adalah untuk memberi petunjuk bagi umat manusia. Maka, menimba ilmu pada malam ini sangat sejalan dengan semangat wahyu pertama yang turun: Iqra’ (bacalah).
9. Lakukan Introspeksi Diri dan Perbaiki Hubungan dengan Allah
Malam Lailatul Qadar adalah saat yang tepat untuk muhasabah, mengoreksi kesalahan dan dosa yang telah lalu, serta berniat memperbaiki diri. Menurut Syekh Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh Mushthafa Hadidi, pengalaman spiritual dalam Lailatul Qadar adalah pengalaman batiniah yang hanya dapat dirasakan dengan kejujuran hati dan ketulusan dalam beribadah, bukan dicari lewat tanda-tanda fisik semata.
Dengan menerapkan amalan-amalan di atas secara konsisten dan ikhlas, insyaAllah kita akan diberi kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Seperti yang ditekankan oleh para ulama tafsir dan hadis, semangat utama dari malam ini bukanlah mencari fenomena luar biasa, melainkan memperkuat hubungan ruhani kita dengan Allah SWT.