Mengungkap 10 Keistimewaan Bulan Rajab dan Dalilnya: Persiapan Menuju Ramadhan

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Hijriah, memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Memahami keistimewaan bulan Rajab dan dalilnya sangatlah penting bagi setiap Muslim agar dapat memaksimalkan ibadah di bulan yang mulia ini. Sebagai salah satu dari empat bulan haram (Asyhurul Hurum), keistimewaan bulan Rajab dan dalilnya telah dijelaskan secara tegas dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Bulan Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban ini menjadi pintu pembuka menuju bulan-bulan penuh berkah, termasuk Ramadhan. Mengetahui keistimewaan bulan Rajab dan dalilnya dapat memotivasi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan dengan lebih baik. Di bulan inilah pahala amalan saleh dilipatgandakan dan dosa-dosa diampuni bagi yang bertaubat.

Berikut ini telah Liputan6 ulas secara mendalam tentang keistimewaan bulan Rajab dan dalilnya, lengkap dengan dalil Al-Qur'an, hadis, dan pendapat para ulama, pada Jumat (19/12). Mari kita pelajari bersama sepuluh keistimewaan utama bulan Rajab beserta dalil-dalilnya agar kita dapat meraih keberkahan di bulan yang mulia ini. Tanggal 1 Rajab 1447 Hijriah sendiri diperkirakan jatuh pada Minggu, 21 Desember 2025, yang berarti malam 1 Rajab sudah dimulai sejak Sabtu malam, 20 Desember 2025, setelah Maghrib.

Termasuk dalam Bulan Haram (Asyhurul Hurum)

Keistimewaan pertama dan paling utama dari bulan Rajab adalah statusnya sebagai salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan langsung dalam Al-Qur'an. Bulan-bulan ini sangat dimuliakan dan diagungkan dalam Islam, di mana umatnya dilarang berperang dan berbuat kezaliman.

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu."

Empat bulan haram yang dimaksud adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menegaskan bahwa Rajab masuk dalam kategori al-asyhur al-fadhilah (bulan-bulan yang utama) di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya'ban, serta terkategori al-asyhur al-hurum (bulan-bulan haram) bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Pahala Amalan Dilipatgandakan

Keistimewaan kedua bulan Rajab adalah pahala amalan saleh yang dikerjakan di bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Sebaliknya, dosa dan kezaliman yang dilakukan juga akan dilipatgandakan, sehingga umat Muslim dianjurkan untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakan.

Imam al-Baghawi dalam kitab tafsirnya, Ma'alimut Tanzil fi Tafsiril Qur'an, menjelaskan:

العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ

Artinya: "Amal salih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan kezaliman pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari kezaliman di dalam bulan-bulan selainnya."

Penjelasan ini menunjukkan bahwa setiap kebaikan seperti salat, sedekah, puasa, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya yang dilakukan di bulan Rajab akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, bulan ini menjadi kesempatan emas untuk memperbanyak amal kebaikan.

Bulan Terjadinya Peristiwa Isra' Mi'raj

Keistimewaan ketiga yang sangat agung adalah bulan Rajab menjadi saksi peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa luar biasa ini terjadi pada malam Jumat pertama di bulan Rajab dan menjadi tonggak diwajibkannya salat lima waktu bagi umat Islam.

Dalil Al-Qur'an mengenai peristiwa ini terdapat dalam QS. Al-Isra' ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Isra' Mi'raj adalah perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina (Isra'), kemudian dilanjutkan ke langit hingga Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT (Mi'raj). Peristiwa ini menegaskan kuasa Allah SWT yang meliputi hal-hal di bumi dan di langit.

Pembuka Bulan-Bulan Kebaikan

Keistimewaan keempat adalah bulan Rajab menjadi pembuka rangkaian enam bulan berturut-turut yang penuh keberkahan dalam kalender Hijriah. Bulan ini menandai dimulainya periode persiapan spiritual yang intensif bagi umat Muslim.

Urutan bulan-bulan istimewa tersebut meliputi Rajab (bulan ke-7) sebagai pembuka dan persiapan, Sya'ban (bulan ke-8) sebagai bulan penguatan, Ramadhan (bulan ke-9) sebagai puncak ibadah, Syawal (bulan ke-10) sebagai bulan kemenangan, Dzulqa'dah (bulan ke-11) sebagai bulan haram, dan Dzulhijjah (bulan ke-12) sebagai bulan haji dan kurban. Rangkaian ini menekankan pentingnya Rajab sebagai fondasi spiritual.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa memohon keberkahan di bulan Rajab agar dapat mencapai bulan Ramadhan:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan." Doa ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan bulan Rajab sebagai awal persiapan menuju Ramadhan.

Waktu Mustajab untuk Berdoa

Keistimewaan kelima adalah bulan Rajab, khususnya malam pertamanya, merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Doa yang dipanjatkan pada waktu ini memiliki peluang besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT.

Imam Syafi'i dalam Kitab al-Umm menyatakan:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Artinya: "Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban."

Meskipun demikian, Imam Syafi'i juga menyatakan bahwa berdoa di waktu-waktu tersebut adalah mustahab, bukan kewajiban. Hal ini mendorong umat Muslim untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan memperbanyak munajat dan permohonan kepada Allah SWT.

Tempat Berlatih Menuju Ramadhan

Keistimewaan keenam adalah bulan Rajab menjadi tempat berlatih dan mempersiapkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Bulan ini adalah waktu yang tepat untuk melatih jiwa dan raga dalam beribadah, membangun kebiasaan baik yang akan dilanjutkan di bulan suci. Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Rajab adalah pembukanya, Sya'ban adalah penguatnya, dan Ramadhan adalah hakikat perjuangan yang telah disiapkan sejak munculnya bulan Rajab.

Amalan latihan di bulan Rajab meliputi membiasakan diri berpuasa sunnah, meningkatkan salat tahajud, memperbanyak tilawah Al-Qur'an, melatih mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan sedekah dan infak, memperbaiki kualitas salat wajib, serta menjaga lisan dari perkataan sia-sia. Latihan ini bertujuan untuk membentuk pribadi yang lebih takwa dan siap menghadapi Ramadhan.

Dengan demikian, Rajab bukan hanya sekadar bulan biasa, melainkan arena untuk menggembleng diri secara spiritual. Persiapan yang matang di bulan ini akan sangat membantu dalam meraih keberkahan Ramadhan secara maksimal.

Anugerah Pengampunan Dosa

Keistimewaan ketujuh adalah bulan Rajab merupakan bulan penuh ampunan bagi siapa saja yang bertaubat dan memperbanyak istighfar. Allah SWT membuka pintu taubat dengan luas di bulan yang mulia ini, memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa.

Salah satu bacaan istighfar yang sangat dianjurkan adalah Sayyidul Istighfar:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ وَأَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Artinya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan aku dalam genggaman-Mu. Aku dalam perjanjian-Mu (beriman dan taat) kepada-Mu sekadar kemampuan yang ada padaku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku. Karena itu, aku memohon ampunan-Mu, dan sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa seseorang, kecuali Engkau, ya Allah."

Keutamaan membaca Sayyidul Istighfar disebutkan dalam Hadis No. 6306 riwayat Imam Bukhari, bahwa barangsiapa membacanya dengan penuh keyakinan pada siang hari lalu ia mati pada hari itu sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Demikian pula jika dibaca pada malam hari sebelum pagi.

Bulan Sedekah yang Dimuliakan

Keistimewaan kedelapan adalah bulan Rajab dikenal sebagai bulan sedekah. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah di bulan ini dengan berbagai bentuknya, sebagai upaya meraih pahala berlipat ganda.

Sebuah hadis menyebutkan: "Barangsiapa yang bersedekah di bulan Rajab, maka Allah menjauhkannya dari neraka seperti durasi anak burung gagak yang belum tumbuh bulunya hingga mati tua." (Diriwayatkan oleh Uqbah dari Salamah bin Qais, dikutip oleh NU Jombang).

Bentuk-bentuk sedekah di bulan Rajab sangat beragam, tidak hanya terbatas pada harta. Sedekah bisa berupa harta, ilmu, tenaga, senyum, nasihat, hingga doa. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hadid ayat 11 menegaskan keutamaan bersedekah: "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak." Ayat ini mendorong umat Muslim untuk berinfak di jalan Allah dengan niat tulus, karena Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda dan pahala mulia.

Larangan Berperang dan Berbuat Kezaliman

Keistimewaan kesembilan adalah adanya larangan untuk berperang dan berbuat kezaliman di bulan Rajab. Ini menjadikan bulan Rajab sebagai bulan perdamaian, di mana setiap Muslim diwajibkan untuk menjaga diri dari segala bentuk kezaliman.

Dalil Al-Qur'an dalam QS. At-Taubah ayat 36 secara eksplisit menyatakan: "Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." Larangan ini mencakup segala bentuk kezaliman, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Bulan Rajab bahkan mendapat julukan Al-Ashamm yang artinya "yang tuli", karena pada bulan ini tidak terdengar gemerincing senjata perang. Masyarakat Arab sejak zaman jahiliyah telah menghormati bulan ini dengan menghentikan segala bentuk peperangan. Implementasi di masa kini mencakup menghindari perselisihan, tidak menyakiti perasaan orang lain, memaafkan kesalahan, memutus rantai permusuhan, menciptakan harmoni, menjaga lisan dari ghibah dan fitnah, serta tidak berbuat zalim dalam bentuk apapun.

Derasnya Tetes Kebaikan dan Keberkahan

Keistimewaan kesepuluh adalah di bulan Rajab, kebaikan dan keberkahan mengalir dengan sangat deras bagi siapa saja yang memanfaatkannya dengan baik. Bulan ini diibaratkan sebagai awal dari musim panen spiritual.

Bulan Rajab mendapat julukan Al-Ashabb yang berarti "yang mengucur atau menetes". Julukan ini menggambarkan derasnya tetes kebaikan, pahala, dan keberkahan yang turun dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beramal saleh di bulan ini. Nama-nama lain bulan Rajab juga mencerminkan keagungannya, seperti Rajab (mengagungkan), Rajam (melempar setan), dan Rajab Fard (sendirian karena tidak berurutan dengan bulan haram lainnya).

Abu Bakar al-Warraq al-Balkhi, sebagaimana dikutip Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaiful Ma'arif, mengibaratkan: "Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya'ban seperti awan yang membawa hujan, dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya'ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan suci Ramadhan." Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Rajab adalah awal dari proses keberkahan yang akan mencapai puncaknya di Ramadhan.

Tanya Jawab (Q&A) Seputar Keistimewaan Bulan Rajab dan Dalilnya

Q1: Apa yang dimaksud dengan bulan haram dalam Islam?

Jawab: Bulan haram (Asyhurul Hurum) adalah empat bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut "haram" bukan berarti dilarang, tetapi karena sangat diagungkan dan dijaga kehormatan nya. Pada bulan-bulan ini, di masa Nabi Muhammad SAW, umat Islam dilarang berperang. Dalilnya terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 36.

Q2: Apakah wajib berpuasa di bulan Rajab?

Jawab: Tidak ada kewajiban untuk berpuasa di bulan Rajab. Tidak ada dalil shahih yang mewajibkan puasa khusus di bulan ini. Namun, berpuasa sunnah di bulan Rajab sangat dianjurkan sebagai persiapan menuju Ramadhan. Anda bisa melakukan puasa sunnah seperti biasa: Senin-Kamis, Ayyamul Bidh (tanggal 13-14-15), atau puasa Daud sesuai kemampuan.

Q3: Benarkah pahala di bulan Rajab dilipatgandakan?

Jawab: Ya, benar. Imam al-Baghawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa amal salih di bulan-bulan haram termasuk Rajab memiliki pahala yang lebih besar. Ini adalah keutamaan khusus yang diberikan Allah SWT untuk bulan-bulan mulia. Namun perlu diingat, dosa yang dilakukan di bulan ini juga dilipatgandakan, sehingga kita harus lebih berhati-hati dan meningkatkan ketakwaan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |