Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, sebagaimana disebut dalam QS. At-Taubah ayat 36. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh sebagai persiapan rohani menyambut Ramadhan. Meski tidak ada dalil sahih yang menyebutkan puasa Rajab memiliki keutamaan khusus, namun berpuasa di bulan mulia ini tetap bernilai pahala karena termasuk amal sunnah yang dianjurkan secara umum. Rajab menjadi waktu terbaik untuk memperbaiki ibadah, melatih kesabaran, dan menebus kelalaian di bulan-bulan sebelumnya.
Selain sebagai momentum ibadah, Rajab juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk melunasi utang puasa Ramadhan. Sebab, banyak orang yang menunda qadha karena kesibukan atau lupa hingga mendekati Ramadhan berikutnya. Maka, menggabungkan niat antara puasa Rajab dan qadha Ramadhan menjadi solusi cerdas, melaksanakan kewajiban sekaligus meraih keberkahan bulan haram.
Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Rajab dan Qadha Ramadhan?
Pertanyaan ini sering muncul menjelang bulan Rajab: apakah boleh menggabungkan dua niat, yaitu niat qadha Ramadhan dan niat puasa sunnah Rajab? Mayoritas ulama menjelaskan bahwa hal tersebut boleh dilakukan, asalkan niat utama adalah qadha Ramadhan. Artinya, seseorang meniatkan puasa wajib (mengganti puasa Ramadhan yang tertinggal), namun memilih melakukannya di hari-hari yang disunnahkan seperti Rajab, Senin-Kamis, atau Ayyamul Bidh.
Menurut pandangan ulama, hukum penggabungan niat ini diperbolehkan berdasarkan kaidah at-tasyrik (menggabungkan dua ibadah) dan at-tadaakhul (memasukkan satu ibadah ke ibadah lain) jika jenis ibadahnya tidak saling bertentangan. Syaikh Ibnu Utsaimin juga menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa qadha di hari Arafah atau Asyura tetap sah puasanya dan berpeluang mendapat pahala keduanya.
Namun, perlu dicatat bahwa puasa wajib tidak bisa digantikan oleh niat sunnah semata. Artinya, jika seseorang hanya berniat puasa Rajab tanpa niat qadha, maka puasanya tidak sah untuk mengganti puasa Ramadhan. Sebaliknya, jika ia berniat qadha dan bertepatan dengan hari-hari mulia, maka qadhanya sah dan ia berharap mendapat pahala tambahan dari puasa sunnah tersebut.
Bagi yang memiliki waktu luang, para ulama tetap menyarankan untuk memisahkan antara puasa wajib dan sunnah, agar pahala keduanya diperoleh secara penuh. Namun, bagi yang memiliki kesibukan atau waktu terbatas, menggabungkan niat ini tetap menjadi pilihan sah dan berpahala, selama niatnya jelas dan ikhlas karena Allah SWT.
Kaidah Fikih: Menggabungkan Ibadah Wajib dan Sunnah
Dalam ilmu fikih, penggabungan dua ibadah dikenal dengan istilah at-tasyrik dan at-tadaakhul. Kaidah ini membolehkan seseorang melaksanakan dua jenis ibadah sekaligus dengan satu perbuatan, selama keduanya memiliki tujuan yang sejalan dan tidak saling meniadakan. Contoh sederhana adalah seseorang yang berwudhu untuk shalat wajib, namun dengan wudhu yang sama juga sah untuk melaksanakan shalat sunnah.
Dijelaskan bahwa siapa yang berniat qadha Ramadhan dan bertepatan dengan hari puasa sunnah seperti Asyura atau Arafah, maka puasanya sah dan ia diharapkan mendapatkan dua pahala: pahala qadha dan pahala sunnah. Namun, jika ia hanya berniat sunnah tanpa niat qadha, maka puasanya tidak sah untuk mengganti puasa wajib.
Kesimpulannya, selama niat pokok ditujukan untuk qadha, penggabungan ibadah ini termasuk praktik yang dibolehkan oleh banyak ulama. Dengan demikian, seorang muslim bisa tetap menunaikan kewajiban sambil mengejar pahala dari amal sunnah, bukti bahwa Islam memberi ruang kemudahan dalam beribadah.
Bacaan Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan
Dari penjelasan di atas, maka niat yang dibaca saat hendak menggabungkan puasa Rajab dan qadha adalah niat qadha Ramadhan.
اللَّهُمَّ نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Allahumma nawaitu sauma ghodin ‘an qadha’i fardhi Ramadhana lillahi ta’ala.
Artinya: “Ya Allah, aku berniat puasa esok hari untuk mengganti kewajiban puasa Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Niat ini dilakukan pada malam hari sebelum Subuh, karena qadha adalah puasa wajib. Niat cukup di dalam hati, tidak wajib diucapkan dengan lisan, namun melafalkannya diperbolehkan sebagai pengingat.
Menurut penjelasan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam Qawa’id Muhimmah wa Fawaid Jammah, dua ibadah yang sejenis dapat digabung jika jenis dan tata caranya serupa, seperti wudhu untuk hadas kecil dan besar, atau manasik haji qiran yang menggabungkan niat haji dan umrah sekaligus.
Namun, para ulama menegaskan tidak semua ibadah boleh digabungkan. Ada dua pengecualian penting:
Ibadah yang memiliki qadha, seperti shalat wajib atau puasa Ramadhan, tidak bisa disatukan dalam satu niat untuk dua kewajiban. Misalnya, seseorang tidak bisa berniat satu kali shalat untuk menggantikan dua waktu shalat wajib.
Ibadah yang menjadi pengikut ibadah lain, seperti puasa Syawal yang merupakan lanjutan dari puasa Ramadhan. Puasa Syawal tidak bisa digabung dengan puasa sunnah lain, karena sifatnya mengikuti ibadah sebelumnya.
Menurut sebagian ulama Hanafiyah, jika ibadah dimaksudkan untuk zatnya (seperti qadha Ramadhan), maka ia tidak dapat digabungkan dengan ibadah lain. Namun, jika ibadah hanya dimaksudkan untuk melakukan amal itu sendiri (seperti shalat tahiyatul masjid yang penting dilakukan sebelum duduk), maka boleh dimasukkan ke ibadah lain dengan satu niat. Prinsip inilah yang membuat penggabungan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Rajab diperbolehkan, karena keduanya serupa (sama-sama puasa), dan niat pokoknya tetap ditujukan untuk ibadah wajib, yaitu qadha Ramadhan.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah boleh niat puasa qadha di pagi hari?
Tidak boleh, karena qadha termasuk puasa wajib; niatnya harus sebelum Subuh.
2. Apakah bisa mendapat dua pahala jika menggabungkan qadha dan puasa Rajab?
Bisa, jika niat pokoknya qadha Ramadhan dan waktunya bertepatan dengan puasa sunnah.
3. Apakah puasa Rajab memiliki keutamaan khusus?
Tidak ada dalil sahih yang menyebutkan keutamaan khusus, tapi tetap berpahala sebagai puasa sunnah.
4. Apa hukum menunda qadha hingga lewat Ramadhan berikutnya?
Wajib mengganti setelahnya dan menunaikan fidyah bagi setiap hari yang ditunda tanpa uzur.
5. Apakah niat harus diucapkan?
Tidak wajib, cukup dalam hati, tapi boleh dilafalkan untuk membantu menghadirkan niat yang kuat.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451303/original/043791400_1766271284-ini-penjelasan-ilmiah-mukjizat-tongkat-nabi-musa-membelah-laut-merah-lzj.webp)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3381448/original/032968300_1613719892-wooden-spoon-fork-as-clock-hands-white-plate_49149-1007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4573773/original/021416200_1694591354-20230913111830__fpdl.in__quran-being-held-hands-close-up_23-2148444089_normal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417338/original/087225200_1763529762-Buka_Puasa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3190057/original/069392400_1595662626-muslim-woman-praying_23-2147794180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285555/original/006582100_1752712046-IMG-20250709-WA0026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3141976/original/029125200_1591094091-ramadan-3384043_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4270292/original/089440700_1671764205-masjid-pogung-dalangan-DdMZbKFFbaU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450038/original/011940800_1766126206-Gemini_Generated_Image_n0zy6on0zy6on0zy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4273163/original/088837000_1672056349-teenage-girl-with-praying-sunny-nature_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4213817/original/036215300_1667476717-bacaan-sholat-dari-awal-sampai-akhir-lengkap-dengan-niatnya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4174191/original/099991100_1664358430-bacaan-doa-setelah-adzan-beserta-arti-dan-keutamaannya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3097912/original/049390200_1586407817-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4243646/original/000555100_1669712732-029349200_1648524463-masjid-maba-QhzQfD0ihnI-unsplash_1___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403644/original/020818300_1682064463-Bacaan_istighfar_beserta_terjemahan_dan_artinya.jpg)





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)







