Penting, Ini Cara Ustadz Adi Hidayat Memaknai Kegagalan

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia pasti pernah mengalami peristiwa yang dianggap sebagai kegagalan. Namun, bagaimana seseorang menyikapi kegagalan itu yang akan menentukan langkahnya ke depan.

Kegagalan sering kali membuat seseorang merasa terpuruk, kehilangan semangat, bahkan putus asa. Padahal, bisa jadi di balik kegagalan itu terdapat rencana yang lebih baik dari Allah.

Pendakwah Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bahwa kesalahan dalam menyikapi kegagalan bukan terletak pada peristiwa itu sendiri, tetapi pada cara pandang seseorang dalam menghadapinya.

“Tidak mungkin Allah menginginkan kita larut dalam kesedihan, merasa tertekan, atau tersakiti. Yang keliru itu bukan kegagalannya, tetapi cara kita memandangnya,” ujar Ustadz Adi Hidayat dalam kajian yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @adibasalma-c8c.

Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, kegagalan adalah bentuk kasih sayang Allah untuk membawa seseorang ke tempat yang lebih baik.

Setiap peristiwa yang tampak seperti kegagalan sebenarnya adalah jembatan menuju anugerah yang lebih besar. Namun, hal itu baru akan terasa setelah seseorang berhasil melewati ujian tersebut.

“Kegagalan itu bukan kegagalan. Itu adalah Jembatan Kasih Allah yang sedang mengantarkan kita pada sesuatu yang lebih baik yang belum pernah kita rasakan sebelumnya,” lanjut UAH.

Simak Video Pilihan Ini:

Korban Tenggelam di Perairan Nusakambangan Ditemukan

Dalam Al-Qur'an, Tidak Ada Istilah Kegagalan

Cara membaca takdir sangat penting dalam menghadapi kegagalan. Jika seseorang memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, maka ia akan lebih tenang dalam menyikapi setiap ujian kehidupan.

Dalam Al-Qur'an, tidak ada istilah kegagalan. Yang ada adalah kasih sayang Allah yang ingin membangkitkan kemampuan istimewa dalam diri seseorang.

Sering kali, seseorang baru menyadari potensi terbaik dalam dirinya setelah melewati kegagalan. Jika tidak mengalami kegagalan, mungkin semangat dan kemampuannya tidak akan muncul.

Ustadz Adi Hidayat mencontohkan banyak peristiwa dalam kehidupan yang awalnya tampak buruk, tetapi ternyata berakhir dengan kebaikan yang besar.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam memahami takdir. Apa yang tampak sebagai kegagalan saat ini, bisa jadi adalah awal dari kesuksesan yang lebih besar.

Cara Menghadapi Kegagalan

Dalam menghadapi kegagalan, seseorang harus tetap berusaha dengan maksimal. Ikhtiar yang sempurna adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan.

“Yang penting itu ikhtiarnya. Kalau sudah berusaha semaksimal mungkin, maka hasilnya serahkan kepada Allah,” tegasnya.

Kegagalan juga bisa menjadi cara Allah untuk mengajarkan kesabaran dan ketangguhan. Tanpa rintangan, seseorang tidak akan mampu mengasah mental dan kemampuannya.

Banyak tokoh besar dalam sejarah yang mengalami kegagalan sebelum akhirnya meraih kesuksesan. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan hanyalah bagian dari proses menuju keberhasilan.

Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk berputus asa. Setiap kegagalan harus disikapi dengan sikap positif dan semangat untuk terus bangkit.

“Hidup ini akan terasa lebih ringan jika kita memahami bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Allah dengan penuh kasih sayang,” tutup Ustadz Adi Hidayat.

Dengan memahami makna kegagalan dari sudut pandang yang benar, seseorang akan lebih mudah menjalani kehidupan tanpa terbebani oleh perasaan takut gagal.

Jadikan setiap kegagalan sebagai pelajaran berharga. Karena di balik setiap ujian, selalu ada hikmah yang dapat membawa seseorang pada kebaikan yang lebih besar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |