Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah acara pengajian akbar di Kudus, suasana yang awalnya penuh kekhusyukan mendadak pecah oleh gelak tawa ribuan jemaah. Pemicunya tak lain adalah ulah dai kondang asal Blitar, Gus Iqdam, yang dengan gaya khasnya meroasting wakil bupati cantik yang hadir di acara tersebut.
Gus Iqdam, pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah yang dikenal ceplas-ceplos, awalnya tampil tenang membacakan ayat suci Al-Qur’an. Namun, suasana berubah saat ia mulai menyapa tamu-tamu kehormatan yang hadir, termasuk Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton.
“Wakil bupati sing fleksibel dadi mambengi tak delok dadi penyanyi, saiki dadi mbak-mbak yali-yali,” celetuk Gus Iqdam dengan nada bercanda yang langsung disambut gelak tawa jemaah. Ucapannya langsung viral dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Menurut Gus Iqdam, dirinya sempat menyaksikan penampilan Bellinda di acara sebelumnya di mana ia bernyanyi dengan penuh semangat. “Kok iso-iso ae mambengi nyanyi sekop-sekop, ketoke mambengi yo nyanyi sekop-sekop,” katanya, menirukan gaya Bellinda.
Namun, yang membuat hadirin makin tertawa adalah perubahan sikap Bellinda saat acara pengajian berlangsung. “Lah iki mang cetok aku kok wis ualus, sopan. ‘Sugeng Gus, mohon maaf lahir batin, minal aidin wal faizin,’ sopan banget!” ujar Gus Iqdam, yang menelurkan istilah ST Nyell, menirukan sapaan Bellinda dengan gaya jenaka.
“Loh iki piye, opo berubah apa piye? Aku heeh… sing kondang supermen iki Pak DPR, kok sing iso berubah Mbak Bellinda iki,” tambah bose garangan ini, dengan gaya khas arek Blitar yang makin menghidupkan suasana.
Ucapan “mbak-mbak yali-yali” yang dilontarkan Gus Iqdam merujuk pada tren TikTok yang sedang naik daun. Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan wanita berhijab yang tampil menawan dan anggun.
Simak Video Pilihan Ini:
Tak Terima Ditilang, Anak SMP di Cilacap Caci Maki Polisi
Wakil Bupati Termuda, Spek Yali-Yali
Di TikTok, frasa “yali yali” kerap dipakai untuk menyindir sekaligus memuji perempuan yang tampil cantik dan kalem saat sedang ngaji atau ikut majelis taklim. Tak ayal, pernyataan Gus Iqdam dianggap sebagai bentuk pujian yang unik.
Dikutip Liputan6.com, Sabtu (19/04/2025), dari kanal YouTube @sholeh-sholehah, momen roasting itu menjadi sorotan karena kejenakaan Gus Iqdam yang tetap menyelipkan dakwah di tengah candaan.
Sementara itu, sosok Bellinda Putri Sabrina Birton memang tengah menjadi perbincangan publik. Wanita kelahiran Kudus itu baru saja dilantik sebagai Wakil Bupati Kudus mendampingi Samani Intakoris pada periode 2025-2030.
Bellinda dilantik secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka pada Kamis (20/2/2025). Usianya yang masih sangat muda, yakni 25 tahun, 4 bulan, dan 14 hari, membuatnya disebut-sebut sebagai wakil bupati termuda se-Indonesia.
Rekam jejak Bellinda juga menarik perhatian. Selain aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, ia juga dikenal memiliki bakat seni, termasuk dalam bidang tarik suara. Tak heran bila Gus Iqdam menyebutnya pernah tampil sebagai penyanyi.
Dalam beberapa kesempatan, Bellinda memang tampil membaur dengan masyarakat, termasuk mengisi acara budaya dan seni. Penampilannya yang santai dan ramah membuatnya cepat dikenal masyarakat.
Namun, saat menghadiri acara keagamaan, Bellinda selalu tampil sopan dengan hijab syar’i. Inilah yang membuat transformasinya dari “penyanyi sekop-sekop” menjadi “mbak-mbak yali-yali” terasa kontras, seperti yang diungkapkan Gus Iqdam.
Gus Iqdam Jadi Magnet di Kudus
Di tengah candaan, Gus Iqdam tetap menyisipkan pesan moral. “Ngaji itu penting, ora masalah seneng nyanyi, sing penting saiki nyambung karo Allah,” tuturnya disambut tepuk tangan.
Ia menegaskan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. “Wong apik iku ora dilihat saka biyene, tapi saka saiki lan kepiye uripe ngajak wong liya menyang kebaikan,” tegasnya.
Pesan itu terasa mengena, apalagi disampaikan dengan bahasa khas Blitar yang lugas namun bersahabat. Bagi Gus Iqdam, humor dan dakwah adalah dua sisi yang bisa berjalan beriringan.
Seusai pengajian, banyak jemaah yang mendekati Gus Iqdam dan Bellinda untuk berfoto bersama. Keduanya tampak akrab dan saling menghormati, membuktikan bahwa candaan di atas panggung tak mengganggu hubungan baik mereka.
Bellinda sendiri tak menanggapi secara negatif roasting tersebut. Dalam keterangannya, ia justru menganggap ucapan Gus Iqdam sebagai bentuk keakraban dan penerimaan terhadap dirinya sebagai bagian dari masyarakat Kudus.
“Saya senang bisa hadir dan disambut dengan hangat oleh masyarakat dan juga Gus Iqdam. Ini bukti bahwa Kudus adalah rumah untuk semua,” ujar Bellinda sambil tersenyum.
Pengajian tersebut menjadi bukti bahwa dakwah bisa dikemas secara ringan tanpa kehilangan substansi. Dan sosok Gus Iqdam kembali menunjukkan bahwa cara menyampaikan pesan keagamaan bisa disesuaikan dengan konteks zaman dan tren.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul