Liputan6.com, Jakarta Kisah tentang mukjizat Nabi Hud AS berdampingan dengan cerita mukjizat Nabi Sulaiman, mukjizat Nabi Ilyas, hingga mukjizat Nabi Ishaq, yang sama-sama menegaskan bahwa Allah menurunkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada hamba pilihan. Hud AS diutus kepada kaum ‘Ad, bangsa besar yang hidup dalam kemewahan, namun terjebak dalam kesombongan. Kaum ‘Ad sangat membanggakan kekuatan fisik dan kemegahan bangunan, tetapi mengingkari ajaran tauhid.
Nabi Hud AS diutus untuk berdakwah kepada kaum ‘Ad. Pada mulanya, kaum ini menolak dan mengejek sang nabi. Namun kemudian, mukjizat yang diturunkan kepada beliau akhirnya menegaskan bahwa Nabi Hud lah yang benar. Dari kisah ini, manusia belajar bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada harta dan kekuasaan, tetapi pada ketaatan. Empat mukjizat Nabi Hud AS berikut ini menjadi saksi bagaimana Allah menegakkan keadilan dan memberi kesempatan bagi siapa pun untuk kembali ke jalan lurus.
Profil Nabi Hud AS
Nabi Hud AS merupakan salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui dan termasuk nabi keempat yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri. Beliau berasal dari bangsa Arab, tepatnya dari suku ‘Ad, kaum besar yang hidup di wilayah Al-Ahqaf, berada di antara Oman dan Yaman. Sejak kecil, Hud AS dikenal memiliki kepribadian terpuji: jujur, amanah, pekerja keras, ramah dalam pergaulan, serta memiliki akhlak luhur. Sifat-sifat mulia ini menjadi bekal ketika Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaumnya sendiri. Kisah Nabi Hud banyak diceritakan dalam Al-Qur’an, bahkan namanya dijadikan nama surat ke-11, yaitu Surah Hud.
Di sisi lain, Kaum ‘Ad diberi anugerah luar biasa oleh Allah meliputi: tubuh kuat, tanah subur, serta hasil pertanian melimpah. Sayangnya, semua nikmat tersebut membuat mereka lalai. Mereka menyembah berhala bernama Shamud dan Al-Hattar serta percaya bahwa berhala-berhala tersebut memberikan perlindungan, kesuburan, dan keselamatan.
Guna mengembalikan mereka ke jalan tauhid, Allah mengutus Nabi Hud AS. Dengan kelembutan dan kebijaksanaannya, Nabi Hud AS menjelaskan kepada kaum ‘Ad bahwa hanya Allah yang menciptakan dan mencukupi seluruh kebutuhan makhluk-Nya. Namun kaum ‘Ad tetap menolak, bahkan menuduh Nabi Hud sebagai orang gila yang mengarang cerita. Ketika kekafiran semakin menjadi-jadi, Allah menurunkan dua tahap azab berupa kekeringan panjang dan badai angin yang menghancurkan.
Dari perjalanan hidup Nabi Hud AS, kita belajar bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan. Bahkan ketika kebatilan sangat kuat, Nabi Hud AS tetap membimbing kaumnya tanpa putus asa.
Mukjizat Nabi Hud AS: Dakwah di Tengah Kaum ‘Ad
Nabi Hud AS dikenal karena keteguhannya dalam berdakwah kepada kaum ‘Ad, meskipun mereka hidup dalam kesombongan luar biasa. Kaum ‘Ad merasa tidak ada kekuatan yang bisa menandingi kekuasaan mereka. Namun Nabi Hud AS tetap menyeru dengan kelembutan dan keyakinan penuh bahwa kekuatan hanyalah milik Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Arab: وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Latin: Wa ilā ‘Ādin akhāhum Hūdan qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin ghairuh afalā tattaqūn
Terjemahan: “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?’”
(QS. Al-A‘raf [7]: 65)
Ayat ini menunjukkan kelembutan Nabi Hud AS yang memanggil mereka dengan sebutan “hai kaumku”, menandakan kasih sayang seorang nabi dihadapan kaum yang angkuh.
Kaum ‘Ad menjawab dengan kesombongan, menuduh Hud AS sebagai orang bodoh dan gila. Namun ia tetap teguh dan menjawab dengan tenang bahwa dirinya hanyalah seorang rasul yang diutus untuk menyampaikan amanah. Keteguhan inilah yang menjadi mukjizat pertama — kemampuan untuk berdiri kokoh di hadapan kekuatan besar tanpa takut kehilangan apapun kecuali kebenaran.
Mukjizat Perlindungan dari Bencana Sebelum Azab
Sebelum azab besar menimpa kaum ‘Ad, Nabi Hud AS menerima perlindungan khusus dari Allah SWT. Beliau dan para pengikutnya diselamatkan dari badai besar yang menghancurkan kaum ‘Ad. Mukjizat ini menunjukkan bahwa Allah memisahkan dengan jelas antara orang beriman dan orang kafir, bahkan di tengah bencana alam yang dahsyat.
Allah berfirman:
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَنَجَّيْنَاهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ
Falammā jā’a amrunā najjainā Hūdan walladzīna āmanū ma‘ahu biraḥmatin minnā wa najjaināhum min ‘adzābin ghalīzh
“Maka tatkala datang perintah Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan Kami selamatkan mereka dari azab yang berat.”
(QS. Hūd [11]: 58)
Ayat ini menegaskan bahwa keselamatan sejati datang dari rahmat Allah, bukan dari kekuatan manusia. Bahkan badai yang mematikan sekalipun tidak bisa menyentuh mereka yang dijaga oleh iman. Badai itu begitu kuat hingga menghancurkan seluruh bangunan kaum ‘Ad, meninggalkan daratan kosong tak berpenghuni. Perlindungan Nabi Hud AS dari bencana besar ini adalah tanda bahwa Allah memberikan mukjizat bukan hanya untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, tetapi juga kasih sayang terhadap hamba yang taat.
Mukjizat Keberlangsungan Dakwah Hud AS setelah Azab
Setelah kehancuran kaum ‘Ad, Nabi Hud AS tetap hidup dan melanjutkan dakwahnya di wilayah sekitar Hadramaut (Yaman). Mukjizat ini menunjukkan bagaimana seorang nabi tetap diberi kekuatan oleh Allah untuk menata kehidupan baru setelah bencana besar. Hud AS tidak meninggalkan misinya mengajak umat pada zaman itu untuk beriman kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Allah berfirman:
وَتِلْكَ عَادٌ ۖ جَحَدُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ
Wa tilka ‘Ādun, jahadū bi āyāti rabbihim wa ‘aṣaw rusulah wattaba‘ū amra kulli jabbārin ‘anīd
“Itulah kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda Tuhan mereka, mendurhakai rasul-rasul-Nya, dan menuruti perintah setiap orang yang sewenang-wenang lagi durhaka.”
(QS. Hūd [11]: 59)
Para ulama menafsirkan bahwa setelah kehancuran, Nabi Hud AS hidup bersama orang-orang beriman dan menegakkan kembali ketauhidan sebagai bukti rahmat Allah. Mukjizat ini menggambarkan bahwa meskipun azab telah turun, risalah kebenaran tidak pernah padam. Dari reruntuhan kesombongan lahirlah kehidupan baru yang berlandaskan iman. Hud AS wafat dalam keadaan mulia dan dimakamkan di Hadramaut, Yaman, tempat yang hingga kini diyakini menyimpan jejak perjuangannya.
Teladan dari Mukjizat Nabi Hud AS
Kisah Nabi Hud AS menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT agar manusia tidak terjerumus dalam kesombongan. Dari mukjizat-mukjizat tersebut kita belajar bahwa keteguhan, kesabaran, dan iman akan selalu menjadi perisai di tengah kesulitan. Nabi Hud AS mengajarkan bahwa kebenaran tidak selalu diterima dengan mudah oleh orang lain, meski demikian tugas manusia adalah terus menyampaikan dengan ikhlas.
Dalam kehidupan modern, pesan Nabi Hud AS tetap relevan, bahwa kekuatan sejati bukan pada kekuasaan atau teknologi, tetapi pada ketaatan kepada Allah SWT. Kaum ‘Ad hancur karena kesombongan, sementara Nabi Hud AS dikenang karena keimanannya kepada Allah. Itulah perbedaan antara yang hilang ditelan waktu dan yang abadi karena iman.
Pertanyaan seputar Mukjizat Nabi Hud AS
1. Siapa kaum ‘Ad dalam kisah Nabi Hud AS?
Bangsa yang hidup setelah Nabi Hud AS di wilayah Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman). Mereka dikenal memiliki tubuh besar dan kekuatan luar biasa, namun menyembah berhala.
2. Di mana lokasi makam Nabi Hud AS?
Makamnya diyakini berada di Hadramaut, Yaman, di sebuah lembah yang dikenal dengan nama Wadi Hud. Tempat ini masih sering dikunjungi peziarah hingga kini.
3. Apa penyebab kaum ‘Ad diazab Allah?
Mereka diazab karena menolak dakwah Nabi Hud AS, menyombongkan diri, dan menentang perintah Allah. Azab datang dalam bentuk badai besar yang menghancurkan seluruh kaum tersebut.
4. Apa pelajaran utama dari kisah Nabi Hud AS?
Kesombongan akan membawa kehancuran, dan hanya iman yang bisa menyelamatkan manusia dari murka Allah SWT.
5. Bagaimana relevansi kisah Nabi Hud AS dengan kehidupan masa kini?
Pesannya sangat kontekstual yakni bahwa manusia modern pun bisa terjerumus dalam kesombongan teknologi dan kekuasaan. Kisah ini mengingatkan agar tetap rendah hati dan taat kepada Allah.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436728/original/044564800_1765183886-Hadits_Tentang_Berpikir_Kritis.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435975/original/088945600_1765128102-Alokasi_Kuota_Jemaah_Haji_Reguler_Seluruh_Indonesia_kemenhaj__kemenhajri__haji__hajiindonesia.webp)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5243315/original/041356700_1749101370-20250605-Wukuf_di_Arafah-AFP_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5129728/original/006440200_1739305478-1739304657763_mimpi-bertemu-orang-tua-menurut-islam.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2300065/original/023860100_1533266876-wni-di-saudi-berbondong-bondong-daftar-jadi-petugas-badal-haji-1808027_3x2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4796769/original/097856700_1712461441-Screenshot__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4308341/original/047219400_1675137699-haji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5263199/original/049267800_1750788619-WhatsApp_Image_2025-06-25_at_00.00.09.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4455364/original/038213500_1686041471-Screenshot_20230606_101743_Drive.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5102800/original/012961600_1737448281-1737446419683_arti-doa-tidur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3579790/original/038873300_1632297815-pexels-rodnae-productions-8217647.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4990655/original/018003600_1730716747-tata-cara-sholat-tahajud-agar-keinginan-terkabul.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4011083/original/042080100_1651218283-20220429-Sholat-Jumat-Terakhir-Ramadhan-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846280/original/058735300_1562395380-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4340567/original/054250300_1677564937-20230228-Edukasi-Manasik-Haji-Anak-Faizal-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3108177/original/030261700_1587459748-299786-P7FMQK-120.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383864/original/030469300_1760697190-Berdoa_sebelum_bekerja.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)



