Liputan6.com, Jakarta- Nikel adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki peran krusial dalam berbagai industri modern. Indonesia pun memiliki kandungan mineral tersebut mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan jumlah cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam atau 23 persen cadangan di dunia.
Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah, nikel bahan baku apa saja? Nikel memiliki kegunaan yang sangat beragam, terutama dalam industri logam dan baterai. Sifat-sifatnya yang unik membuat nikel menjadi komponen penting dalam banyak aplikasi.
Nikel digunakan secara luas karena ketahanannya terhadap korosi, kemampuan menyimpan energi, dan kemampuannya meningkatkan sifat mekanik logam lainnya. Dari baja tahan karat hingga baterai kendaraan listrik, nikel memainkan peran sentral dalam mendukung inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan.
Nikel sebagai Bahan Baku Utama Baja Tahan Karat
Salah satu kegunaan utama nikel adalah sebagai komponen penting dalam pembuatan baja tahan karat atau stainless steel. Nikel memberikan sifat tahan korosi dan tahan panas pada baja, membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi industri dan konsumen. Baja tahan karat yang mengandung nikel banyak digunakan dalam industri otomotif, konstruksi, peralatan rumah tangga, dan banyak lagi.
Kehadiran nikel dalam baja tahan karat meningkatkan daya tahan material terhadap lingkungan yang korosif, seperti air laut, bahan kimia, dan suhu ekstrem. Hal ini menjadikan baja tahan karat sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan keandalan dan umur panjang, seperti peralatan medis, tangki penyimpanan, dan struktur bangunan.
Selain itu, baja tahan karat yang mengandung nikel juga memiliki tampilan yang menarik dan mudah dibersihkan, sehingga sering digunakan dalam peralatan dapur, peralatan makan, dan dekorasi interior. Kombinasi antara kekuatan, ketahanan korosi, dan estetika membuat baja tahan karat menjadi pilihan yang populer di berbagai industri.
Pemanfaatan Nikel dalam Industri Baterai
Nikel juga merupakan bahan baku utama dalam berbagai jenis baterai, termasuk baterai nikel-kadmium (NiCd), nikel-metal hidrida (NiMH), nikel kobalt aluminium (NCA), dan nikel mangan kobalt (NMC). Dalam konteks ini, kemampuan nikel untuk menyimpan energi listrik yang sangat baik menjadikannya komponen penting dalam baterai untuk kendaraan listrik dan perangkat elektronik portabel.
Baterai dengan kandungan nikel yang tinggi, seperti baterai NMC dengan 80% nikel, semakin banyak digunakan karena kapasitas penyimpanan energinya yang besar. Hal ini memungkinkan kendaraan listrik memiliki jangkauan yang lebih jauh dan perangkat elektronik portabel memiliki daya tahan baterai yang lebih lama.
Penggunaan nikel dalam baterai juga mendukung upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan mengembangkan teknologi baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kita dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Nikel dalam Feronikel, NPI, MHP, dan MSP
Nikel juga digunakan dalam produksi feronikel dan nickel pig iron (NPI). Feronikel adalah paduan besi dan nikel yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan baja tahan karat. Sementara itu, NPI adalah besi mentah yang mengandung nikel dan digunakan dalam pembuatan baja paduan nikel.
Selain itu, nikel juga menjadi komponen penting dalam mixed hydroxide precipitate (MHP) dan mixed sulfide precipitation (MSP). Kedua senyawa ini merupakan bahan baku utama untuk pembuatan katoda baterai lithium-ion, yang banyak digunakan dalam kendaraan listrik.
Nikel sulfat, yang merupakan hasil pemurnian bijih nikel, juga digunakan sebagai bahan baku dalam prekursor baterai. Dengan demikian, nikel memainkan peran yang sangat penting dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik dan teknologi penyimpanan energi lainnya.
Logam Paduan Lainnya dan Pertimbangan Kesehatan
Selain aplikasi yang telah disebutkan, nikel juga digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai logam paduan lainnya untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan korosi, dan sifat-sifat lainnya. Penggunaan nikel dalam logam paduan dapat meningkatkan kinerja dan umur pakai produk, serta mengurangi biaya perawatan.
Namun, perlu diingat bahwa nikel memiliki sifat karsinogenik, sehingga penanganan dan pengolahan yang aman sangat penting untuk mencegah risiko kesehatan. Industri yang menggunakan nikel harus mematuhi standar keselamatan yang ketat dan menerapkan praktik terbaik untuk melindungi pekerja dan lingkungan.
Penggunaan nikel dalam berbagai produk terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, terutama dalam industri kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan. Dengan inovasi yang berkelanjutan dan pengelolaan yang bertanggung jawab, nikel dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.