Liputan6.com, Jakarta - Puasa adalah ibadah yang memiliki aturan khusus, termasuk hal-hal yang bisa membatalkannya. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah apakah seseorang batal puasanya jika tidak sengaja makan atau minum karena lupa.
Banyak orang yang masih ragu dalam menyikapi hal ini, terutama ketika rasa lapar tiba-tiba membuat seseorang makan tanpa sadar.
Dalam Islam, ada perbedaan antara sesuatu yang dilakukan dengan sengaja dan yang terjadi karena lupa. Hal ini berlaku dalam berbagai ibadah, termasuk puasa dan sholat. Namun, apakah hukum keduanya sama jika seseorang makan atau minum dalam kondisi lupa?
Ulama dan pendakwah Indonesia KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan bahwa ada perbedaan mendasar antara lupa makan dalam sholat dan dalam puasa. Dalam tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @AlBahjah-TV, ia membahas hukum terkait seseorang yang tidak sengaja makan atau minum saat sedang menjalankan ibadah.
Menurut Buya Yahya, ada perbedaan antara yang membatalkan sholat dan hal yang membatalkan puasa. Jika berbicara mengenai pembatal puasa, maka ada hal-hal tertentu yang juga membatalkan sholat. Namun, tidak semua yang membatalkan sholat akan secara otomatis membatalkan puasa.
Salah satu contoh yang disebutkan adalah hubungan suami istri. Jika dilakukan saat berpuasa, maka puasanya batal, begitu pula jika dilakukan dalam keadaan sholat. Namun, bagaimana jika seseorang makan dalam kondisi lupa? Apakah hal ini berlaku sama antara puasa dan sholat?
Simak Video Pilihan Ini:
Akhirnya!! Siswa Berpretasi Ini Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT
Makan Banyak, tapi Kondisi Lupa Begini Puasanya
Buya Yahya menjelaskan bahwa jika seseorang sedang berpuasa lalu makan dalam jumlah banyak karena lupa, maka puasanya tetap sah. Islam memberikan keringanan dalam hal ini karena makan atau minum tersebut dilakukan tanpa sengaja.
Sebaliknya, dalam sholat, meskipun seseorang hanya makan sedikit karena lupa, maka sholatnya tetap batal. Bahkan, jika ada sesuatu yang tersangkut di mulut lalu tidak sengaja tertelan, hal itu tetap dianggap tidak membatalkan puasa, tetapi bisa membatalkan sholat.
Perbedaan ini menjadi bukti bahwa aturan dalam ibadah memiliki ketentuan yang spesifik. Jika seseorang lupa dan makan dua piring penuh saat sholat, tentu saja hal tersebut tidak masuk akal, karena sholat adalah ibadah yang tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas makan.
Dalam video tersebut, Buya Yahya juga menyampaikan dengan nada bercanda bahwa tidak mungkin seseorang bisa makan dua piring penuh saat sedang sholat. Hal ini menunjukkan bahwa ada logika yang harus dipahami dalam membedakan aturan antara puasa dan sholat.
Meskipun demikian, peraturan dalam ibadah tetap harus diikuti dengan hati-hati. Jika seseorang tidak sengaja makan saat puasa, maka tidak perlu khawatir karena puasanya tetap sah. Namun, jika itu terjadi dalam sholat, maka sholatnya harus diulang.
Keringanan dalam hukum puasa ini didasarkan pada kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Tidak mungkin seseorang dihukum atas sesuatu yang di luar kendalinya, seperti makan karena lupa saat puasa.
Buya Yahya menegaskan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat. Dalam hal ini, puasa tetap sah selama seseorang tidak makan atau minum dengan sengaja. Namun, jika ia sadar bahwa dirinya sedang puasa lalu tetap makan, maka puasanya batal.
Ibadah Ada Aturan yang Jelas
Adapun dalam sholat, jika ada sesuatu yang menyangkut di mulut dan tertelan secara tidak disengaja, itu masih bisa ditoleransi. Tetapi jika seseorang dengan sadar mengunyah sesuatu, meskipun sedikit, maka sholatnya batal.
Pembahasan ini menunjukkan bahwa ibadah memiliki aturan yang jelas. Puasa dan sholat sama-sama memiliki hal-hal yang membatalkan, tetapi tidak semua yang membatalkan satu ibadah otomatis membatalkan yang lain.
Umat Islam diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan ibadah. Jika terjadi kesalahan karena lupa, maka Allah Maha Pengampun. Namun, jika ada unsur kesengajaan, maka konsekuensinya harus diterima sesuai aturan yang berlaku.
Dalam menjalankan ibadah, penting untuk memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa dan sholat. Dengan pemahaman yang benar, seseorang dapat beribadah dengan tenang tanpa merasa khawatir terhadap hal-hal yang tidak membatalkan ibadahnya.
Momen puasa adalah waktu untuk melatih kesabaran dan meningkatkan kualitas ibadah. Jika seseorang mendapati dirinya makan karena lupa, hendaknya ia segera menghentikannya dan meneruskan puasanya.
Begitu pula dalam sholat, jika seseorang tanpa sengaja melakukan sesuatu yang bisa membatalkan sholat, maka ia perlu segera memperbaiki dan mengulangnya jika memang diperlukan.
Kesimpulannya, makan atau minum karena lupa saat puasa tidak membatalkan puasa, tetapi jika terjadi dalam sholat, meskipun sedikit, maka sholat tetap batal. Ini adalah aturan yang perlu dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalankan ibadah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul