Top 3 Islami: Hubungan Suami Istri Bukan Hanya Penyaluran Hasrat Seks, Ini Hikmahnya Kata Gus Baha

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan suami istri kerap dianggap hanya sebagai kebutuhan biologis, nafkah bathin atau sekadar memuaskan hasrat seks pasutri. Namun, Gus Baha memberikan perspektif berbeda.

Penjelasan Gus Baha bahwa hubungan suami istri memiliki dimensi spiritual yang begitu mendalam dan luas alih-alih hanya penyaluran hasrat seks menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (7/4/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah wasiat orangtua di luar kemampuan, apakah harus tetap dilakukan? Penjelasan Buya Yahya.

Sementara, artikel ketiga yaitu cara mengadu langsung kepada Allah saat ditimpa kesusahan, menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

Simak Video Pilihan Ini:

Heboh Banjir Ikan Lele di Jalan Raya Wadaslintang

1. Jangan Anggap Hubungan Suami Istri Hanya Pelampiasan Hasrat Seks, Ini Dimensi Spiritualnya Menurut Gus Baha

Dalam keseharian rumah tangga, hubungan suami istri sering kali dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa saja. Padahal, ada dimensi spiritual yang besar dalam aktivitas tersebut.

Sebuah penjelasan menarik mengenai hal ini disampaikan oleh ulama ahli tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Dalam penuturannya, Gus Baha menekankan bahwa hubungan suami istri bukan sekadar pelampiasan hasrat semata. Ada nilai ibadah yang sangat tinggi di balik itu semua. Bahkan, aktivitas ini memiliki efek jangka panjang dalam menjaga kesinambungan umat Islam.

Gus Baha menyebutkan bahwa dari hubungan suami istri lahirlah generasi penerus. Generasi yang kelak akan menjadi hamba-hamba Allah yang taat, melanjutkan dakwah, dan memperbanyak orang-orang yang bersujud kepada-Nya.

Pernyataan ini disampaikan oleh Gus Baha dalam satu pengajian yang mengulas nilai-nilai spiritual dari aktivitas rumah tangga yang sering diremehkan oleh sebagian orang.

Ceramah tersebut dirangkum dari tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @SUDARNOPRANOTO. Dalam video itu, Gus Baha menyampaikan dengan gaya khasnya yang santai namun penuh makna.

Selengkapnya baca di sini

2. Wasiat Orangtua sebelum Meninggal di Luar Kemampuan, Haruskah Tetap Dilakukan? Simak Kata Buya Yahya

Ketika seorang anak hendak merantau, terkadang ada pesan mendalam yang disampaikan oleh orangtuanya. Salah satu yang cukup sering terjadi adalah wasiat agar sang anak kelak menjadi imam sholat jenazah jika orangtuanya wafat.

Pertanyaan tentang hal ini disampaikan kepada pendakwah kharismatik KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya dalam sebuah kajian. Seorang penanya menceritakan bahwa ia mendapat wasiat dari ayahnya untuk menjadi imam saat sholat jenazah jika kelak sang ayah meninggal dunia.

Namun, dalam perjalanannya merantau, bisa saja situasi tidak memungkinkan untuk kembali tepat waktu. Lantas, bagaimana jika anak tersebut tidak bisa pulang saat waktu pemakaman tiba? Apakah ia berdosa bila tidak bisa melaksanakan wasiat itu?

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Pengasuh LPD Al Bahjah ini menjawab dengan penuh ketenangan. Ia menjelaskan bahwa sesungguhnya, seorang anak laki-laki memang lebih berhak menjadi imam dalam sholat jenazah orang tuanya, tanpa perlu ada wasiat sekalipun.

“Tanpa ada wasiat pun, memang seperti itu. Seorang anak laki-laki lebih utama untuk menjadi imam jenazah ayahnya,” tutur Buya Yahya. Ini adalah adab dan keutamaan dalam Islam.

Namun, Buya juga menekankan bahwa keutamaan tersebut berada dalam batas kemampuan seseorang. Jika anak itu tidak bisa pulang, maka tidak mengapa bila sholat jenazah dipimpin oleh orang lain yang hadir.

Selengkapnya baca di sini

3. Cara Mengadu Langsung kepada Allah saat Ditimpa Kesusahan, Langsung Dijawab Kata Abdul Somad

Ketika seseorang merasa beban hidup begitu berat dan tidak tahu harus mengadu kepada siapa, agama memberikan jalan paling agung—bercerita langsung kepada Allah SWT.

Namun, bagaimana caranya? Apakah cukup dengan hanya berkata dalam hati? Ataukah ada cara yang lebih khusus dan terhormat?

Pertanyaan itu terjawab dalam ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dikutip dari kanal YouTube @MyInspiration-call. Dalam ceramah tersebut, UAS memberikan penjelasan menyentuh tentang makna berbicara kepada Allah dan cara terbaik untuk melakukannya.

Menurut UAS, cara paling utama dan paling mulia untuk bercerita kepada Allah adalah melalui sholat. Sholat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sarana komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Rabb-nya.

"Kalau ingin bercerita dengan Allah maka tegakkanlah sholat," kata UAS.

Dia menegaskan bahwa sholat bukan hanya ritual gerakan, melainkan percakapan yang penuh makna dengan Allah SWT.

UAS menjelaskan bahwa setiap kalimat dalam bacaan sholat mendapat respons langsung dari Allah. Ketika seorang hamba membaca, “Alhamdulillahi rabbil alamin,” maka Allah pun menjawab, “Hamidani Abdi,” yang artinya, “Hambaku sedang memuji Aku.”

Selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |