Contoh Teks Khutbah Nikah Lengkap: Bacaan Singkat, Versi KUA, dan Lafal Arab Sesuai Sunnah

8 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Prosesi akad nikah dalam Islam tidak hanya sah secara hukum syariat dan negara, tetapi juga dapat dibalut dengan nilai-nilai spiritual melalui pembacaan khutbah nikah. Dalam tradisi Islam, khutbah ini menjadi media untuk menyampaikan pesan penting seputar pernikahan, baik kepada pengantin maupun kepada para hadirin yang menyaksikan.

Khutbah nikah bukan bagian dari rukun atau syarat sahnya akad, namun pelaksanaannya dianjurkan karena sarat akan nasihat, doa, dan penguatan nilai-nilai rumah tangga Islami. Dalam pelaksanaannya, teks khutbah nikah dapat dibacakan oleh wali, calon pengantin pria, atau bahkan penghulu yang memimpin prosesi nikah.

Artikel ini membahas secara menyeluruh tentang bacaan khutbah nikah, hukum pelaksanaannya, lafal Arab lengkap sesuai sunnah, fungsi khutbah dalam pernikahan, hingga pesan-pesan moral yang disampaikan di dalamnya. Berikut informasinya dirangkum Liputan6.

Hukum dan Siapa yang Boleh Membaca Khutbah Nikah

Dalam pandangan para ulama, hukum membaca khutbah nikah adalah sunnah, artinya dianjurkan namun tidak wajib dilakukan dalam prosesi akad nikah.

Khutbah nikah dapat dibacakan oleh berbagai pihak yang hadir, seperti wali mempelai, calon mempelai pria, penghulu dari KUA, atau orang lain yang ditunjuk, asalkan memahami isi dan maksud khutbah.

Pelaksanaan khutbah ini lazim dilakukan sebelum pelaksanaan ijab kabul untuk memberikan suasana yang lebih khidmat dan penguatan rohani bagi calon pengantin.

Contoh Teks Khutbah Nikah Versi KUA Singkat

Khutbah nikah versi KUA biasanya lebih formal dan mencakup nasihat praktis untuk kehidupan berumah tangga, serta menekankan pentingnya menjalankan pernikahan sesuai syariat Islam. Isi khutbah dapat bervariasi, namun umumnya mencakup pengantar (Hamdalah, Shalawat, dan Syahadat), penjelasan hak dan kewajiban suami istri, pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga, anjuran saling memahami dan memaafkan, serta doa untuk kedua mempelai dan keluarga.

Teks khutbah nikah dimulai dengan pujian kepada Allah SWT, syahadat, serta shalawat kepada Rasulullah SAW, lalu diikuti dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan anjuran menikah dan ketakwaan.

Beberapa kutipan penting dalam khutbah antara lain: “Yā ayyuhan nāsu, ittaqū rabbakum…”, “Wa ankihū al-ayāmā minkum…”, serta hadis Rasulullah seperti “An-nikāhu sunnatī, faman raghiba ‘an sunnatī falaisa minnī”.

Lafal khutbah ini menjadi media penyampaian nilai-nilai agama secara lisan yang sekaligus mendatangkan keberkahan dalam awal kehidupan rumah tangga.

Teks Khutbah Nikah Bahasa Arab Sesuai Sunnah Lengkap

Menukil nu.or.id, berikut khutbah nikah versi bahasa Arab lengkap beserta artinya:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَالْوَرَا وَ عَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلّٰهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لٰكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّيْ وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءِ امْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ وَقَالَ أَيْضًا وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمَ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ أَعُوْذُ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوْا اللهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَشَايِخِي وَلِسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Alhamdulilâhilladzî khalaqa minal mâ`i basyaran faja’alahu nasaban wa shihran wa kâna Rabbuka qadîran. Wa asyhadu al lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûlahu. Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin afdlalul khalqi wal warâ wa ‘alâ âlihi wa shahbihi shalâtan wa salâman katsîran. Amma ba’du. Fa yâ ayyuhal hâdlirûn, ûshîkum wa nafsî bi taqwallâh faqad fâzal muttaqûn. Qâlallâhu ta’âla fî kitâbihil karîm: Yâ ayyuhalladzîna âmanû ittaqullâha haqqa tuqâtihi wa lâ tamûtunna illâ wa antum muslimûn. Wa’lamû annannikâha sunnatun min sunani Rasulillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Wa qâla annabiyyu shallallâhu ‘alaihi wa sallam: Amâ wallâhi innî la`akhsyâkum lillâhi wa atqâkum lahu, lakinnî ashûmu wa ufthiru, wa ushalli wa arqadu wa atazawwaju an-nisâ`a, faman raghiba ‘an sunnatî fa laisa minnî. Wa qâla aidlan, yâ ma’syarasy syabâba man istathâ’a minkum al-bâ`ata fal yatazawwaj, fainnahu aghadldlu lil bashari wa ahshanu lil farji, man lam yastathi’ fa ‘alaihi bish shaumi fainnahu lahu wijâ`un. Wa qâla aidlan, khairun nisâ`a imra`atun idzâ nadzarta ilaihâ sarratka, wa idzâ amartahâ athâ’atka, wa idzâ ghibta ‘anhâ hafadzatka fî nafsihâ wa mâlika. Wa qâlallâhu ta’âla, yâ ayyuhannâsu innâ khalaqnâkum min dzakarin wa untsa wa ja’alnâkum syu’ûban wa qabâila li ta’ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum. Wa qâla aidlan, wa ankihû al-ayyâma minkum wash shâlihîna min ‘ibâdikum wa imâikum in yakûnû fuqarâ`a yughnihimullâha min fadhlihi wallâhu wâsi’un ‘alîm. Bârakallâhu lî wa lakum fil qur`ânil ‘adzîm. Wa nafa’anî wa iyâkum bimâ fîhi minal âyati wadz dzikril hakîm wa taqabbal minnî wa minkum tilâwatahu innahû huwat tawâbur rahîm. A’ûdzu billâhi minasy syaithânirrajîm yâ ayyuhannâsu ittaqullâha rabbakumulladzî khalaqakum min nafsin wâhidatin wa khalaqa minhâ zaujahâ wa batstsa minhumâ rijâlan katsîran wa nisâ`a. wattaqullâha alladzî tasâ`alûna bihi wal arhâm. Innallâha kâna ‘alaikum raqîba. Aqûlu qauli hâdzâ wastaghfirullâha al-‘adzîm lî wa lakum wali wâlidayya wali masyâyikhina wali sâiril muslimîna. Fastaghfirûhu innahû huwal ghafûrurrahîm.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari setitik air, lalu Dia menjadikannya keturunan dan kekerabatan, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat ta’dhim dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad saw, seutama-utama penciptaan makhluk dan atas keluarga dan shahabatnya dengan limpahan rahmat ta'dhim serta kesejahteraan yang banyak. Setelah itu, wahai yang hadir, aku mewasiatkan padamu dan diriku untuk bertakwa kepada Allah, karena sesungguhnya itu adalah kemenangan (yang besar) bagi orang-orang yang bertakwa. Allah swt berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan sekali-kali janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri pada Allah (beragama Islam). Ketahuilah bahwa nikah itu adalah sunah dari beberapa sunah Rasulullah saw.

Nabi saw bersabda: Adapun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barang siapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku. Dan beliau bersabda lagi: Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (menafkahi keluarga), maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya. Dan beliau bersabda lagi: Istri yang baik adalah wanita yang menggembirakan hatimu ketika dipandang, apabila kamu perintah ia menaatimu, apabila kamu tiada ia mampu menjaga kehormatan dirinya dan hartamu. Dan Allah swt berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Dan Allah swt berfirman pula: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Semoga Allah memberi berkah kepadaku dan kepadamu dalam Al-Qur'an yang agung. Dan memberi manfaat kepadaku dan kepadamu terhadap apa yang ada di dalamnya, dari ayat-ayat dan peringatan yang bijak, dan semoga Allah menerima dariku dan darimu dalam membacanya, karena sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. Aku katakan perkataanku ini, dan mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung untukku dan untukmu, untuk kedua orang tau dan guru-guru serta untuk orang Islam lainnya. Maka mohonlah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tips Menyusun Khutbah Nikah

Untuk menyusun khutbah nikah yang baik, sesuaikan isi dengan kondisi dan karakter kedua mempelai. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, sampaikan nasihat dengan bijak, jaga kekhidmatan acara, dan berlatihlah terlebih dahulu agar penyampaian lancar.

Doa Setelah Akad Nikah

Doa panjang setelah akad nikah biasanya menyebut pasangan teladan dalam sejarah Islam, seperti Nabi Adam AS dan Hawa, Nabi Ibrahim AS dan Sarah, dan lain-lain. Doa ini memohon kerukunan dan keberkahan bagi pasangan pengantin baru. Berikut contohnya:

Bagian Pertama: "Allhumma allif bainahum kam allafta baina Adam wa Hawwa, wa allif bainahum kam allafta baina sayyidin Ibrhm wa Srah, wa allif bainahum kam allafta baina sayyidin Ysuf wa Zulaikha, wa allif bainahum kam allafta baina sayyidin Muhammadin shallallhu 'alaihi wa sallama wa sayyidatin Khadjatal kubr, wa allif bainahum kam allafta baina sayyidin 'Aly wa sayyidatin Fthimah az-Zahr."

Bagian Kedua: "Allhummaj'al hdzal 'aqda 'aqdan mubrakan ma'shman wa alqi bainahum ulfatan wa qarran diman wa l taj'al bainahum firqatan wa firran wa khishman wakfihim mu'natad duny wal khirah."

Doa Singkat Setelah Akad Nikah

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa singkat: "Brakallhu laka wa braka 'alaika wa jama'a bainakum f khairin." Artinya: 'Semoga Allah memberkahimu dalam suka dan duka dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan.'

Ucapan Pernikahan Bahasa Arab

Selain doa, terdapat berbagai ucapan pernikahan dalam bahasa Arab yang dapat digunakan untuk mendoakan pasangan pengantin.

Kesimpulan: Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang akan menyelenggarakan atau menghadiri acara pernikahan. Ingatlah bahwa pernikahan adalah ibadah yang mulia dan membutuhkan komitmen serta tanggung jawab dari kedua mempelai.

Pesan-Pesan yang Disampaikan dalam Khutbah Nikah

Khutbah nikah berfungsi sebagai pembekalan rohani untuk pengantin baru agar menyadari tanggung jawab besar yang akan dijalani bersama sebagai pasangan suami-istri. Selain itu, khutbah juga menjadi pengingat bagi para tamu yang belum menikah tentang keutamaan berumah tangga dalam Islam dan menghindarkan dari fitnah zaman. Di sisi lain, khutbah nikah memperkuat atmosfer keagamaan dalam momen akad sehingga lebih terasa sakral dan bermakna secara spiritual.

Pesan utama dalam khutbah nikah adalah anjuran untuk bertakwa, menjaga amanah rumah tangga, dan menjadikan pernikahan sebagai sarana ibadah yang berkelanjutan. Teks khutbah juga menekankan pentingnya saling menjaga pandangan, kehormatan diri, dan saling mendukung dalam suka dan duka antar pasangan. Ayat Al-Qur’an yang dibacakan menjadi pengingat bahwa pasangan suami-istri harus saling mengenal, menghargai perbedaan, dan hidup dalam harmoni sosial dan spiritual.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Khutbah Nikah (People Also Ask – Google)

1. Apakah khutbah nikah wajib dibacakan dalam akad?

Tidak wajib, namun disunnahkan agar akad nikah lebih bermakna secara keagamaan.

2. Siapa saja yang boleh membacakan khutbah nikah?

Wali, calon mempelai pria, penghulu, atau siapa saja yang memahami isi khutbah dapat membacakannya.

3. Apakah ada teks resmi khutbah nikah versi KUA?

Ya, KUA memiliki teks standar yang biasa digunakan dalam pelaksanaan akad nikah.

4. Apa isi utama dari khutbah nikah?

Isi utama meliputi pujian kepada Allah, ayat dan hadis tentang nikah, serta pesan takwa dan tanggung jawab rumah tangga.

5. Kapan waktu pelaksanaan khutbah nikah?

Khutbah nikah biasanya dibacakan sebelum pelaksanaan ijab kabul sebagai pembuka prosesi akad.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |