Liputan6.com, Jakarta Dalam Islam, mengenal Allah SWT adalah fondasi dari keimanan. Salah satu caranya adalah dengan memahami sifat-sifat-Nya yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Pemahaman ini bukan sekadar teori, tetapi menjadi bagian penting dari tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan dan kesempurnaan Allah. Sifat-sifat tersebut telah dijelaskan dalam berbagai kitab klasik maupun buku modern sebagai pedoman bagi umat Islam untuk mengenal Sang Pencipta lebih dekat.
Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui dikenal sebagai sifat 20, yang menjelaskan kesempurnaan Allah dan menunjukkan bahwa tidak ada makhluk yang menyerupai-Nya. Dalam buku "Modul Sifat-Sifat Bagi Allah SWT" terbitan Kementerian Agama RI dan "Sifat 20: Pembuka untuk Mengenal Tuhan" karya Husaini bin H. Selamat, sifat-sifat ini diklasifikasikan dan dijelaskan dengan dalil yang kuat dari Al-Qur’an dan pemahaman ulama.
Berikut ini penjelasan lengkap Liputan6.com mengenai 20 sifat wajib bagi Allah SWT yang harus diketahui dan diimani oleh umat Islam, Jumat (11/7/2025).
Menurut Quraish Shihab, ada dua hal untuk memperoleh ketenangan batin. Yaitu menghayati sekuat kemampuan tentang sifat-sifat Allah SWT dan berserah diri.
1. Wujud (وجود) – Ada
Wujud berarti bahwa Allah SWT ada dan keberadaan-Nya tidak bergantung pada siapa atau apa pun. Allah tidak diciptakan dan tidak memiliki permulaan. Keberadaan-Nya ditunjukkan oleh segala ciptaan yang ada di alam semesta. Dalam Islam, keyakinan akan keberadaan Allah adalah fondasi tauhid. Tanpa keyakinan ini, seseorang belum disebut beriman. Segala fenomena di alam ini menjadi bukti konkret bahwa ada Dzat yang mengaturnya, yaitu Allah.
2. Qidam (قدام) – Terdahulu
Qidam artinya terdahulu, yaitu bahwa Allah SWT tidak memiliki permulaan. Dia ada sebelum adanya segala sesuatu. Tidak ada yang mendahului Allah. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah tidak tercipta seperti makhluk. Dalam QS. Al-Hadid ayat 3 disebutkan, "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir...", yang menunjukkan bahwa Allah sudah ada sejak dahulu dan tidak bisa diukur dengan waktu.
3. Baqa' (بقاء) – Kekal
Baqa’ berarti kekal abadi, tidak akan musnah atau binasa. Allah tidak mengalami perubahan, kematian, atau kerusakan sebagaimana makhluk. QS. Ar-Rahman ayat 27 menyebutkan: "Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." Sifat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki keabadian mutlak.
4. Mukhalafatu Lil Hawaditsi (مخالفة للحوادث) – Berbeda dari Makhluk
Artinya Allah berbeda dengan segala makhluk, baik dari segi Zat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Tidak ada yang menyerupai-Nya sedikit pun. Segala bentuk makhluk memiliki batas dan kekurangan, sedangkan Allah Maha Sempurna dan tak terbatas. Ia tidak menyerupai ciptaan-Nya dalam bentuk atau sifat apa pun.
5. Qiyamuhu Binafsihi (قيامه بنفسه) – Berdiri Sendiri
Allah tidak bergantung kepada makhluk. Ia berdiri sendiri, tidak membutuhkan bantuan, tempat, ataupun zat lain. Justru, seluruh makhluk bergantung kepada-Nya. Ini ditegaskan juga dalam surat Al-Ikhlas: "Allah tempat bergantung segala sesuatu (As-Shamad)."
6. Wahdaniyah (وحدانية) – Esa
Allah itu Esa, satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Keimanan kepada keesaan Allah adalah prinsip dasar tauhid. QS. Al-Ikhlas ayat 1: "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa."
7. Qudrah (قدرة) – Berkuasa
Qudrah artinya kuasa. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini berada dalam kendali kekuasaan Allah. Tidak ada yang bisa menghalangi kehendak dan kekuasaan-Nya.
8. Iradah (إرادة) – Berkehendak
Allah memiliki kehendak mutlak. Tidak ada yang dapat memaksakan kehendak pada-Nya. Segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak-Nya. QS. Yasin ayat 82: “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia.”
9. Ilmu (علم) – Mengetahui
Allah Maha Mengetahui. Tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi di dalam hati. Pengetahuan Allah tidak dibatasi ruang, waktu, atau sebab-sebab duniawi.
10. Hayat (حياة) – Hidup
Allah itu hidup, dan hidup-Nya kekal abadi. Ia tidak akan mati atau tidur seperti makhluk. Allah tidak membutuhkan sistem biologis seperti makhluk untuk hidup. Sifat hayat ini menyempurnakan kesempurnaan Zat-Nya sebagai Tuhan yang mutlak.
11. Sama’ (سَمَعٌ) – Mendengar
Allah Maha Mendengar semua suara, baik yang jelas maupun tersembunyi. Tidak ada batasan jarak atau suara yang terlalu lirih bagi pendengaran-Nya. Sifat ini menegaskan bahwa setiap doa atau keluhan hamba pasti didengar oleh-Nya.
12. Basar (بَصَرٌ) – Melihat
Allah Maha Melihat seluruh ciptaan-Nya. Tidak ada yang luput dari penglihatan-Nya. Bahkan apa yang tersembunyi di kegelapan atau di dalam hati manusia, Allah tetap dapat melihatnya.
13. Kalam (كلام) – Berfirman
Allah Maha Berfirman. Firman Allah diturunkan melalui wahyu kepada para nabi, seperti dalam bentuk Al-Qur'an. Kalam Allah tidak menyerupai perkataan manusia. Ia berbicara tanpa alat atau suara seperti makhluk.
14. Qadiran (قَادِرًا) – Maha Kuasa
Ini adalah sifat ma’nawiyah dari sifat Qudrah. Artinya, Allah benar-benar Maha Kuasa dalam Zat-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang bisa membatasi kuasa-Nya.
15. Muridan (مُرِيدًا) – Maha Berkehendak
Ini adalah sifat ma’nawiyah dari Iradah. Allah memiliki kehendak nyata dan setiap kehendak-Nya akan terjadi. Ia tidak pernah dipaksa untuk menghendaki sesuatu.
16. ‘Aliman (عَالِمًا) – Maha Mengetahui
Sifat ini menunjukkan bahwa pengetahuan Allah adalah mutlak dan menyeluruh. Ia mengetahui segala sesuatu, meskipun belum terjadi atau bahkan tidak akan terjadi.
17. Hayyan (حَيًّا) – Maha Hidup
Sifat ini mempertegas kehidupan Allah yang kekal, tidak bergantung, dan tidak memiliki batas. Ia hidup bukan karena proses biologis seperti makhluk.
18. Sami’an (سَمِيعًا) – Maha Mendengar
Sifat ini adalah bentuk ma’nawiyah dari Sama’. Allah benar-benar Maha Mendengar, tidak tertinggal satu pun suara atau doa dari hamba-Nya.
19. Basiran (بَصِيرًا) – Maha Melihat
Ini mempertegas bahwa Allah melihat segala sesuatu, meskipun sangat kecil, halus, atau tersembunyi. Penglihatan-Nya tidak terbatas.
20. Mutakalliman (مُتَكَلِّمًا) – Maha Berfirman
Sifat ini menegaskan kemampuan Allah dalam berkomunikasi, terutama kepada para nabi dan rasul melalui wahyu dan firman-Nya yang suci dan penuh petunjuk.
Klasifikasi Sifat-Sifat Allah SWT
Para ulama membagi sifat-sifat Allah SWT ini ke dalam empat klasifikasi utama:
1. Sifat Nafsiyah
Sifat ini menunjuk pada hakikat wujud Allah SWT. Satu-satunya sifat dalam kategori ini adalah wujud, yakni Allah itu ada. Sifat ini menjadi dasar dari semua sifat lainnya dan ditegaskan dalam QS. Ibrahim: 32:
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit...”
2. Sifat Salbiyah
Sifat-sifat yang menunjukkan penafian sifat-sifat kekurangan dari Allah SWT. Sifat-sifat ini adalah:
- Qidam (terdahulu)
- Baqa’ (kekal)
- Mukhalafatu lil Hawaditsi (berbeda dengan makhluk)
- Qiyamuhu Binafsihi (berdiri sendiri)
- Wahdaniyah (Esa)
Misalnya, dalam QS. Al-Hadid: 3:
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin...”
Dan QS. Ar-Rahman: 27:
“Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
3. Sifat Ma’ani
Sifat-sifat yang menunjukkan kesempurnaan Zat Allah yang memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu:
- Qudrah
- Iradah
- Ilmu
- Hayat
- Sama’
- Basar
- Kalam
Seperti dijelaskan dalam buku Aqidah Akhlak oleh Taofik Yusmansyah, sifat-sifat ini menjelaskan kemampuan Allah dalam mencipta, mengetahui, dan mengatur makhluk-Nya secara mutlak.
4. Sifat Ma’nawiyah
Merupakan implikasi dari sifat ma’ani, menegaskan keberadaan sifat tersebut dalam diri Allah:
- Qadiran (Maha Kuasa)
- Muridan (Maha Berkehendak)
- Aliman (Maha Mengetahui)
- Hayyan (Maha Hidup)
- Sami’an (Maha Mendengar)
- Basiran (Maha Melihat)
- Mutakalliman (Maha Berfirman)
Sifat ma’nawiyah ini berfungsi memperkuat dan menegaskan keberadaan sifat ma’ani dalam diri Allah SWT, dan sama sekali tidak mungkin ditemukan pada makhluk-Nya secara mutlak.
FAQ Seputar Sifat-Sifat Allah
1. Mengapa umat Islam harus mengetahui 20 sifat Allah?
Karena mengenal Allah melalui sifat-sifat-Nya merupakan bentuk dari penguatan iman dan tauhid, serta kewajiban dalam akidah Ahlussunnah wal Jama’ah.
2. Apakah sifat Allah hanya 20 saja?
Tidak. Allah memiliki sifat yang tak terbatas. Namun, 20 sifat wajib ini menjadi dasar pengenalan sifat-sifat Allah menurut ulama klasik.
3. Apakah semua sifat itu bisa ditemukan pada manusia?
Tidak. Sifat-sifat tersebut hanya milik Allah. Meski ada kesamaan istilah, seperti mendengar atau melihat, sifat Allah jauh lebih sempurna dan tidak bisa disamakan dengan makhluk.
4. Apa perbedaan sifat ma’ani dan ma’nawiyah?
Sifat ma’ani adalah sifat yang menunjukkan kemampuan Allah, sedangkan sifat ma’nawiyah menegaskan keberadaan sifat ma’ani tersebut dalam Zat Allah.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan sifat Allah, seperti QS. Al-Hadid: 3 (qidam dan baqa), QS. Ar-Rahman: 27 (baqa’), QS. Ibrahim: 32 (wujud), dan lainnya.