Doa Keberuntungan untuk Karier dan Usaha, Buka Pintu Rezeki Tiap Hari

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Keberuntungan menjadi sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia. Dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, keberuntungan sering kali menjadi harapan yang ingin diraih. Namun, keberuntungan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa sebab. Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa segala bentuk keberuntungan bersumber dari Allah SWT.

Dalam Tafsir Al-Azhar karya Prof. Dr. Hamka, disebutkan bahwa doa adalah bagian dari proses ikhtiar manusia untuk mencapai keberhasilan duniawi, termasuk dalam karier dan usaha. Hamka menekankan bahwa doa tidak hanya pelengkap, melainkan kekuatan batin yang menyambungkan manusia dengan kehendak Tuhan (Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 1, hal. 250).

Senada, Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa usaha (ikhtiar) dan doa merupakan pasangan tak terpisahkan. Keberhasilan bukan hanya hasil kerja keras, tetapi juga buah dari hubungan vertikal kepada Allah melalui doa (Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 2, hal. 322). Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang doa keberuntungan dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/7/2025).

Kumpulan Doa Ramadan kali ini berisi tentang doa memohon rezeki yang halal kepada Allah SWT. Yuk kita baca bersama!

Doa Keberuntungan untuk Karier dan Usaha

Berikut adalah beberapa doa yang secara khusus dianjurkan untuk memohon doa keberuntungan dalam urusan duniawi seperti karier dan usaha:

1. Doa Kebaikan Dunia dan Akhirat

Arab:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۙ وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً ۙ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Transliterasi:

Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina 'adhaban-nar.

Arti:

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."

(Sumber: Al-Qur'an Surah Al-Baqarah [2]: 201; Tafsir: Quraish Shihab, Al-Misbah)

Doa ini sering dijadikan pegangan dalam usaha karena mencakup permohonan akan kebaikan materi (usaha, rezeki, karier) dan kebaikan spiritual

2. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima

Arab:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Transliterasi:

Allahumma inni as’aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan tayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.

Arti:

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan baik, serta amal yang Engkau terima.”

(Sumber: Hadis Riwayat Ibnu Majah no. 925)

Doa ini sangat dianjurkan untuk diamalkan di pagi hari sebelum bekerja atau memulai aktivitas usaha. Dalam buku Doa-Doa Mustajab Sepanjang Masa karya Drs. M. Thalib, doa ini digolongkan sebagai doa pembuka rezeki dan doa keberuntungan (Thalib, hal. 88)

3. Doa Memohon Keberkahan dan Limpahan Rezeki

Arab:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ، فَإِنَّهُ لَا يَمْلِكُهَا إِلَّا أَنْتَ

Transliterasi:

Allahumma inni as’aluka min fadhlika wa rahmatika fa innahu laa yamlikuhu illa anta.

Arti:

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebagian dari karunia dan rahmat-Mu. Sesungguhnya tak ada yang memilikinya selain Engkau.”

(Sumber: Hadis riwayat At-Tirmidzi dan At-Tabarani; dikutip dalam Doa-Doa Orang Sukses karya Abu Umar Basyir, hal. 135)

Doa ini ditujukan bagi mereka yang sedang merintis usaha atau mengalami hambatan dalam pekerjaannya.

Tipe Orang Beruntung Menurut Islam

1. Orang yang Memeluk Islam, Cukup Rezekinya, dan Qana’ah

Dalam kitab Shahih Muslim, terdapat hadis dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Āṣ yang menyebutkan:

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qana’ah terhadap apa yang Dia berikan.” (HR. Muslim no. 1054)

  • Penjelasan mengenai hadis ini dapat ditemukan dalam buku Ensiklopedi Hadis – Kitab Shahih Muslim oleh Imam Muslim, yang menekankan bahwa keberuntungan sejati meliputi tiga hal: keimanan (masuk Islam), kecukupan hidup (kafāf), dan sikap menerima dengan ridha (qana’ah).

2. Orang yang Meninggalkan Dunia Sebelum Dunia Meninggalkannya

Dalam kitab Nashā’iḥul ‘Ibād karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, dikutip perkataan ulama sufi Yahya bin Mu’adz Ar-Razi:

“Beruntunglah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya, membangun kubur sebelum ia masuk ke dalamnya, dan membuat Allah ridha sebelum ia menemui-Nya.”

Tiga poin ini menggambarkan doa keberuntungan bagi orang yang:

  • Mengelola hartanya untuk akhirat sebelum ajal tiba.
  • Memperbanyak amal untuk persiapan kehidupan setelah mati.
  • Fokus mencari ridha Allah dalam hidup.

3. Orang yang Bersyukur, Berdzikir, Sabar, dan Memiliki Pasangan yang Saleh

Dalam kitab At-Targhīb wa At-Tarhīb karya Imam Al-Mundzirī, diriwayatkan hadis dari Ibn ‘Abbās:

“Empat hal termasuk keberuntungan dunia dan akhirat: hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir, tubuh yang sabar atas musibah, dan istri yang salehah.” (HR. Thabrānī)

Empat karakter ini menekankan dimensi spiritual dan sosial keberuntungan: rasa syukur atas nikmat, kedekatan dengan Allah melalui dzikir, kesabaran dalam cobaan, dan ketenangan dalam keluarga.

4. Orang yang Mengutamakan Akhirat di Atas Dunia

Kitab Musnad Ahmad, Syu’abul Īmān oleh Imam Al-Baihaqī, dan Al-Mustadrak oleh Al-Hakim meriwayatkan hadis dari Abu Musa Al-Asy’ari:

“Barangsiapa mencintai akhirat, ia akan merugikan dunia; barangsiapa mencintai dunia, ia akan merugikan akhirat. Maka, utamakanlah yang kekal atas yang fana.”

Dalam tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, ditegaskan bahwa keberuntungan bukan hanya soal materi, tetapi penekanan pada nilai-nilai kekekalan dan keridhaan Allah.

5. Orang yang Makanannya Halal, Dekat dengan Ulama, dan Rajin Shalat Jamaah

Dalam kitab Washiyyatul Mustafā karya Syekh Abdul Wahab al-Sya’rani, Nabi Muhammad ﷺ berpesan kepada Sayyidina Ali bahwa:

“Tanda orang beruntung ada tiga: makanannya halal, ia duduk bersama ulama, dan ia menjaga salat berjamaah lima waktu.”

Ini menggambarkan doa keberuntungan sebagai hasil dari gaya hidup yang bersih secara spiritual (halal), intelektual (menuntut ilmu), dan ibadah (salat berjamaah).

6. Orang yang Termasuk Al-Muflihūn (Orang yang Beruntung dalam Al-Qur’an)

Dalam jurnal ilmiah Al-Bayan (STIQ Walisongo), artikel berjudul Karakteristik Orang yang Beruntung dalam Al-Qur’an mengidentifikasi ciri-ciri al-muflihūn menurut ayat-ayat Al-Qur’an:

  • Beriman kepada Allah
  • Mendirikan salat
  • Menunaikan zakat
  • Menjaga amanah
  • Menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia
  • Berjihad di jalan Allah

Penjelasan ini diperkuat oleh tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab yang menyatakan bahwa “orang-orang yang beruntung” adalah mereka yang konsisten dalam amal ibadah, amal sosial, dan menjunjung tinggi integritas.

Amalan Islam Memperlancar Karier dan Usaha

Dalam Islam, karier dan usaha bukan sekadar urusan dunia, tetapi juga bagian dari ibadah. Oleh karena itu, banyak amalan yang diajarkan dalam ajaran Islam untuk mendatangkan keberkahan dan kelancaran dalam bekerja maupun berwirausaha.

1. Niat Ikhlas dan Menjadikan Usaha sebagai Ibadah

Segala sesuatu dalam Islam dimulai dengan niat. Dalam buku Kewirausahaan dalam Perspektif Islam karya Elfa Yuliana (2019), dijelaskan bahwa seorang muslim harus memandang usahanya sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Usaha bukan semata-mata mencari keuntungan, melainkan juga sarana untuk menunaikan kewajiban sosial, seperti memberi nafkah keluarga dan membantu sesama.

Hal ini sejalan dengan pandangan dalam jurnal ilmiah Penanaman Pendidikan Kewirausahaan Perspektif Islam oleh Muyassaroh dan Siti Farwati (2023), yang menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman seperti amanah, inisiatif, dan ikhlas dalam membangun karakter wirausaha muslim.

2. Takwa, Tawakal, dan Doa

Amalan utama yang memperlancar rezeki adalah takwa. Dalam QS. Ath-Thalaq ayat 2–3 disebutkan bahwa siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberinya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tawakal juga menjadi pelengkap penting: setelah ikhtiar maksimal, seorang muslim menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Buku Riyadus Shalihin karya Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa memperbanyak istighfar dan doa merupakan kunci pembuka rezeki. Doa tidak hanya dimaknai sebagai permintaan, tetapi juga bentuk komunikasi spiritual yang menguatkan mental dalam menghadapi tantangan usaha.

3. Etos Kerja Islami: Itqan dan Amanah

Etos kerja dalam Islam berpijak pada nilai itqan (profesionalisme dan kesungguhan) serta amanah (kejujuran dan tanggung jawab). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila melakukan pekerjaan, ia menyempurnakannya” (HR. Thabrani).

Universitas An-Nur dalam artikel Meraih Keberkahan Profesi dengan Iman menggarisbawahi lima etos kerja Islami: ikhlas, itqan, amanah, menjauhi hal haram, dan menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Nilai-nilai ini, bila diterapkan dalam karier maupun bisnis, akan menghasilkan kepercayaan dari rekan kerja, pelanggan, maupun mitra usaha.

4. Amalan Harian yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Dalam buku Fadhilatul Amal: Doa Pembuka Rezeki, Sukses Usaha dan Karier karya Ustaz Zezen Zaenal Alim (2008), dijelaskan berbagai amalan yang secara rutin dilakukan Rasulullah dan para sahabat untuk membuka kelancaran usaha:

  • Membaca istighfar secara rutin (HR. Ahmad)
  • Melaksanakan shalat Dhuha yang dipercaya mendatangkan kecukupan (HR. Abu Ya’la)
  • Sedekah harian, walau sedikit, untuk menolak bala dan menarik keberkahan (QS. Al-Baqarah: 261)
  • Silaturahim sebagai jalan pembuka pintu rezeki (HR. Bukhari)
  • Zikir pagi dan petang untuk perlindungan serta ketenangan batin dalam menjalani aktivitas kerja

5.Amalan Khusus bagi Pebisnis dan Pedagang

Habib Umar bin Hafidz, sebagaimana dikutip dalam Liputan6 (2025), menganjurkan para pedagang untuk membaca beberapa surat Al-Qur’an sebelum membuka usaha, yaitu:

  • Al-Fatihah
  • Ayat Kursi
  • Al-Ikhlas (3x)
  • Al-Falaq
  • An-Nas

Tujuannya adalah untuk memohon perlindungan, kelancaran, dan keberkahan dalam berdagang.

Sementara itu, dalam buku Muhammad is Entrepreneur karya Syaiful Alim (2019), ditegaskan bahwa karakter Rasulullah sebagai pedagang yang jujur, amanah, cerdas (fathanah), dan komunikatif (tabligh) adalah model ideal seorang muslim yang ingin sukses secara spiritual dan material. Mengikuti sunnah beliau dalam etika bisnis dapat membuka kepercayaan konsumen dan mitra bisnis.

QnA Seputar Doa Keberuntungan

Q: Apakah ada doa keberuntungan yang dicontohkan Nabi ﷺ sebelum berangkat kerja?

A: Tidak ada doa spesifik berlabel “doa keberuntungan” dalam hadits, tetapi Rasulullah ﷺ mengajarkan membaca Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa haula wa laa quwwata illa billah saat keluar rumah (HR. Abu Dawud). Doa ini bukan hanya untuk keselamatan, tetapi juga menjadi pembuka pintu rezeki dan keberuntungan karena disertai tawakal kepada Allah.

Q: Apakah doa keberuntungan sama dengan doa untuk kelancaran rezeki?

A: Secara prinsip bisa sama, namun doa keberuntungan sering dipahami sebagai doa agar Allah mempermudah urusan, membuka jalan-jalan rezeki, dan menghindarkan dari halangan. Contohnya, Surat Al-Qasas ayat 24 (“Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir”) yang dibaca Nabi Musa as saat membutuhkan pertolongan dan rezeki, termasuk doa yang bisa diamalkan untuk membuka jalan keberuntungan.

Q: Apakah membaca doa keberuntungan bisa mengubah nasib seseorang?

A: Dalam Islam, takdir Allah bersifat qadha dan qadar, namun doa termasuk bagian dari ikhtiar yang dapat mengubah ketentuan (qadha) sesuai dengan kehendak Allah. Dalam HR. Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak takdir selain doa.” Maka, berdoa memohon keberuntungan adalah bentuk usaha agar Allah memberikan jalan terbaik dalam urusan hidup kita.

Q: Apakah doa keberuntungan bisa dibaca untuk memulai usaha atau bisnis baru?

A: Ya, sangat dianjurkan membaca doa sebelum memulai usaha agar mendapat keberkahan dan kemudahan dari Allah. Misalnya membaca doa Nabi Sulaiman as dalam Surat Shad ayat 35 (“Rabbi ighfir li wahab li mulkan la yanbaghi li ahadin min ba’di…”) sebagai permohonan kelapangan dan kemudahan urusan, atau doa pendek “Allahumma inni as’aluka rizqan tayyiban, wa ‘ilman nafi’an, wa ‘amalan mutaqabbalan.” Ini semua membantu hati lebih tenang dan usaha menjadi lebih berkah.

Q: Bagaimana cara agar doa keberuntungan cepat dikabulkan?

A: Tidak ada jaminan doa langsung terkabul sesuai waktu kita, tetapi untuk mempercepat terkabulnya doa, perbanyaklah:

  • Berdoa pada waktu mustajab (sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, saat sujud terakhir).
  • Mengawali doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi ﷺ.
  • Memperbanyak istighfar dan bersedekah untuk membuka pintu rezeki (HR. Ahmad).
  • Mengikhlaskan niat dan berbaik sangka kepada Allah.
  • Memperbaiki hubungan dengan orang tua dan sesama, karena keberuntungan juga datang melalui doa dan restu mereka.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |