Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, utang menjadi sesuatu yang perlu dikelola dengan bijak. Memiliki utang seringkali menimbulkan beban pikiran dan perasaan tidak tenang. Namun, Islam memberikan solusi spiritual bagi umatnya yang sedang dilanda masalah utang, salah satunya melalui doa pelunas hutang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Doa bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan juga bentuk komunikasi dan permohonan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam buku Fiqih Doa & Dzikir karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, dijelaskan bahwa doa adalah senjata seorang muslim dalam menghadapi segala permasalahan hidup, termasuk masalah utang. Dengan berdoa, seorang muslim mengakui kelemahan dirinya dan berserah diri kepada kekuatan Allah SWT.
Selain berdoa, Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk senantiasa berusaha dan berikhtiar dalam mencari rezeki yang halal. Keseimbangan antara doa dan usaha inilah yang akan mendatangkan keberkahan dan kemudahan dalam melunasi utang. Doa menjadi penenang hati dan pemberi harapan, sementara usaha menjadi bukti kesungguhan dalam mencari solusi.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang doa pelunas hutang dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/7/2025).
Masjid Al Jabbar tengah menjadi sorotan usai Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi buka-bukaan. Diketahui masjid tersebut dibangun dengan hutang.
Doa Pelunas Hutang: Lafal Arab, Latin, dan Artinya
Berikut adalah beberapa doa pelunas hutang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, lengkap dengan lafal Arab, Latin, dan artinya:
Doa Memohon Rezeki Halal untuk Melunasi Utang
Arab:
اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Latin:
Allāhumma ikfinī biḥalālika ‘an ḥarāmika, wa aghninī bifaḍlika ‘amman siwāk
Artinya:
"Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dari-Mu sehingga aku tidak membutuhkan yang haram, dan cukupkan aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu."
Doa ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Jami’ at-Tirmidzi, hadits no. 3563, dari Ali bin Abi Thalib. Dalam buku Fiqih Doa & Dzikir karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr (Jilid 2, hlm. 218–220), dijelaskan bahwa doa ini sangat cocok diamalkan oleh orang yang sedang terjerat utang, karena berisi permohonan kecukupan dari Allah dengan rezeki yang halal dan tidak bergantung pada makhluk.
Doa Memohon Perlindungan dari Utang yang Membebani
Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَغَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Latin:
Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal-hammi wal-ḥazan, wal-‘ajzi wal-kasal, wal-jubni wal-bukhl, wa ghalabatid-dayn, wa qahrir-rijāl
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa cemas dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, dari tekanan utang, dan dari penindasan orang lain."
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari (HR. Bukhari no. 2893) dan Imam Tirmidzi. Dalam buku Fiqih Doa & Dzikir oleh Syaikh Abdurrazzaq al-Badr (Jilid 1, hlm. 145), disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan doa ini kepada sahabat yang terjerat utang karena dampaknya yang membuat hati gelisah dan jiwa tertekan. Doa ini dianjurkan dibaca setiap pagi dan sore.
Doa Memohon Pelunasan Utang di Malam Hari
Arab:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ، وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنَزِّلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
Latin:
Allāhumma rabbas-samāwātis-sab‘i wa rabbal-‘arsyil-‘aẓīm... iqdhi ‘annad-dayna wa aghninā minal-faqr
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh, Tuhan Arsy yang agung... lunasilah utang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran."
Doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim, hadits no. 2713, dari sahabat Abu Hurairah RA. Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi tekanan utang atau kebutuhan mendesak. Sumber lain seperti Rumaysho.com (Muhammad Abduh Tuasikal) dan Antara News juga merekomendasikan doa ini dibaca sebelum tidur.
Doa Pembuka Rezeki: Lafal Arab, Latin, dan Artinya
Selain doa pelunas hutang, terdapat pula doa-doa pembuka rezeki yang dapat diamalkan untuk memohon kelancaran rezeki dan kemudahan dalam mencari nafkah:
Doa Pembuka Rezeki dari Hadis Ibnu Umar RA
Sumber: Hadis riwayat Ibnu Umar dalam kitab Ad-Du’a karya Imam Ath-Thabarani
Teks Arab:
بِسْمِ اللَّهِ عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِينِي اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيمَا قُدِّرَ لِيْ
Latin:
Bismillāhi ‘alā nafsī wa mālī wa dīnī Allāhumma raḍḍinī bi qaḍā’ika, wa bārik lī fīmā quddira lī
Artinya:
“Dengan nama Allah atas diriku, hartaku, dan agamaku. Ya Allah, jadikan aku ridha atas ketetapan-Mu dan berkahilah aku dalam apa yang Engkau tetapkan untukku.”
Dalam kitab Ad-Du’a (Ath-Thabarani, Beirut: Dar Al-Fikr), doa ini dikaitkan dengan keberkahan dalam memulai aktivitas, termasuk kerja dan usaha, sebagai pembuka rezeki.
Doa Memohon Rezeki Halal, Luas, dan Baik
Sumber: Hadis dari Nabi Muhammad SAW, disebut dalam Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi
Teks Arab:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا وَاسِعًا
Latin:
Allāhumma innī as’aluka rizqan ḥalālan ṭayyiban wāsi’an
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rezeki yang halal, baik, dan luas.”
Imam An-Nawawi menulis doa ini dalam kitab Al-Adzkar (Damaskus: Dar Ibn Kathir) sebagai bagian dari doa pagi hari yang mengandung makna penguatan iman dan permohonan atas rezeki yang diberkahi.
Doa Shalawat Pembuka Pintu Rezeki dari Segala Penjuru
Sumber: Majmu’ah al-Ahzab karya Imam Al-Haddad
Teks Arab:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ أَنْوَاعِ الرِّزْقِ وَالْفُتُوحَاتِ، وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ الرِّزْقِ مِنْ كُلِّ جِهَةٍ وَخَزَائِنَكَ
Latin:
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad ‘adada anwā‘i ar-rizqi wa al-futūḥāt, waftaḥ lī abwāba ar-rizqi min kulli jihatin wa khuza’inika
Artinya:
“Ya Allah, limpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak jenis rezeki dan pembukaan. Bukakanlah untukku pintu-pintu rezeki dari segala arah dan simpanan-Mu.”
Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad memasukkan doa ini dalam susunan dzikir dan wirid harian yang dikumpulkan dalam kitab Majmu’ah al-Ahzab sebagai bentuk permohonan spiritual terhadap kelapangan rezeki.
Doa Nabi Isa AS dalam Al-Qur'an
Sumber: Al-Qur’an, Surah Al-Maidah ayat 114
Teks Arab:
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ... وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Latin:
Qāla ‘Īsā ibnu Maryama Allāhumma rabbana anzil ‘alainā mā’idatan minas-samā’i... warzuqnā wa anta khayrur-rāziqīn
Artinya:
“Isa putra Maryam berkata: ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit... dan berilah kami rezeki, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezeki.’”
Tafsir Al-Qur’an Al-Karim oleh Syekh Wahbah Az-Zuhaili (Beirut: Dar al-Fikr, 2000) menyebutkan bahwa ayat ini menunjukkan pentingnya berdoa secara langsung kepada Allah dalam memohon rezeki, sebagaimana dicontohkan oleh para nabi.
Doa Pagi Pembuka Segala Urusan dan Rezeki
Sumber: Hadis riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah; dibahas dalam Shahihul Jami’ oleh Syaikh Al-Albani
Teks Arab:
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ
Latin:
Allāhumma bika aṣbaḥnā wa bika amsainā, wa bika naḥyā, wa bika namūtu, wa ilaika an-nushūr
Artinya:
“Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki pagi, dengan-Mu kami memasuki petang, dengan-Mu kami hidup, dengan-Mu kami mati, dan kepada-Mu kami akan kembali.”
Dalam Shahihul Jami’ (Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani), doa ini memiliki kedudukan sebagai wirid pagi-petang yang bukan hanya membuka keberkahan waktu tetapi juga kemudahan rezeki.
Waktu Terbaik Mengamalkan Doa Pelunas Hutang
Waktu dalam mengamalkan doa pelunas hutang memiliki kedudukan penting dalam literatur Islam klasik maupun kajian modern. Beberapa waktu utama direkomendasikan dalam kitab-kitab hadits dan penjelasan ulama fiqh, karena diyakini sebagai saat-saat mustajab untuk berdoa, khususnya memohon pertolongan dalam pelunasan hutang.
Sebelum Tidur
Dalam Kitab Shahih Muslim, terdapat sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 2713), bahwa Rasulullah ﷺ menganjurkan membaca doa pelunasan utang sebelum tidur:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ... اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ
(Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh… lunasilah utangku dan cukupkan aku dari kefakiran.)
Imam Nawawi dalam kitab Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim (jilid 17, hlm. 33), menjelaskan bahwa doa ini dibaca sebelum tidur dalam posisi miring ke kanan, sebagai bentuk tawakkal dan persiapan spiritual menghadapi malam. Waktu ini disebut sebagai momen introspeksi dan penyerahan diri yang sangat tepat untuk memohon pelunasan utang.
Pagi dan Sore Hari
Dalam Kitab Sunan Abu Dawud, diriwayatkan doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada Abu Umamah untuk dibaca pagi dan petang:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ... وَقَهْرِ الرِّجَالِ
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan, kemalasan, lilitan utang, dan tekanan manusia.)
Dalam buku Doa-doa Mustajab karya Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2015), dijelaskan bahwa waktu setelah Subuh dan menjelang Maghrib merupakan waktu utama untuk membaca doa ini, sebagaimana amalan harian Nabi dan para sahabatnya.
Abu Umamah sendiri mengakui bahwa setelah rutin membaca doa ini setiap pagi dan sore, Allah meringankan beban hidup dan melunasi utangnya (Abu Dawud no. 1555).
Setelah Shalat Fardhu
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Jami’ at-Tirmidzi (no. 3563) sebuah doa yang dibaca setelah shalat wajib:
اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
(Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal dan jauhkan dari yang haram, dan cukupkan aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu.)
Dalam buku Fiqih Doa dan Dzikir oleh Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahtani (Darul Haq, 2008), doa ini sangat dianjurkan dibaca setiap selesai shalat lima waktu, khususnya untuk memohon kelapangan rezeki dan pelunasan utang. Waktu ini dianggap mustajab karena hati masih khusyuk dalam dzikir.
Waktu Mustajab Lainnya
Buku Fikih Praktis Sehari-hari karya KH. Ali Mustafa Yaqub (Pustaka Firdaus, 2013) menekankan pentingnya memanfaatkan waktu-waktu mustajab doa seperti sepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqamah, serta saat sujud dalam shalat sebagai waktu ideal untuk memohon pertolongan dalam pelunasan hutang.
Senada dengan itu, dalam Jurnal Legisia (Vol. 9, No. 1, 2022) diterbitkan oleh Universitas Sunan Giri Surabaya, disebutkan bahwa pelunasan hutang bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga spiritual. Memilih waktu mustajab dalam berdoa adalah bagian dari ikhtiar batin dalam menyelesaikan kewajiban finansial.
Tips Agar Doa Dikabulkan Allah SWT
Berdoa adalah bentuk ketundukan tertinggi seorang hamba kepada Tuhannya. Namun tidak semua doa dikabulkan secara langsung oleh Allah SWT. Beberapa syarat, adab, dan waktu mustajab menjadi kunci agar doa lebih besar kemungkinannya untuk diterima. Berikut adalah tips yang dikaji dari kitab-kitab dan buku keislaman klasik dan kontemporer.
Berdoalah dengan Keyakinan Penuh dan Hati yang Hadir
Dalam kitab Tuhfatul Murid ‘ala Jawharat at-Tauhid karya Imam al-Baijuri, dijelaskan bahwa doa akan dikabulkan dalam tiga bentuk:
- Dikabulkan segera sesuai permintaan
- Ditunda hingga waktu yang lebih tepat
- Diganti dengan sesuatu yang lebih baik menurut ilmu Allah
Imam al-Baijuri juga menekankan pentingnya keyakinan dan kehadiran hati saat berdoa. Ini sejalan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak bersungguh-sungguh."
Menjaga Adab dalam Berdoa
Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat menyatakan bahwa adab dalam berdoa adalah faktor penting. Ia menekankan beberapa poin:
- Memulai doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
- Berdoa dengan suara rendah dan penuh kerendahan hati
- Tidak tergesa-gesa meminta pengabulan
Pendapat ini diperkuat oleh QS. Al-A’raf ayat 55:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.”
Menghindari Makanan dan Harta yang Haram
Dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, disebutkan bahwa salah satu penghalang terbesar dalam dikabulkannya doa adalah memakan rezeki yang haram. Hal ini diperkuat oleh hadits riwayat Muslim yang mengisahkan seorang lelaki yang berdoa dengan penuh kesungguhan, tetapi tidak dikabulkan karena makanannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi dari harta haram.
Memanfaatkan Waktu Mustajab
Dalam buku Fiqh Ad-Du’a karya Syaikh Dr. Khalid Al-Muslih, dijelaskan berbagai waktu mustajab untuk berdoa, di antaranya:
- Sepertiga malam terakhir
- Antara adzan dan iqamah
- Saat bersujud dalam salat
- Ketika berbuka puasa
- Saat hujan turun
Waktu-waktu ini disebutkan dalam banyak hadits dan menjadi bagian dari rahasia dikabulkannya doa.
Bertawakal dan Sabar
Dalam buku Doa Mustajab dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah karya Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al-Qahtani, ditegaskan pentingnya tawakal kepada Allah dan tidak tergesa-gesa. Nabi bersabda:
“Akan dikabulkan bagi salah seorang di antara kalian selama ia tidak tergesa-gesa (ingin cepat-cepat terkabul), dan berkata: ‘Aku telah berdoa, namun belum juga dikabulkan.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
QnA Seputar Doa Pelunas Hutang
Q: Apa doa pelunas hutang yang diajarkan Nabi ﷺ?
A: “Allāhumma ikfinī bihalālika ‘an harāmika, wa aghninī bifadhlika ‘amman siwāka.” (HR. Tirmidzi). Artinya: Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal dari-Mu dan jauhkan dari yang haram, serta cukupkan aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu.
Q: Kapan waktu terbaik membaca doa pelunas hutang?
A: Kapan saja, tapi lebih baik setelah sholat fardhu, tahajud, atau saat hati gelisah memikirkan utang.
Q: Sudah baca doa, kok utang belum lunas juga?
A: Doa harus disertai usaha, kurangi boros, cicil semampu, dan tetap berikhtiar agar Allah memudahkan jalannya.
Q: Amalan apa yang bisa membantu doa pelunas hutang?
A: Perbanyak istighfar, sedekah, shalawat, dan sholat Dhuha untuk membuka pintu rezeki.
Q: Kenapa doa ini bisa bikin hati lebih tenang?
A: Karena doa mendekatkanmu kepada Allah, membuat hati lapang, dan membantu berpikir lebih jernih dalam mencari jalan keluar.