9 Doa Pembuka Rezeki Beserta Dalilnya, Pahami Konsep Rezeki dalam Islam

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Rezeki merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang tentu menginginkan rezeki yang berkah dan melimpah. Namun, terkadang kita merasa sudah bekerja keras, tetapi rezeki yang didapatkan masih terasa kurang. Padahal, rezeki setiap orang telah ditentukan oleh Allah SWT dan tidak akan tertukar.

Dalam Islam, selain bekerja keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh, kita juga dianjurkan untuk berdoa agar pintu rezeki terbuka luas dan usaha kita berjalan lancar. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Ibrahim ayat 7, yang menyatakan bahwa barang siapa yang bersyukur, maka nikmatnya akan ditambah.  

Salah satu waktu yang baik untuk membaca doa pembuka rezeki adalah di pagi hari sebelum memulai aktivitas, baik sebelum berangkat bekerja maupun sebelum membuka toko atau usaha. Rezeki bukan hanya sekadar materi, tetapi juga mencakup kesehatan, kebahagiaan, dan ketenangan dalam hidup.  

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang doa pembuka rezeki dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (6/7/2025).

Berita video pemain Timnas Indonesia U-20 sekaligus Madura United, Riski Afrisal mendoakan timnya bisa juara Liga 1 2023/2024 meski ia harus absen karena bela Timnas Indonesia U-20.

 Doa Pembuka Rezeki  

1. Doa Pembuka Rezeki Lewat Ketaqwaan

Salah satu cara mendapatkan rezeki adalah dengan bertaqwa kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah At-Talaq ayat 2-3:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Surah At-Talaq: 2-3)

Dalam “Tafsir Al-Mazhari” karya Qadhi Thanaullah Panipati, dijelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa ketakwaan dapat mengundang pertolongan Allah, termasuk dalam hal rezeki. Qadhi Thanaullah menafsirkan bahwa doa yang dipanjatkan dengan penuh ketakwaan akan mempercepat terkabulnya permohonan rezeki.

2. Doa dari Surah Al-Furqan untuk Keluarga dan Rezeki yang Diberkahi

Selain untuk diri sendiri, kita juga bisa memohon rezeki untuk keluarga. Salah satu doa yang bisa dipanjatkan adalah yang terdapat dalam Surah Al-Furqan ayat 74:

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun, waj’alna lil muttaqina imama.” (QS. Al-Furqan: 74)

Dalam kitab “Tafsir Fi Zhilalil Qur’an” karya Sayyid Qutb, doa ini dijelaskan sebagai harapan agar keluarga menjadi sumber ketenangan (qurrota a’yun) dan ketakwaan, yang menurut Sayyid Qutb merupakan salah satu sumber rezeki dan keberkahan hidup yang hakiki.

3. Doa Pembuka Rezeki dan Perlindungan

Dalam kitab “Al-Hisn al-Hasin” karya Ibnu al-Jazari, terdapat kumpulan doa-doa yang dianjurkan dibaca pagi dan petang untuk memohon rezeki dan perlindungan. Salah satu yang populer adalah:

“Allahumma inni as’aluka rizqan thayyiban, wa ‘ilman nafi’an, wa ‘amalan mutaqabbalan.”

Arab Latin: Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, dan Ahmad). Kitab ini banyak dijadikan rujukan di kalangan santri dan ulama sebagai bagian dari dzikir harian.

4.  Doa Pembuka Rezeki Nabi Muhammad SAW untuk Rezeki yang Halal dan Cukup

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa untuk memohon rezeki yang halal dan cukup. Doa ini sebaiknya dibaca di pagi hari sebelum memulai aktivitas.

“Allahumma inni as’aluka rizqan tayyiban, wa ‘ilman nafi’an, wa ‘amalan mutaqabbalan.” (HR. Ahmad, no. 17553; HR. Ibnu Majah, no. 925)

Dalam kitab “Al-Maqsad Al-Hasan” karya As-Sakhawi, disebutkan bahwa “rizqan tayyiban” merujuk pada rezeki yang bersih dari yang haram dan mendatangkan keberkahan.

5.  Doa Pembuka Rezeki Memohon Kecukupan dari Segala Urusan

Selain doa-doa di atas, kita juga bisa memohon kecukupan dari segala urusan dengan membaca ayat berikut:

“Hasbiyallahu la ilaha illa huwa, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa Rabbul ‘Arsyil ‘Azim.” (QS. At-Taubah: 129)

Menurut “Tafsir Al-Baghawi”, ayat ini adalah bentuk tawakal penuh kepada Allah dalam menghadapi urusan dunia dan rezeki. Disebutkan bahwa orang yang membaca doa ini pagi dan sore sebanyak tujuh kali akan dicukupi segala kebutuhannya.

Doa Pembuka Rezeki yang Bisa Diamalkan

6.  Doa Pembuka Rezeki Lewat Istighfar

Istighfar juga merupakan salah satu cara untuk membuka pintu rezeki. Al-Qur’an mencatat doa Nabi Sulaiman dalam Surah Shad ayat 35:

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku.” (Surah Shad: 35)

Menurut “Tafsir Al-Kabir” karya Imam Fakhruddin Ar-Razi, doa ini bukan hanya memohon kekuasaan, tetapi juga menunjukkan keikhlasan dan keyakinan bahwa rezeki adalah mutlak milik Allah.

Selain itu, istighfar juga dikenal sebagai pintu pembuka rezeki, seperti dalam Surah Nuh ayat 10-12. Dalam “Tafsir Ibn Katsir”, disebutkan bahwa Nabi Nuh mengajarkan kepada kaumnya bahwa istighfar adalah sarana turunnya hujan, bertambahnya harta, anak-anak, dan kebun-kebun.

7.  Doa Pembuka Rezeki Pagi Hari 

Dalam “Sahih al-Bukhari” dan “Sahih Muslim”, terdapat hadis yang menyebutkan doa-doa yang berkaitan dengan permintaan rezeki. Salah satunya adalah doa yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah:

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rezeki yang baik, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah, no. 925; sanadnya dinilai hasan oleh al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 1510)

Dalam kitab “Al-Adzkar” karya Imam An-Nawawi, doa tersebut dijelaskan sebagai bentuk permohonan holistik yang mencakup aspek dunia dan akhirat. Imam Nawawi menyebut bahwa mengawali hari dengan doa ini adalah bagian dari adab dalam menjemput rezeki yang diberkahi.

8.  Doa Pembuka Rezeki  dari Segala Penjuru

Selain bacaan doa pembuka rezeki yang diajarkan Rasulullah SAW di atas, terdapat pula doa pembuka rezeki dari segala penjuru yang bisa anda amalkan setiap hari. Bacaan doa ini bersumber dari Surat Al-Maidah ayat 114.

قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ ۝١١٤

qâla ‘îsabnu maryamallâhumma rabbanâ anzil ‘alainâ mâ'idatam minas-samâ'i takûnu lanâ ‘îdal li'awwalinâ wa âkhirinâ wa âyatam mingka warzuqnâ wa anta khairur-râziqîn

Isa putra Maryam berdoa, “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”

9.  Doa Pembuka Rezeki dalam Surah Ali-Imran: Permohonan Karunia dan Kasih Sayang

Doa lain yang bisa dipanjatkan untuk memohon rezeki adalah yang terdapat dalam Surah Ali-Imran ayat 8:

“Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana, wa hablana min ladunka rahmah. Innaka Antal Wahhab.” (QS. Ali-Imran: 8)

Menurut “Tafsir As-Sa'di” karya Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di, doa ini mencakup permintaan agar hati tetap lurus dalam iman dan diberi karunia (rahmah), termasuk dalam bentuk rezeki yang tak terduga.

Konsep Rezeki dalam Islam

Dalam Islam, rezeki merupakan konsep yang tidak terbatas pada materi semata, tetapi mencakup segala bentuk pemberian Allah kepada makhluk-Nya, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Rezeki bukan sekadar harta, melainkan juga kesehatan, ilmu, waktu luang, bahkan ketenangan hati. Konsep ini dijelaskan secara luas dalam berbagai kitab klasik, buku kontemporer, serta jurnal ilmiah.

  • Makna Rezeki Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Dalam Al-Qur'an, kata rizq dan turunannya disebutkan lebih dari 120 kali. Salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 172, Allah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah..."

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum al-Din menekankan bahwa rezeki tidak selalu berkaitan dengan kepemilikan. Menurutnya, rezeki adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia, bukan sekadar yang dimiliki. Oleh karena itu, seseorang bisa jadi kaya harta namun tidak mendapatkan manfaat dari hartanya, sehingga belum tentu dianggap memperoleh rezeki dalam makna spiritual Islam.

Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyat al-Auliya’ menyatakan, “Rezeki itu lebih cepat datangnya daripada ajal.” Ini memperkuat keyakinan bahwa rezeki adalah ketentuan dari Allah yang tidak bisa dihambat siapa pun.

  • Konsep Usaha dan Tawakal dalam Mencari Rezeki

Dalam Islam, usaha atau ikhtiar sangat ditekankan dalam mencari rezeki. Namun demikian, hasilnya tetap dikembalikan kepada ketentuan Allah. Menurut Dr. Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Halal dan Haram dalam Islam, manusia wajib berusaha dengan cara yang halal dan tidak melanggar syariat, namun tetap bertawakal atas hasilnya.

Sikap tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Dalam Tafsir al-Mishbah karya Prof. Quraish Shihab, dijelaskan bahwa tawakal adalah puncak dari kepercayaan kepada Allah setelah segala daya dan upaya dilakukan.

  • Jenis-jenis Rezeki Menurut Perspektif Ulama

Dalam jurnal ilmiah “Konsep Rezeki dalam Islam dan Implementasinya dalam Kehidupan Muslim” oleh Dr. Muh. Nur Hidayat (Jurnal Al-Adyan, Vol. 15 No. 1, 2020), disebutkan bahwa rezeki dalam Islam dibagi menjadi beberapa jenis:

  • Rezeki yang Dijamin (rezeki mahdhah): Seperti udara, air, dan rezeki dasar yang dibutuhkan untuk hidup. Ini adalah jaminan Allah kepada seluruh makhluk.
  • Rezeki yang Diperjuangkan (rezeki kasbi): Didapatkan melalui usaha manusia seperti bekerja dan berdagang.
  • Rezeki karena Bersyukur (rezeki syukr): Allah menambah rezeki bagi mereka yang bersyukur, sebagaimana dalam Surah Ibrahim ayat 7.
  • Rezeki yang Tidak Disangka-sangka (rezeki ghayru muhtasab): Datang secara tiba-tiba dari arah yang tidak diduga, sebagaimana dalam Surah At-Talaq ayat 3.
  • Keadilan dan Ketetapan Rezeki

Konsep rezeki dalam Islam menekankan keadilan Allah, bukan kesamarataan. Allah memberikan rezeki sesuai kebutuhan, peran, dan amanah setiap individu. Dalam buku Rezeki dalam Perspektif Islam karya Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, dijelaskan bahwa distribusi rezeki yang berbeda antara manusia adalah bagian dari ujian kehidupan.

Islam juga memerintahkan agar rezeki itu dimanfaatkan dan dibagikan sesuai syariat, seperti melalui zakat dan sedekah. Hal ini sejalan dengan semangat keadilan sosial dalam Islam.

Menyikapi Takdir Rezeki Sudah Diatur dalam Islam dan Usaha Manusia

Dalam berbagai kitab klasik dan kontemporer, dibahas bahwa meski rezeki telah ditetapkan oleh Allah, manusia tetap dituntut untuk berusaha secara aktif.

  • Rezeki Telah Ditetapkan: Dimensi Ketuhanan

Dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyah karya Imam Al-Qusyairi, dijelaskan bahwa takdir, termasuk rezeki, adalah bagian dari ketentuan Allah yang tidak bisa diubah oleh makhluk. Dalam pandangan tasawuf, hal ini disebut sebagai tajrid  menyerahkan sepenuhnya urusan duniawi kepada kehendak Allah tanpa mengurangi semangat dalam beribadah. Imam Al-Qusyairi menekankan pentingnya keyakinan bahwa Allah sudah menetapkan jatah rezeki setiap makhluk sejak sebelum ia lahir.

Pandangan serupa terdapat dalam Kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah As-Sakandari, yang menyatakan:

"Kerja kerasmu untuk mendapatkan sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah dan lalai terhadap sesuatu yang diminta oleh-Nya darimu adalah tanda butanya mata hatimu."

Ibnu Athaillah mengkritik sikap manusia yang terlalu sibuk mengejar dunia, padahal rezeki adalah hal yang telah dijamin. Namun, ini tidak berarti larangan untuk bekerja. Yang dimaksud adalah menjaga keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.

  • Peran Usaha: Tanggung Jawab Manusia

Dalam dimensi fiqih dan akidah, Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa rezeki memang ditetapkan, namun manusia tetap diwajibkan untuk berusaha. Rezeki tidak akan datang tanpa sebab, sebagaimana tanaman tidak akan tumbuh tanpa ditanam.

Imam Al-Ghazali mencontohkan dengan kisah seekor burung: jika ia tetap tinggal di sarangnya dan tidak terbang mencari makan, ia tidak akan mendapatkan apapun, meskipun rezekinya sudah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa ikhtiar adalah bagian dari mekanisme datangnya rezeki yang telah ditetapkan itu.

  • Kajian Kontemporer: Relevansi Ilmiah

Dalam jurnal ilmiah berjudul "Konsep Rezeki dalam Perspektif Islam dan Relevansinya terhadap Kewirausahaan Muslim" oleh Dr. Husni Thamrin (dalam Jurnal Ekonomi Islam, 2018), dinyatakan bahwa konsep takdir tidak boleh dijadikan alasan untuk bersikap pasif. Menurut Thamrin, sikap demikian justru bertentangan dengan semangat Islam yang mengajarkan kerja keras, kejujuran, dan etos usaha. Dalam konteks kewirausahaan, keyakinan bahwa rezeki telah ditentukan seharusnya mendorong manusia untuk menjalani proses usaha dengan jujur dan penuh semangat, bukan malah berdiam diri.

Sementara itu, dalam buku Qadha dan Qadar karya Dr. Wahbah Az-Zuhaili, dijelaskan bahwa rezeki yang ditentukan Allah tidak berarti manusia bebas dari tanggung jawab usaha. Menurut Az-Zuhaili, ikhtiar merupakan perintah syariat yang harus dijalankan secara bersamaan dengan tawakal. Usaha manusia adalah sarana untuk merealisasikan ketetapan Allah dalam dimensi duniawi.

QnA Seputar Doa Rezeki

1. Apakah ada doa khusus untuk membuka pintu rezeki?

Ada banyak doa pembuka rezeki, salah satunya yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

اللهم اكفني بحلالك عن حرامك واغنني بفضلك عمن سواك

Allahummakfini bihalalika ‘an haramika waghnini bifadhlika ‘amman siwaka

“Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal dari-Mu, jauhkan aku dari yang haram, dan cukupkan aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu.” (HR. Tirmidzi)

Doa ini tidak hanya memohon rezeki, tetapi juga keberkahan agar terhindar dari yang haram

2. Apakah doa pembuka rezeki bisa dibaca kapan saja?

Bisa, doa pembuka rezeki tidak terikat waktu tertentu. Namun, waktu yang dianjurkan antara lain:

  • Setelah salat fardhu,
  • Setelah salat dhuha,
  • Saat sepertiga malam terakhir,
  • Saat hendak memulai usaha atau bekerja.

Karena rezeki adalah urusan Allah, maka memintanya dapat dilakukan kapan saja sambil berikhtiar dengan kerja yang hala.

3. Apakah hanya dengan doa rezeki akan datang?

Doa adalah bentuk ikhtiar spiritual, tetapi harus diiringi ikhtiar nyata seperti bekerja, bersedekah, dan menjaga amanah.

✨ Rasulullah ﷺ bersabda: “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberikan rezeki sebagaimana burung diberikan rezeki; ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Ini menunjukkan doa dan usaha harus berjalan beriringan.

4. Apakah sedekah termasuk pembuka rezeki?

Ya, sedekah adalah salah satu kunci pembuka rezeki. Allah berfirman:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

“Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)

✨ Dengan bersedekah, kita menunjukkan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Kaya dan Maha Memberi, sehingga rezeki akan dibalas dengan yang lebih baik, baik dalam bentuk rezeki materi maupun ketenangan hati.

5. Doa apa yang bisa dibaca ketika merasa rezeki seret?

Bisa membaca doa Nabi Yunus ketika berada dalam perut ikan:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadz-dhaalimin.

Meski bukan doa spesifik rezeki, doa ini menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan akan kekhilafan, menjadi wasilah agar Allah memudahkan urusan, termasuk dalam hal rezeki.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |