Al Malik Artinya dalam Asmaul Husna, Mengenal Sifat Allah dan Hikmahnya

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Dalam khazanah Islam, Asmaul Husna merupakan nama-nama Allah yang indah dan agung, mencerminkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Salah satu nama yang memiliki makna mendalam adalah Al Malik (الْمَلِكُ), yang secara harfiah berarti Maha Merajai atau Raja dari segala raja. Al Malik mencerminkan kekuasaan Allah SWT yang mutlak dan meliputi seluruh alam semesta.

Al Malik bukan sekadar penguasa dalam arti duniawi, melainkan pemilik otoritas tertinggi atas segala sesuatu yang ada. Dalam Al-Maqsad Al-Asna fi Syarh Asma’illah al-Husna, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa Al Malik adalah Dzat yang tidak memiliki sekutu dalam kepemilikan-Nya. Kekuasaan-Nya tidak terbatas dan tidak ada yang dapat menandingi-Nya.

Memahami Al Malik sebagai salah satu Asmaul Husna menuntun seorang muslim untuk bersikap rendah hati, bertakwa, adil, dan bertanggung jawab. Kesadaran akan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas akan menghindarkan diri dari kesombongan dan penyalahgunaan wewenang. Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang al malik artinya dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (6/7/2025).

Penjelasan Al Malik dalam Asmaul Husna

1. Al Malik dari Sudut Bahasa

 Nama "Al-Malik" adalah salah satu dari Asmaul Husna yang mencerminkan kekuasaan dan kedaulatan mutlak Allah atas seluruh ciptaan. Secara bahasa, "Al-Malik" berasal dari akar kata malaka–yamliku–malkan yang berarti menguasai, memiliki, dan berkuasa atas sesuatu secara menyeluruh. Dalam konteks ketuhanan, Al-Malik menggambarkan Allah sebagai Raja segala raja, pemilik otoritas tertinggi atas alam semesta.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya Al-Maqsad Al-Asna fi Syarh Asma’illah al-Husna menjelaskan bahwa Al-Malik berarti Dzat yang tidak memiliki sekutu dalam kepemilikan-Nya, yang tidak ada yang keluar dari kerajaan-Nya, dan segala sesuatu diatur dengan kehendak-Nya. Menurut Al-Ghazali, penguasaan Allah tidak seperti penguasaan manusia karena Allah menguasai segala sesuatu tanpa membutuhkan alat atau sarana, dan tidak akan pernah kehilangan kekuasaan-Nya.

2. Al Malik Bentuk Kekuatan Absolut

Dalam Tafsir Al-Kabir karya Fakhruddin Ar-Razi, Al-Malik dijelaskan sebagai bentuk kekuasaan absolut, yang tidak hanya mencakup eksistensi lahiriah benda, tetapi juga hakikat dan esensi terdalamnya. Ar-Razi menekankan bahwa keberadaan makhluk tidak lepas dari kekuasaan dan perintah-Nya, bahkan sampai pada gerakan dan diamnya makhluk.

3. Menanamkan Rasa Tunduk

Dalam buku Asmaul Husna dalam Perspektif Tafsir dan Psikologi Islam karya Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, dijelaskan bahwa makna Al-Malik tidak hanya merujuk pada kepemilikan atas benda, tetapi juga merangkum aspek pengendalian dan otoritas penuh terhadap hukum dan ketetapan. Dalam konteks psikologi Islam, pemahaman terhadap Al-Malik dapat menanamkan rasa ketundukan, keikhlasan, dan ketaatan yang lebih mendalam dalam hati manusia karena menyadari bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya.

Makna Sifat Allah SWT Al Malik

Dalam Islam, Al-Malik adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna, yang berarti “Yang Maha Merajai” atau “Raja dari segala raja.” Nama ini mencerminkan kekuasaan mutlak Allah SWT atas seluruh alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat. Pembahasan makna Al-Malik tidak hanya ditemukan dalam kajian tafsir Al-Qur’an, tetapi juga dalam literatur teologi Islam dan kitab-kitab klasik.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam karyanya Al-Maqsad al-Asna fi Sharh Asma’ Allah al-Husna, Al-Malik adalah Zat yang memiliki kekuasaan absolut tanpa perantara. Ia menjelaskan bahwa ke-Malik-an Allah berbeda dari raja manusia, karena kekuasaan Allah tidak terbatas oleh ruang, waktu, atau sebab-akibat duniawi. Al-Ghazali menekankan bahwa tidak ada sesuatu pun di luar kekuasaan dan kehendak-Nya.

Dalam buku Tafsir Al-Asma’ al-Husna karya Dr. Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan bahwa Al-Malik mencakup dua dimensi: mulk (kepemilikan) dan hukm (kekuasaan untuk menetapkan hukum). Az-Zuhaili mengutip QS. Al-Hasyr ayat 23: “Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Raja (Al-Malik), Yang Mahasuci...” sebagai landasan bahwa sifat ini bersifat esensial bagi keilahian Allah.

Sementara itu, Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghayb (Tafsir al-Kabir) menguraikan bahwa ke-Malik-an Allah tidak hanya terbatas pada penguasaan fisik (seperti raja dunia), tetapi meliputi pengendalian terhadap hati, pikiran, dan nasib manusia. Menurut Sayyid Quthb dalam Fi Zilalil Qur’an, sifat Al-Malik menunjukkan bahwa manusia hanyalah hamba yang lemah, dan harus menyerahkan segala urusannya kepada Allah.

Hikmah dari Keutamaan Sifat Allah SWT Al Malik dalam Asmaul Husna

Dalam Islam, mengenal dan memahami Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah yang indah dan agung, merupakan salah satu bentuk penguatan tauhid. Salah satu dari nama tersebut adalah Al-Malik (الْمَلِكُ) yang berarti Raja atau Penguasa yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu di alam semesta ini.

  •  Keutamaan Sifat Allah SWT Al Malik Menurut Imam Al-Ghazali

Dalam kitab “Al-Maqsad Al-Asna fi Syarh Asma’ Allah al-Husna” karya Imam Al-Ghazali, dijelaskan bahwa Al-Malik adalah Dia yang memiliki hak penuh terhadap makhluk-Nya, tanpa ada pihak lain yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Imam Al-Ghazali menekankan bahwa memahami sifat ini membawa seorang hamba pada kesadaran bahwa segala yang dimiliki manusia hanyalah titipan dan semu.

  •  Keutamaan Sifat Allah SWT Al Malik Menurut Surah Al-Mu’minun ayat 116

Sifat Al-Malik juga disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surah Al-Mu’minun ayat 116: “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” Ayat ini menegaskan bahwa kekuasaan sejati hanya milik Allah SWT, dan tidak ada satu makhluk pun yang benar-benar berdaulat.

  •  Keutamaan Sifat Allah SWT Al Malik Menurut  Prof. Dr. M. Quraish Shihab 

Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Al-Qur’an” (1994), memahami sifat Al-Malik akan melahirkan kesadaran spiritual dan sosial. Secara spiritual, seseorang akan merasa rendah hati di hadapan kekuasaan Allah. Secara sosial, ia tidak akan menyalahgunakan kekuasaan atau kedudukan karena sadar bahwa kepemilikan dan otoritas hanya sementara dan harus dipertanggungjawabkan kepada Al-Malik.

Pengertian Asmaul Husna

Asmaul Husna secara harfiah berarti “nama-nama yang terbaik dan indah”, merujuk pada nama-nama Allah SWT yang mencerminkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Istilah ini memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam dan banyak dibahas dalam literatur klasik maupun modern.

Dalam kitab Tafsir Al-Asma’ al-Husna karya Imam Al-Ghazali, disebutkan bahwa Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang menunjukkan hakikat Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Al-Ghazali membagi nama-nama tersebut ke dalam tiga kategori besar: yang menunjukkan keagungan (seperti Al-Aziz dan Al-Jabbar), keindahan (seperti Ar-Rahman dan Al-Ghafur), serta keadilan (seperti Al-‘Adl dan Al-Hakam).

Pendapat serupa dikemukakan dalam buku Asmaul Husna: Memahami Nama-nama Indah Allah karya Dr. M. Quraish Shihab (2010). Dalam buku ini, Quraish Shihab menjelaskan bahwa Asmaul Husna tidak hanya mencerminkan karakteristik Allah, tetapi juga menjadi pedoman moral bagi manusia. Misalnya, nama Ar-Rahim mengajarkan umat Islam untuk bersikap penyayang, dan nama Al-‘Adl mendorong untuk berlaku adil.

Sementara itu, dalam kitab Fath al-Bari karya Ibnu Hajar al-Asqalani, dijelaskan bahwa hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Allah memiliki 99 nama, dan barang siapa yang menghafalnya serta memahami maknanya akan masuk surga. Ibnu Hajar menegaskan bahwa yang dimaksud dengan “menghafal” di sini bukan sekadar mengingat secara lisan, tetapi juga menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan.

QnA Seputar Al Malik

1 Apa arti “Al-Malik” dalam Asmaul Husna?

  • “Al-Malik” (ٱلْمَلِكُ) artinya Yang Maha Merajai atau Maha Menguasai Segala Sesuatu. Allah memiliki kekuasaan mutlak atas seluruh alam semesta tanpa batas dan tanpa tandingan sedikit pun.

2 Bagaimana cara kita mengamalkan sifat “Al-Malik” dalam kehidupan sehari-hari?

  • Dengan menyadari semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah, termasuk jabatan, harta, dan waktu.
  • Dengan tidak sombong atas kedudukan yang kita raih, karena semua itu bisa hilang seketika atas kehendak-Nya.
  • Dengan menjadi pemimpin yang adil dalam lingkup apa pun, karena kita hanya dipinjamkan amanah dari Sang Maha Raja.

3 Apa hubungan “Al-Malik” dengan rasa syukur?

  • Karena Allah adalah Al-Malik yang menguasai segalanya, setiap nikmat kecil dan besar yang kita terima adalah pemberian-Nya. Memahami ini akan membuat kita lebih mudah bersyukur dan tidak membandingkan hidup kita dengan orang lain.

4 Apa perbedaan “Al-Malik” dengan raja-raja di dunia?

  • Raja di dunia hanya memiliki wilayah terbatas dan kekuasaan sementara, sedangkan Allah sebagai Al-Malik menguasai seluruh langit, bumi, dan segala isinya, selamanya dan tidak akan pernah habis kekuasaan-Nya.
  •  Raja dunia butuh rakyat, tapi Allah tidak membutuhkan makhluk apa pun untuk tetap menjadi Raja.

5 Apa keutamaan membaca dan memahami “Al-Malik” dalam Asmaul Husna?

  •  Membaca dan memahami “Al-Malik” membantu kita menanamkan rasa tawakal dan ketenangan dalam hidup karena tahu semua urusan ada di tangan Raja Yang Maha Menguasai.
  •  Membiasakan diri memohon hanya kepada-Nya dalam doa, sebab hanya Dia yang memiliki kuasa untuk mengabulkan setiap hajat hamba-Nya.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |