Liputan6.com, Jakarta Di tengah maraknya isu intoleransi dan diskriminasi, pesan universal dalam Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 13 kembali relevan. Ayat ini menjadi pengingat bahwa manusia diciptakan berbeda bukan untuk saling membenci, melainkan untuk saling mengenal dan menghargai.
Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah (2002) juga menekankan bahwa “li ta‘ārafū” adalah ajakan agar perbedaan menjadi ladang saling memahami, bukan sumber perpecahan.
Relevansi ayat ini semakin terasa di era digital, di mana ujaran kebencian dan polarisasi di media sosial menjadi tantangan serius. Nur Wahyu Agna Fauzi (2024) dalam jurnal Konsep Etika Bermasyarakat... memaparkan ayat ini memberikan panduan etika digital berupa penghormatan dan inklusivitas dalam interaksi daring.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang surat al hujurat ayat 13 dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (6/7/2025).
Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan komitmennya untuk menegakkan hukum dan norma yang berlaku menyusul adanya kasus dugaan tindak pidana dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu mahasiswa program pendidikan spesialisnya.
Teks Arab, Transliterasi, dan Terjemahan Surat Al Hujurat Ayat 13
Berikut adalah teks lengkap surat al hujurat ayat 13 dalam bahasa Arab, berikut transliterasi latin, dan terjemahan bahasa Indonesianya:
Teks Arab: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (Sumber: Al-Qur’an al-Karīm, Mushaf Standar Indonesia, Kementerian Agama RI, 2019)
Transliterasi Latin Resmi: Yā ayyuhannāsu innā khalaqnākum min żakarin wa unṡā, wa jaʿalnākum syuʿūbaw wa qabā`ila litaʿārafụ, inna akramakum ʿindallāhi atqākum, innallāha ʿalīmun khabīr.
Terjemahan Bahasa Indonesia Resmi (Kementerian Agama RI): "Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
Memahami Makna Toleransi dalam Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 13
Surat al hujurat ayat 13 mengandung pesan mendalam tentang toleransi dan persaudaraan. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dipahami:
1. Konteks Toleransi dalam Al‑Hujurāt 13
Surat Al‑Hujurāt ayat 13 menyatakan: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian berbangsa‑bangsa dan bersuku‑suku supaya saling mengenal…” (Al-Qur’ān dan Terjemahannya, Kemenag RI, 2019). Ayat ini menekankan bahwa keberagaman—dalam suku, bangsa, dan budaya—adalah sunnatullah yang bertujuan memfasilitasi interaksi dan pengenalan antar kelompok.
2. Nilai Toleransi Menurut Tafsir Al‑Misbāh dan Al‑Azhar
Dalam tesis Sri Agustini (2019), tafsir Al‑Misbāh karya Quraish Shihāb menyatakan bahwa manusia dianjurkan untuk mengakui keragaman sebagai bagian dari fitrah dan sunnatullah. Ini mencakup persamaan (al‑musāwah), persaudaraan (ukhuwah), rasa saling mengenal, dan saling membantu tanpa menghilangkan identitas masing-masing.
Sementara itu, tafsir Al‑Azhar oleh Hamka memandang ayat ini sebagai panggilan untuk membangun kesatuan di tengah perbedaan. Ia menekankan elemen toleransi (tasāmuḥ) dan saling menghormati sebagai implementasi prinsip egalitarianism dalam kehidupan sosial.
3. Kajian Akademik
Pendidikan Multikultural & Toleransi Hayati Nufus Nur Khozin (2022) dalam Jurnal al-Iltizam meneliti nilai toleransi dalam Al‑Hujurāt 9–13 berdasarkan empat tafsir klasik: Al‑Misbāh, Al‑Jalālayn, Al‑Marāghī, dan Ibnu Kathīr. Ia menyimpulkan bahwa ayat ini memuat pesan:
- Persaudaraan atas dasar kemanusiaan
- Penghormatan terhadap perbedaan
- Menjauhkan diri dari prasangka buruk
- Sikap terbuka
- Toleransi aktif
- Ketakwaan sebagai pondasi etik
4. Toleransi Antaragama dalam Tafsir Al‑Munīr
Tesis Muhamad Khusnul Muna (2016) menilai tafsir Al‑Munīr (Wahbah al-Zuhaylī) perspektif toleransi agama. Ia menyebutkan empat pilar utama: kemanusiaan, pluralitas, keharmonisan hidup, dan kesetaraan. Ayat 13 dijadikan dasar untuk membangun kerukunan lintas agama dan mencegah sikap mengolok, menggunjing, atau mengungguli satu kelompok atas yang lain.
5. Toleransi, Pluralisme, dan Kehidupan Multikultural
Studi di JSPH oleh Naufal Firdaus et al. (2023) menegaskan bahwa Al‑Hujurāt 13 penting bagi pembentukan masyarakat pluralistik. Ayat ini menegaskan bahwa ragam perbedaan adalah kesempatan untuk membangun pemahaman bersama, bukan pemisahan. Konsep ini mendukung dialog antarbudaya dan solidaritas sosial berbasis saling mengenal.
Studi serupa di Jurnal Al‑Mubārak (Firmansyah et al., 2023) menyoroti urgensi membangun harmoni sosial melalui saling toleransi, inklusivitas, dan penghormatan atas perbedaan; sekaligus penggunaan ayat ini sebagai dasar spiritual untuk kehidupan warga masyarakat yang beragam.
Dalil Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 13
Surat al hujurat ayat 13 memiliki latar belakang sejarah atau asbabun nuzul yang penting untuk dipahami. Berikut adalah penjelasannya:
- Dalil Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 13 Surat al hujurat ayat 13 merupakan ayat penting yang menegaskan prinsip persamaan manusia di hadapan Allah. Ayat ini diturunkan untuk menjawab fenomena sosial yang berkembang pada masa Nabi Muhammad ﷺ, terutama berkaitan dengan kesombongan kabilah, keturunan, dan status sosial.
- Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim (1301 H), menjelaskan bahwa ayat ini turun sebagai respon atas sikap sebagian kaum Quraisy yang merendahkan Bilal bin Rabah—seorang sahabat berkulit hitam dan mantan budak—ketika ia mengumandangkan adzan di atas Ka’bah saat Fathu Makkah. Mereka memandang rendah derajat Bilal karena latar belakangnya. Maka Allah menurunkan ayat ini: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat: 13)
- Penjelasan serupa juga disampaikan oleh Imam al-Wahidi dalam Asbab al-Nuzul (2008, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah), bahwa ayat ini diturunkan terkait dengan peristiwa Abu Hind, seorang bekas budak, yang diminta Rasulullah ﷺ untuk menikah dengan wanita dari suku Quraisy. Mereka enggan dan meremehkan status sosial Abu Hind, lalu Allah menurunkan ayat ini sebagai teguran bahwa kemuliaan seseorang bukan ditentukan oleh nasab atau status, melainkan oleh ketaqwaannya.
- Lebih lanjut, dalam jurnal Tafsir Tematik Sosial Keagamaan (UIN Sunan Kalijaga, 2021) yang ditulis oleh Nur Aeni, dijelaskan bahwa ayat ini mengandung pesan moral universal dalam konteks keadilan sosial dan anti-diskriminasi, dan menjadi rujukan utama dalam kampanye kesetaraan dalam masyarakat Islam.
- Sementara itu, Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir al-Mishbah (2002), menyebutkan bahwa penggunaan kalimat “li ta‘ārafū” (agar kamu saling mengenal) merupakan ajakan agar perbedaan bukan menjadi sumber perpecahan, tapi ladang saling memahami dan menghargai antar-manusia.
Relevansi Surat Al Hujurat Ayat 13 di Era Modern
Nilai-nilai yang terkandung dalam surat al hujurat ayat 13 tetap relevan dan penting untuk diimplementasikan di era modern ini. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Moderasi Beragama & Inklusivitas di Masa Digital
Dalam jurnal Moderasi Beragama dalam Masyarakat 5.0 (Radhiatul Husni et al., 2023), Al‑Hujurāt 13 diposisikan sebagai fondasi nilai moderasi di era digital yang mengandalkan teknologi. Penelitian ini menunjukkan ayat tersebut mendorong masyarakat untuk menghargai keragaman—suku, budaya, agama—sebagai modal pembangunan masyarakat inklusif dan berkelanjutan di tengah disrupsi teknologi.
2. Etika Bermasyarakat di Era Media Sosial
Nur Wahyu Agna Fauzi (2024) dalam jurnal Konsep Etika Bermasyarakat... memaparkan bahwa nilai persamaan dan saling mengenal dari Al-Hujurāt 13 relevan dalam mengatasi permasalahan digital seperti ujaran kebencian dan polarisasi di media sosial. Ayat ini memberikan panduan etika digital berupa penghormatan dan inklusivitas dalam interaksi daring.
3. Landasan Multikulturalisme Pendidikan Karakter
Rika Rezky Siregar & M. Jamil (2024) di Jurnal Semiotika-Q menegaskan ajaran Al-Hujurāt 13 sebagai dukungan konkret bagi multikulturalisme. Berdasarkan Tafsir Ibnu Kathīr, ayat ini memuat pesan agar keragaman dilihat sebagai aset moral, bukan hambatan. Karakter ini penting dikembangkan dalam pendidikan anak untuk memperkuat nilai persatuan dan penghormatan.
4. Ta’aruf dalam Pendidikan Multikultur
Reva Linanda dkk. (2021) dalam skripsi Konsep Ta’aruf dalam Surat Al‑Hujurāt Ayat 13 menunjukkan bahwa konsep ta’aruf (saling mengenal) relevan bagi metode pendidikan modern yang mempromosikan budaya dialog dan kerjasama lintas komunitas. Kajian ini menggunakan Tafsir Ibnu Kathīr sebagai dasar pedoman edukatif multikultural.
5. Implementasi Kurikulum & Dakwah Multikultural
Sri Agustini (2019) melalui studi komparatif di digilib menyimpulkan bahwa tafsir Al‑Misbah (Quraish Shihab) dan Al‑Azhar (Hamka) mengarahkan ayat ini sebagai basis pendidikan karakter yang menghargai keragaman, memelihara persaudaraan, dan membangun rasa hormat antarpersonal dan kelompok.
QnA Seputar Surat Al Hujurat Ayat 13
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar surat al hujurat ayat 13 beserta jawabannya:
Karena Allah ingin manusia saling mengenal satu sama lain, bukan saling merendahkan. Perbedaan bangsa, suku, dan bahasa adalah untuk mempererat ukhuwah, memperluas wawasan, dan saling belajar kelebihan masing-masing.
2. Apa yang membuat manusia mulia di sisi Allah?
Bukan harta, keturunan, atau jabatan, tetapi ketakwaan kepada Allah. Semakin seseorang taat kepada Allah dan menjauhi maksiat, semakin tinggi derajatnya di sisi Allah.
3. Bagaimana ayat ini bisa diterapkan dalam pergaulan sehari-hari?
- Tidak memilih-milih teman hanya karena status sosial.
- Menghormati perbedaan budaya dan bahasa.
- Menghindari sikap sombong karena merasa lebih tinggi dari orang lain.
- Belajar dari orang lain tanpa memandang latar belakangnya.
4. Apakah ayat ini terkait dengan persatuan bangsa?
Ya, ayat ini menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan, mengingatkan manusia untuk tidak terpecah karena faktor suku atau kelompok, dan fokus pada nilai ketakwaan dan kebaikan bersama.
5. Apa pesan utama dari surat al hujurat ayat 13?
- Islam mengajarkan kesetaraan antar manusia.
- Allah menilai manusia bukan dari penampilan luar, melainkan dari ketakwaan dan amal salehnya.
- Perbedaan adalah rahmat untuk saling mengenal, bukan menjadi alasan untuk bermusuhan.