Bacaan Dzikir Saat Haid agar Doa Dikabulkan, Ketahui Keutamaannya

Liputan6.com, Jakarta - Dzikir saat haid agar doa dikabulkan menjadi amalan yang penting untuk diketahui setiap muslimah. Meski dalam kondisi berhalangan, seorang perempuan tetap memiliki kesempatan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala melalui bacaan dzikir dan doa.

Banyak ulama menegaskan bahwa haid tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan ikhtiar spiritual. Justru dengan dzikir saat haid agar doa dikabulkan, perempuan bisa menjaga hatinya tetap tenang dan penuh harapan kepada Allah.

Masa haid memang membuat muslimah tidak dapat melaksanakan sholat atau puasa, namun dzikir dan doa terbuka lebar.

Dengan mengingat Allah, hati menjadi lebih tentram meski tubuh dalam kondisi lemah atau tidak nyaman.

Allah Ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

Fadzkurûnî adzkurkum“

Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Ayat ini menegaskan bahwa dzikir tidak dibatasi oleh keadaan fisik. Perempuan yang sedang haid tetap bisa mengamalkan dzikir dan meraih keutamaan doa yang dikabulkan.

Rasulullah SAW juga bersabda:"Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa." (HR Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa doa tetap mulia dan tidak ada larangan bagi muslimah haid untuk memanjatkannya.

Dzikir juga bisa menjadi sarana pembersih dosa. Dengan memperbanyak istighfar, seorang muslimah tetap bisa mendapatkan ampunan dari Allah meski sedang tidak suci.

Allah Ta’ala berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Alâ bidzikrillâhi tathma’innul-qulûb

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Bagi perempuan yang sedang haid, dzikir adalah cara sederhana namun ampuh untuk menjaga ketenangan batin. Saat emosi tidak stabil, dzikir mampu menenangkan pikiran.

Dzikir juga mendatangkan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:"Dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Allah adalah Subhanallâhi wa bihamdih, Subhanallâhil ‘Azhîm." (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan kalimat dzikir itu, pahala besar bisa diperoleh meski dalam kondisi berhalangan.

Selain dzikir umum, terdapat bacaan-bacaan khusus yang dianjurkan. Pertama adalah Hauqalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh

“Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.”

Dzikir ini disebut sebagai harta perbendaharaan surga, sangat dianjurkan untuk diamalkan kapan saja termasuk saat haid.

Selain itu, Sayyidul Istighfar juga bisa menjadi bacaan utama.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلٰى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta, khalaqtanî wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu, a‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu, abû-u laka bini‘matika ‘alayya, wa abû-u bidzambî, faghfir lî, fa innahu lâ yaghfirudz-dzunûba illâ anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku, dan aku hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka ampunilah aku, karena tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Dalam kondisi haid, muslimah juga bisa membaca doa tolak bala.

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Latin: Allâhumma-dfa‘ ‘annâ al-ghalâ-a wal-balâ-a wal-wabâ-a wal-fahsyâ-a wal-munkara was-suyûfal-mukhtalifah wasy-syadâ-ida wal-mihan mâ zhahara minhâ wa mâ bathana min baladinâ hâdzâ khâshshatan wa min buldânil-muslimîna ‘âmmatan, innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah kami dari bencana, bala, wabah, kekejian, kemungkaran, peperangan, kesulitan, dan ujian, baik yang tampak maupun tersembunyi, khususnya dari negeri kami, dan umumnya dari negeri-negeri kaum muslimin. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Selain dzikir, doa syukur juga penting diamalkan:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Latin: Rabbi auzi’nî an asykura ni‘matakal-latî an‘amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya wa an a‘mala shâlihan tardhâhu wa ashlih lî fî dzurriyyatî innî tubtu ilaika wa innî minal-muslimîn.

Artinya: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, serta berilah kebaikan kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

Masa haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Melalui dzikir, doa, dan syukur, setiap muslimah tetap dapat memperbesar peluang terkabulnya doa.

Dengan demikian, dzikir saat haid agar doa dikabulkan merupakan amalan yang ringan tetapi memiliki dampak besar bagi spiritualitas seorang muslimah.

1. Apakah perempuan haid boleh berdzikir?Boleh, karena dzikir tidak terikat pada kesucian fisik.

2. Apakah doa saat haid tetap dikabulkan?Ya, doa tetap bisa dikabulkan jika dilakukan dengan ikhlas dan khusyuk.

3. Bacaan dzikir apa yang paling dianjurkan saat haid?Hauqalah, istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, dan doa syukur.

4. Apakah perempuan haid boleh membaca Al-Qur’an?Ada perbedaan pendapat ulama. Mayoritas membolehkan membaca tanpa menyentuh mushaf.

5. Apakah dzikir saat haid bisa menjadi penghapus dosa? Ya, istighfar dan dzikir yang ikhlas bisa menghapus dosa dan menenangkan hati.