Bacaan Niat Sholat 5 Waktu, Panduan Lengkap untuk Ibadah Sehari-hari

2 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Mengetahui bacaan niat sholat dengan baik dan benar merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim yang hendak menunaikan ibadah shalat. Bacaan niat sholat menjadi komponen penting karena merupakan rukun pertama yang harus dilafazkan sebelum memulai rangkaian gerakan shalat. Tanpa niat yang benar, ibadah shalat tidak akan sah dan diterima oleh Allah SWT, karena seperti yang disampaikan dalam hadits Rasulullah SAW bahwa setiap amalan bergantung pada niatnya.

Dalam praktik sehari-hari, bacaan niat sholat harus diucapkan dengan penuh keyakinan dan pemahaman akan makna yang terkandung di dalamnya. Bacaan niat sholat untuk setiap waktu memiliki redaksi yang berbeda sesuai dengan waktu pelaksanaannya, namun memiliki struktur dasar yang sama. Penting bagi setiap muslim untuk menghafalkan dan memahami bacaan niat sholat ini dengan benar agar dapat menjalankan ibadah shalat dengan khusyuk dan sempurna.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang bacaan niat sholat untuk lima waktu shalat wajib, beserta tata cara dan rukunnya. Dengan memahami bacaan niat sholat dengan baik, diharapkan kita dapat meningkatkan kualitas ibadah shalat dan meraih keutamaan sholat yang khusyuk. 

Mari kita pelajari bersama-sama panduan lengkap mengenai bacaan niat sholat yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Islam, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Minggu (30/3).

Warga Bantul Yogyakarta memiliki tradisi khas yang sudah ratusan tahun rutin digelar saat menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Mereka adakan tradisi tersebut usai jalani ibadah sholat tarawih.

Promosi 1

Bacaan Niat Sholat Lima Waktu

1. Niat Sholat Subuh

Sholat Subuh dilaksanakan sebanyak dua rakaat pada waktu fajar hingga sebelum matahari terbit. Niat sholat Subuh diucapkan setelah takbiratul ihram dengan bacaan sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Usholli fardhol subhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa

Artinya: "Saya berniat sholat fardu Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".

Sholat Subuh memiliki keutamaan tersendiri dibandingkan sholat wajib lainnya. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa siapa yang melaksanakan sholat Subuh, ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak melewatkan sholat ini meskipun dilaksanakan di waktu yang terkadang sulit bagi sebagian orang, yaitu di pagi hari sebelum matahari terbit.

2. Niat Sholat Dzuhur

Sholat Dzuhur dilaksanakan sebanyak empat rakaat pada waktu matahari telah tergelincir dari tengah-tengah langit. Niat sholat Dzuhur adalah sebagai berikut:

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Usholli fardhol zuhri arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu Zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".

Sholat Dzuhur biasanya dilaksanakan di tengah-tengah kesibukan kita di siang hari. Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak menunda sholat Dzuhur dan segera melaksanakannya ketika waktu telah tiba. Melaksanakan sholat Dzuhur tepat pada waktunya adalah salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT yang akan mendatangkan keberkahan pada aktivitas sepanjang hari.

3. Niat Sholat Ashar

Sholat Ashar dilaksanakan sebanyak empat rakaat pada waktu bayangan benda sama panjang dengan bendanya hingga sebelum matahari terbenam. Niat sholat Ashar adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Usholli fardhol ashri arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu Asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".

Sholat Ashar adalah salah satu sholat yang diistimewakan dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 238 untuk menjaga sholat-sholat dan sholat wustha (tengah), yang menurut sebagian ulama adalah sholat Ashar. Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya menjaga sholat Ashar dengan bersabda, "Barangsiapa yang meninggalkan sholat Ashar, maka amalnya akan terhapus."

4. Niat Sholat Maghrib

Sholat Maghrib dilaksanakan sebanyak tiga rakaat pada waktu matahari terbenam hingga hilangnya cahaya merah di ufuk barat. Niat sholat Maghrib adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَ

Usholli fardhol magribi tsalasa rok'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu Magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".

Sholat Maghrib memiliki waktu yang relatif singkat dibandingkan sholat wajib lainnya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan untuk segera melaksanakan sholat Maghrib setelah matahari terbenam dan tidak menundanya. Setelah sholat Maghrib juga dianjurkan untuk membaca dzikir dan doa, karena waktu tersebut adalah salah satu waktu mustajab (dikabulkannya doa).

5. Niat Sholat Isya

Sholat Isya dilaksanakan sebanyak empat rakaat pada waktu hilangnya cahaya merah di ufuk barat hingga terbit fajar. Niat sholat Isya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Usholli fardhol 'Isya i arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".

Sholat Isya adalah sholat wajib terakhir dalam satu hari. Rasulullah SAW menganjurkan untuk tidak tidur sebelum melaksanakan sholat Isya dan tidak berbincang-bincang setelahnya. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat beristirahat dengan tenang setelah menunaikan seluruh kewajiban shalat dalam sehari.

Rukun-rukun Sholat

Dalam pelaksanaan sholat, terdapat beberapa rukun yang harus dipenuhi agar sholat dianggap sah. Rukun-rukun ini merupakan bagian integral yang tidak boleh ditinggalkan dalam pelaksanaan sholat. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai rukun-rukun sholat:

1. Wudhu

Sebelum menunaikan ibadah shalat, diwajibkan bagi setiap muslim untuk mengambil wudhu. Tujuan berwudhu adalah untuk membersihkan najis dan hadats kecil yang menempel pada tubuh. Wudhu menjadi syarat sahnya sholat, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 6.

Adapun niat wudhu sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa."

Artinya: "Saya niat berwudu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta'ala"

Dalam pelaksanaan wudhu, terdapat beberapa rukun yang harus dipenuhi yaitu: membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Semua gerakan tersebut dilakukan secara berurutan (tertib) dan tidak boleh terputus (muwalat).

2. Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram merupakan takbir pembuka yang menandai dimulainya ibadah sholat. Saat melakukan takbiratul ihram, posisi tubuh adalah berdiri tegak menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan sejajar telinga dan mengucapkan takbir.

ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar

Artinya: "Allah Maha Besar,"

Takbiratul Ihram memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sholat, hingga Rasulullah SAW bersabda, "Kunci sholat adalah bersuci, pembukaannya adalah takbir, dan penutupnya adalah salam." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Takbiratul Ihram harus diucapkan dengan lisan dan tidak boleh diganti dengan lafadz lain.

3. Doa Iftitah

Setelah mengucapkan takbir pertama, kemudian lipat kedua tangan dan letakkan di dada. Bacaan pembuka pada rakaat pertama sesudah melakukan gerakan takbiratul ihram adalah doa iftitah. Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta'awudz dan surat Al-Fatihah.

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

"Allaahu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin"

Artinya: "Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semua hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin."

Doa iftitah memiliki beberapa versi yang sahih dari Rasulullah SAW. Selain doa di atas, terdapat beberapa versi doa iftitah lainnya yang juga boleh dibaca, seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah RA dan Abu Hurairah RA.

4. Membaca Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah surat pertama dalam Al-Quran dan wajib dibaca dalam setiap rakaat sholat. Membaca Al-Fatihah merupakan rukun yang sangat penting, hingga Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah." (HR. Bukhari).

Sebelum membaca Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca ta'awudz terlebih dahulu:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

A'udzu billahi minasy syaithanir rajim

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."

Kemudian dilanjutkan dengan membaca Bismillah dan surat Al-Fatihah secara lengkap. Setelah selesai membaca Al-Fatihah, dianjurkan untuk mengucapkan "Aamiin" baik dengan suara keras (jahr) maupun lirih (sirr) sesuai dengan kondisi sholat yang sedang dilaksanakan.

Lanjutan ...

5. Membaca Surah Pendek

Setelah membaca Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surah-surah pendek dari Al-Quran, terutama pada rakaat pertama dan kedua. Membaca surah pendek hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan untuk melengkapi bacaan Al-Fatihah.

Rasulullah SAW bersabda "Sholat tidak sah kecuali dengan membaca ayat Al-Quran," (HR. Muslim)

Surah-surah pendek yang sering dibaca dalam sholat antara lain: Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Al-Kafirun, dan surah-surah pendek lainnya dari juz 30 (Juz 'Amma). Panjang pendeknya surah yang dibaca dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing individu.

6. Rukuk

Selanjutnya dalam tata cara shalat adalah melakukan gerakan rukuk. Rukuk dilakukan dengan cara membungkukkan badan menghadap sajadah dengan kedua tangan memegang lutut. Posisi punggung harus lurus dan sejajar dengan kepala, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah. Saat melakukan rukuk, dianjurkan untuk mengucapkan bacaan rukuk sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih (3 kali)

Artinya: "Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya."

Rukuk merupakan salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT dengan menundukkan badan. Gerakan ini melambangkan kerendahan hati manusia di hadapan Sang Pencipta. Dalam melaksanakan rukuk, diharuskan untuk tuma'ninah (berhenti sejenak dengan tenang) dan tidak tergesa-gesa, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat yang salah dalam shalatnya, "Kemudian rukuklah hingga engkau tuma'ninah dalam rukukmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Iktidal

Setelah rukuk, kemudian melakukan iktidal dengan cara bangun dari rukuk dan berdiri tegak. Gerakan iktidal dilakukan dengan tuma'ninah sembari mengucapkan bacaan:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah

Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

"Rabbana lakal hamdu milus samawati wa mil ulardi wa mil umasyita min syaiin badu"

Artinya: "Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu."

Iktidal merupakan gerakan kembali ke posisi berdiri tegak setelah rukuk. Dalam gerakan ini, tangan diangkat seperti saat takbiratul ihram, kemudian diturunkan dan diletakkan di samping badan atau dilipat di dada. Iktidal juga harus dilakukan dengan tuma'ninah, tidak boleh tergesa-gesa agar shalat menjadi sempurna.

8. Sujud

Rukun sholat selanjutnya adalah sujud. Gerakan sujud dilakukan dengan meletakkan kedua tangan, kedua lutut, kedua ujung kaki, dahi dan hidung pada sajadah. Sujud dilakukan sebanyak dua kali dalam setiap rakaat. Saat melakukan sujud, dianjurkan untuk mengucapkan bacaan sujud sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal a'laa wa bi hamdih (3 kali)

Artinya: Maha Suci Rabbku Yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya (HR. Abu Daud).

Sujud merupakan posisi yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Posisi hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa (ketika sujud)." (HR. Muslim). Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa ketika sujud, karena pada saat itulah doa-doa lebih mungkin untuk dikabulkan.

Dalam sujud, semua anggota tubuh hendaknya tenang dan tidak bergerak-gerak. Kedua tangan diletakkan di samping kepala dengan jari-jari mengarah ke kiblat. Kedua siku diangkat dan tidak menyentuh lantai, kecuali bagi yang uzur. Posisi perut harus diangkat dan tidak menempel pada paha, sedangkan paha tidak menempel pada betis.

Terakhir ...

9. Duduk di Antara Dua Sujud

Setelah sujud pertama, dilanjutkan dengan gerakan duduk di antara dua sujud. Duduk di antara dua sujud dilakukan dengan cara duduk di atas kaki kiri (iftirasy) sementara kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari mengarah ke kiblat. Saat duduk di antara dua sujud, dianjurkan untuk membaca:

رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii

Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."

Duduk di antara dua sujud juga merupakan rukun shalat yang harus dilakukan dengan tuma'ninah. Posisi tangan diletakkan di atas paha dengan jari-jari mengarah ke ujung lutut. Duduk ini dilakukan sejenak untuk kemudian dilanjutkan dengan sujud kedua.

10. Tahiyat Awal

Tahiyat awal dilakukan pada rakaat kedua untuk shalat yang jumlah rakaatnya lebih dari dua, seperti shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Posisi duduk dalam tahiyat awal adalah duduk iftirasy, yaitu duduk di atas kaki kiri sementara kaki kanan ditegakkan. Jari telunjuk tangan kanan diangkat saat mengucapkan kalimat syahadat sebagai simbol keesaan Allah SWT. Bacaan tahiyat awal adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

"Attahiyyatul mubarakaatus salawatut tayyibatu lillah. Assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu alaina wa ala ibadillahis salihin. Asyhadu alla ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Allahumma salli ala sayyidina Muhammad"

Artinya: "Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Setelah membaca tahiyat awal, dilanjutkan dengan berdiri untuk melaksanakan rakaat berikutnya tanpa membaca salam.

11. Tahiyat Akhir

Tahiyat akhir dilakukan pada rakaat terakhir dari setiap shalat. Posisi duduk dalam tahiyat akhir adalah duduk tawaruk, yaitu duduk dengan kaki kiri dikeluarkan ke arah kanan dari bawah kaki kanan, sementara kaki kanan tetap ditegakkan. Bacaan tahiyat akhir adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. Allahumma Sholli 'ala Sayyidinaa Muhammad. Wa 'ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta 'ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta 'ala sayyidinaa Ibrahim, wa 'ala sayyidina Ibrahim, fil 'aalamiina innaka hamiidun majiid."

Artinya: "Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia".

Tahiyat akhir merupakan bagian penting dari shalat yang berisi pujian kepada Allah SWT, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan kesaksian akan keesaan Allah dan kerasulan Muhammad. Dalam tahiyat akhir, kita juga mendoakan Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaimana kita mendoakan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.

12. Membaca Salam

Rukun terakhir dalam shalat adalah membaca salam. Salam dilakukan dengan cara menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan:

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu'alaikum wa rahmatullah

Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."

Salam merupakan penutup shalat sebagaimana takbiratul ihram adalah pembukaannya. Rasulullah SAW bersabda, "Kunci shalat adalah bersuci, pembukaannya adalah takbir, dan penutupnya adalah salam." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita mendoakan keselamatan dan rahmat Allah bagi para malaikat, umat muslim, dan seluruh makhluk Allah yang ada di kanan dan kiri kita.

Bacaan niat sholat merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah shalat. Sebagai rukun pertama, niat menjadi penentu diterima atau tidaknya ibadah kita di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengetahui dan memahami bacaan niat sholat dengan baik dan benar.

Selain niat, terdapat pula rukun-rukun shalat lainnya yang harus dipenuhi agar shalat menjadi sah, seperti takbiratul ihram, membaca Al-Fatihah, rukuk, sujud, hingga salam. Semua rangkaian gerakan dan bacaan dalam shalat memiliki makna yang dalam dan merupakan bentuk penghambaan diri kita kepada Allah SWT.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |