Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya, terutama anak perempuan. Cara berkomunikasi yang benar dengan anak dapat berdampak besar terhadap perkembangan emosional dan psikologis mereka.
Dokter Aisyah Dahlan, seorang dokter, pendakwah, dan motivator keluarga, mengingatkan pentingnya memberikan perhatian penuh saat berbicara dengan anak perempuan. Kesalahan dalam berkomunikasi dapat menimbulkan dampak yang tidak disadari oleh orang tua.
Menurut dr Aisyah Dahlan, anak perempuan memiliki kebutuhan emosional yang berbeda dengan anak laki-laki. Salah satu hal yang sangat mereka perlukan adalah perhatian penuh saat berbicara dengan orangtuanya. dr Aisyah Dahlan menjelaskan bahwa melihat wajah anak perempuan saat berbicara adalah hal yang sangat penting.
"Perhatikan baik-baik, anak perempuan dari usia berapa pun, ketika berbicara dengan orang tuanya, terutama ibunya, harus dilihat wajahnya," ungkapnya, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @suasvideos.
Banyak orangtua, terutama ibu, yang tanpa sadar tetap memegang gawai atau melakukan aktivitas lain saat anaknya berbicara. Hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak dihargai pada anak perempuan.
Aisyah Dahlan menekankan bahwa jika seorang ibu tidak melihat wajah anak perempuannya saat berbicara, anak tersebut bisa merasa marah atau kecewa, meskipun usianya masih sangat muda.
Bahkan anak perempuan yang masih di tingkat TK sekalipun sudah bisa merasakan ketidaknyamanan ketika orang tuanya tidak memberikan perhatian penuh saat mereka berbicara.
"Kalau anak perempuan berbicara, lalu ibunya tetap melihat gadget, mereka bisa merasa diabaikan. Bahkan jika diminta mengulang perkataan, mereka cenderung enggan dan mengatakan, 'Sudah lewat,'" jelasnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Hiu Paus Nyasar di Permukian dan Tabrak Rumah Warga di Kendari
Beri Perhatian Penuh kepada Anak Perempuan
Fenomena ini semakin umum terjadi di era digital saat ini. Anak-anak yang lahir dalam generasi milenial atau generasi Z memiliki pola interaksi yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Ketika anak perempuan berbicara, orang tua harus benar-benar memberikan perhatian penuh. Hal ini akan membangun kepercayaan diri mereka dan memperkuat hubungan emosional dalam keluarga.
Apalagi ketika anak perempuan sudah memasuki usia pubertas dan mulai mengalami menstruasi, perhatian dari orang tua menjadi semakin penting untuk membangun kedekatan emosional.
Aisyah Dahlan memberikan tips sederhana bagi orang tua yang memang sedang dalam situasi harus menggunakan ponsel saat berbicara dengan anak perempuan.
"Jika memang harus membalas pesan, jangan langsung mengetik tanpa bicara. Katakan dengan jelas, 'Nak, Ibu minta izin satu detik ya, Ibu balas pesan Ayah dulu.' Setelah itu baru lanjutkan komunikasi dengan anak," sarannya.
Menunjukkan sikap menghargai seperti ini akan memberikan rasa nyaman bagi anak dan membuat mereka merasa dihargai oleh orangtuanya.
Anak Perempuan Lebih Sensitif
Aisyah Dahlan menjelaskan bahwa anak perempuan lebih sensitif terhadap perlakuan orang di sekitarnya dibandingkan anak laki-laki.
Jika anak perempuan merasa tidak diperhatikan sejak kecil, mereka cenderung mencari perhatian dari orang lain di luar rumah.
Banyak kasus di mana anak perempuan tumbuh menjadi remaja yang mudah terpengaruh lingkungan negatif karena kurangnya perhatian dari orang tua sejak kecil.
Sebaliknya, jika orang tua selalu memberikan perhatian yang cukup, anak perempuan akan lebih percaya diri dan memiliki hubungan yang kuat dengan keluarganya.
Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa pola komunikasi yang baik sejak kecil akan berpengaruh besar pada perkembangan mental anak di masa depan.
Anak yang merasa didengar dan dihargai oleh orang tuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih stabil secara emosional.
Orang tua perlu melatih diri untuk lebih fokus saat berinteraksi dengan anak-anak, terutama anak perempuan yang memiliki kebutuhan emosional lebih tinggi.
Dengan memberikan perhatian yang cukup, orang tua tidak hanya membangun hubungan yang lebih baik dengan anak, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang kuat dan mandiri.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul