Liputan6.com, Jakarta - Makkah, kota suci yang menjadi kiblat umat Islam sedunia, kini memiliki satu ikon arsitektur modern yang menakjubkan, Menara Jam Raksasa atau Abraj Al Bait. Menara ini berdiri megah hanya beberapa langkah dari Masjidil Haram.
Situs ini bisa dikunjungi oleh jemaah haji yang berangkat pada musim haji 2025 ini. Diketahui, kloter perdana jemaah haji Indonesia masuk ke embarkasi pada Jumat 2 Mei 2025 dan diberangkatkan ke Tanah Suci pada malam harinya.
Bukan sekadar penunjuk waktu, menara ini kini menjadi simbol kemajuan dan kemegahan pembangunan di pusat spiritual umat Islam. Kemegahannya bahkan mampu membuat siapa saja yang melihatnya merasa takjub.
Menara Abraj Al Bait berdiri menjulang setinggi 600 meter, menjadikannya salah satu bangunan tertinggi di dunia. Bagian teratasnya dihiasi jam raksasa yang menjadi pusat perhatian setiap peziarah yang datang ke tanah suci.
Jam tersebut memiliki diameter 43 meter dan menjadikannya sebagai tampilan jam terbesar di dunia. Tak hanya besar, jam ini juga dilapisi dengan dua juta lampu LED berwarna hijau dan putih yang membuatnya bercahaya gemilang di malam hari.
Dikutip Kamis (01/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @islamitumenakjubkan, menara ini bisa terlihat dari jarak sejauh 17 kilometer, terutama saat malam hari ketika lampu LED-nya memancarkan cahaya yang memesona.
Keindahan arsitektur menara ini merupakan perpaduan harmonis antara desain modern dan sentuhan tradisional Islam. Ornamen khas Timur Tengah dan kaligrafi Arab memperkaya nilai estetikanya.
Simak Video Pilihan Ini:
Andika Perkasa Buka Suara soal Dugaan Mobilisasi Kades di Jateng untuk Dukung Cagub Tertentu
Selain Jam dan Menara, Ada Hotel dan Tempat Belanja, Segini Biayanya
Selain jam dan menara, kompleks Abraj Al Bait juga dilengkapi dengan fasilitas kelas dunia. Di dalamnya terdapat hotel bintang lima, pusat perbelanjaan, restoran, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Kompleks ini dibangun dengan kapasitas menampung lebih dari 10.000 orang, sehingga sangat membantu jemaah haji dan umrah yang memerlukan akomodasi nyaman dan strategis.
Lokasinya yang berada tepat di seberang Masjidil Haram menjadikan Abraj Al Bait sebagai tempat menginap paling diminati oleh jamaah dari berbagai penjuru dunia.
Namun, kemegahan ini tentu dibarengi dengan biaya pembangunan yang tidak main-main. Pemerintah Arab Saudi menggelontorkan dana sebesar 16 miliar dolar atau sekitar Rp262 triliun untuk membangunnya.
Anggaran tersebut mencakup pembangunan total tujuh menara, termasuk fasilitas-fasilitas di dalamnya. Proyek ini menjadi salah satu proyek konstruksi terbesar dalam sejarah Arab Saudi.
Proses pembangunan menara ini dimulai pada awal tahun 2004 dan rampung pada 2012. Selama delapan tahun, pembangunan berlangsung dengan melibatkan ribuan tenaga kerja profesional dari berbagai negara.
Menara jam ini juga memiliki fungsi penting dalam mengatur waktu sholat dan aktivitas keagamaan lainnya. Puncak menara dilengkapi dengan pengeras suara besar untuk mengumandangkan azan ke seluruh penjuru kota.
Berdampingan antara Teknologi dengan Nilai Islami
Sebagai bagian dari transformasi kota Makkah, menara ini memang dirancang untuk mendukung pelayanan kepada tamu-tamu Allah yang datang dari berbagai belahan dunia.
Bagi umat Islam, melihat langsung menara ini dari dekat merupakan pengalaman spiritual yang luar biasa. Banyak peziarah yang menyempatkan diri berfoto dengan latar menara ini sebagai kenang-kenangan.
Keberadaan menara ini juga menunjukkan bagaimana teknologi dan kemajuan peradaban bisa berjalan berdampingan dengan spiritualitas dan nilai-nilai Islam.
Bahkan, saat ini Abraj Al Bait telah menjadi destinasi ziarah tersendiri selain Masjidil Haram, karena menyimpan keunikan dan sejarah pembangunan Islam modern.
Bangunan ini menjadi bukti nyata bahwa Arab Saudi tidak hanya menjaga situs-situs Islam klasik, tetapi juga membangun ikon-ikon baru yang monumental.
Semoga Allah memberikan kita semua kesempatan dan rezeki untuk berkunjung ke tanah suci, menunaikan ibadah dengan khusyuk, dan merasakan pengalaman menginap di hotel megah seperti Abraj Al Bait.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul