Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gua di kawasan Jabal Uhud, Arab Saudi, dipercaya umat Islam sebagai tempat yang pernah tertetes darah Nabi Muhammad SAW. Aroma harum yang berasal dari gua ini masih dapat dirasakan hingga kini, meskipun peristiwa itu telah berlalu lebih dari 1.400 tahun.
Gua ini banyak dikunjungi oleh peziarah, termasuk jemaah haji dari seluruh dunia. Pada musim haji 2025 ini, jemaah juga bisa berziarah ke situs bersejarah tersebut.
Goa tersebut dikenal dengan nama Gua Uhud. Lokasinya terletak di dataran tinggi sekitar 30 meter dari permukaan tanah di kaki Gunung Uhud. Konon, goa ini menjadi saksi bisu perjuangan Rasulullah dalam Perang Uhud yang terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah.
Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW mengalami luka. Darah beliau yang suci konon menetes di bagian dalam gua tersebut, yang saat itu dijadikan tempat perawatan darurat oleh para sahabat.
Darah tersebut tidak seperti darah biasa. Menurut kisah yang turun-temurun diyakini umat Islam, darah Nabi memiliki aroma yang wangi dan tidak membusuk, bahkan setelah mengering.
Dikutip Liputan6.com, Kamis (01/05/2025) dari tayangan video di kanal YT Islam Itu Menakjubkan, hingga kini gua tersebut masih mengeluarkan aroma harum yang khas dan tidak pernah hilang, meskipun kondisi goa tidak lagi sama seperti dulu.
Dalam video tersebut diperlihatkan bahwa bagian luar mulut Goa Uhud telah ditutup dengan tembok setinggi dua meter. Penutupan itu dilakukan untuk menghindari aktivitas yang dianggap menyimpang dari akidah Islam oleh sebagian kalangan.
Simak Video Pilihan Ini:
Highlight Lokakarya 7 'Panen Hasil Belajar' PGP Angkatan 10
Kondisi Terkini Gua Uhud
Namun demikian, masih terdapat lubang di atas tembok yang mengarah langsung ke dalam goa. Dari lubang kecil itulah aroma harum konon masih bisa tercium oleh mereka yang datang berziarah.
Goa Uhud berjarak kurang dari 500 meter dari lokasi utama Perang Uhud. Tempat ini menjadi tujuan ziarah banyak kaum muslimin, meskipun aksesnya saat ini telah dibatasi secara fisik.
Sayangnya, goa tersebut kini mengalami perubahan fungsi. Sebagian pihak, khususnya kelompok Wahabi, telah mengisi bagian dalam goa dengan kotoran kambing.
Kotoran tersebut, menurut berbagai sumber, sengaja ditaburkan untuk mencegah umat Islam datang dan melakukan aktivitas yang dianggap sebagai praktik mistik atau mengarah pada kesyirikan.
Kondisi ini tentu saja disayangkan oleh banyak pihak. Bagi sebagian umat Islam, tempat yang pernah disentuh oleh darah Rasulullah adalah lokasi yang sangat suci dan penuh keberkahan.
Meski secara fisik telah dikotori, namun aroma harum dari dalam goa diyakini tidak pernah hilang. Ini pula yang menjadi alasan kenapa banyak peziarah tetap datang diam-diam untuk merasakan jejak sejarah tersebut.
Sejumlah jemaah haji dan umrah yang mengetahui kisah ini akan menyempatkan diri menengok dari kejauhan dan memanjatkan doa ketika berada di sekitar kawasan Jabal Uhud.
Tidak Dijadikan Tempat Pemujaan
Goa Uhud sendiri tidak disebut secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun hadis shahih sebagai tempat khusus yang wajib diziarahi. Namun nilai historis dan emosionalnya sangat tinggi di kalangan pecinta Rasulullah.
Beberapa ulama menekankan pentingnya mengedepankan sikap tawadhu saat berziarah dan tidak menjadikan tempat semacam ini sebagai lokasi pemujaan atau meminta sesuatu selain kepada Allah SWT.
Namun begitu, kisah darah suci Nabi Muhammad SAW yang tertinggal di sana tetap menjadi bagian penting dari sejarah peradaban Islam, khususnya dalam mengenang perjuangan Perang Uhud.
Wangi yang tak kunjung hilang menjadi salah satu keajaiban yang disebut-sebut hanya dimiliki oleh darah Rasulullah, yang Allah muliakan secara lahir dan batin.
Goa Uhud hingga kini tetap menyimpan misteri, menjadi salah satu saksi bisu bagaimana pengorbanan Nabi dalam mempertahankan risalah Islam dari kaum musyrik Quraisy.
Para sejarawan Islam pun meyakini bahwa tempat-tempat seperti ini penting untuk dikenang dalam rangka memperkuat cinta umat terhadap perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Keberadaan goa tersebut menjadi pengingat bahwa setiap tetes darah Rasulullah adalah bukti nyata dari kesungguhan dakwah yang tak kenal lelah.
Meskipun banyak pihak mencoba menghapus jejak sejarahnya, aroma harum dari dalam Goa Uhud seolah menjadi penanda bahwa kemuliaan Rasulullah tetap terjagahingga akhir zaman.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul