Apakah Gamis Busana Wajib Muslimah, Benarkah Wanita Tak Boleh Pakai Rok atau Celana? Ini Kata Buya Yahya

13 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia. Banyak jenis serta model pakaian yang ditemui di sekitar kita, terlebih busana khusus wanita. Salah satu busana muslimah yang paling populer adalah gamis.

Umumnya, muslimah masa kini mengenakan pakaian yang trendi, baik itu jenis pakaian yang potongan atau baju terusan yang biasa disebut dengan gamis. Pada 2025 ini, model gamis yang digunakan pun tetap mengikuti tren agar tampil stylish.

Dalam kajian di majelis Al Bahjah, salah seorang jemaah bertanya, apakah muslimah hanya diperbolehkan mengenakan pakaian gamis? Sebab, ada yang mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bagi wanita mengenakan pakaian potongan yang atasannya baju kemudian pakaian bawahnya rok atau celana.

KH Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya selaku pimpinan majelis Al Bahjah menerangkan bahwa fungsi utama dalam berpakaian bagi umat Islam ialah menutup aurat. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut.

"Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat." (QS Al-A‘raf: 26).

"Kuncinya cuma dua dan setelah itu Anda bebas membuatnya (jenis pakaian). Yang pertama menutup seluruh aurat yang diharamkan untuk dilihat. Yang kedua, tidak menampakkan bentuk," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (3/5/2025).

Saksikan Video Pilihan Ini:

Geger Buaya-Buaya Jumbo Berkeliaran Gara-Gara Tembok Penangkaran Roboh di Cianjur

Bukan Fokus pada Model, tapi yang Penting Menutup Aurat

Umumnya, pakaian jenis potongan yang ideal ialah baju atasannya ke bawah melewati pinggul, kemudian potongan bawahnya sampai ke atas melewati pinggul juga. Menurut Buya Yahya, potongan seperti itu justru lebih bagus dari pada pakaian gamis yang ketat hingga terlihat lekuk tubuhnya.

"Ada tambahan anjuran, bukan keharusan. Semakin aman dari tersingkap, maka itu jauh lebih bagus. Gak tahu modelnya apa, baik dipotong atau tidak dipotong, gak penting, bukan urusan itu," tutur Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan, jangan mengenakan pakaian yang ketat hingga membentuk lekuk tubuh. Karena, lekuk tubuh wanita itu menggoda kaum pria. Itulah yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW tentang khasiat ‘ariyat, berpakaian akan tetapi telanjang.

"Jadi bukan masalah terusan atau tidak terusan, yang penting adalah menutup aurat, tidak menampakkan lekuk tubuh, selesai," tutur Buya Yahya.

Pesan Buya Yahya

Buya Yahya mengingatkan bahwa berpakaian dengan menutup aurat bukan hanya suatu kebiasaan umat Islam. Tutuplah aurat karena Allah, jika mengetahui hukumnya menutup aurat itu sebuah kewajiban, maka akan mendapatkan pahala di setiap detiknya. Begitupun sebaliknya, jika membuka aurat maka berdosa.

"Allah menjadikan dalam diri Anda (wanita) ada daya goda kepada kaum pria. Maka, kalau Anda membuka aurat, sebanyak orang melihat, Anda menabung dosa. Setiap ada orang yang perhatikan Anda yang membuka aurat tadi, dosanya dia (yang melihat), karena Anda, Anda dapat (dosa)," kata Buya Yahya mengingatkan.

Buya Yahya berharap kepada muslimah yang belum menutup aurat atau mengenakan pakaian yang ketat agar segera mengenakan mengenakan pakaian yang menutup aurat serta longgar, tidak menampakkan lekuk tubuhnya.

"Maka kita harus banyak doakan saudari-saudari kita yang belum bisa menutup aurat. Yang pertama semoga Allah mengampuninya, karena dia umat Nabi Muhammad, kita tidak rela jika dia dihukum oleh Allah karena membuka auratnya. Yang kedua semoga Allah mudahkan dia menutup auratnya, kita cintai mereka. Dan ingat yang sudah menutup aurat jangan hinakan mereka," pungkas Buya Yahya.

Wallahu a’lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |