Liputan6.com, Jakarta - Asiyah binti Muzahim RA, istri Fir’aun, dikenal dalam sejarah Islam sebagai sosok wanita yang luar biasa teguh imannya. Meskipun menikah dengan Fir’aun yang menuhankan dirinya dan menindas rakyatnya, Asiyah tetap setia pada keyakinannya kepada Allah SWT. Tak heran jika doa Asiyah istri Firaun begitu populer.
Doa-doa Asiyah istri Firaun ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 11, yang menyebutkan doa Asiyah untuk keselamatan dirinya dan anaknya dari kekejaman Fir’aun. Asiyah RA juga dibangunkan istana di surga, sebagaimana doanya ketika menjelang wafat.
Dalam Buku Asiyah, Sang Mawar Gurun Firaun, karya Sibel Eraslan dipaparkan kemuliaan Asiyah binti baik dari sisi perilaku maupun nasabnya. Asiyah binti Muzahim adalah salah satu cucu Raja Reyyan yang menjadi pengikut agama yang dibawa oleh Nabi Yusuf.
Di sisi lain, dalam buku Asiyah binti Muzahim: Wanita Mulia Penghuni Surga Istri Firaun karya Syaikh Mahmud Syibli kita diajak menyusuri jejak perjalanan Asiyah, dari penyelamat bayi Musa hingga menjadi ibu yang penuh sayang. Namun, kisah ini tidak hanya tentang keberanian dan kasih sayang; Asiyah juga diuji dalam keimanannya kepada Musa. Meskipun hidup dalam kemewahan, Asiyah memilih kebenaran dan keimanan kepada Allah, bahkan ketika harus menebusnya dengan nyawanya.
Berikut ini adalah doa-doa Asiyah istri Fir'aun yang terkenal dan merupakan petikan Surat At-Tahrim ayat 11:
Doa-Doa Asiyah Istri Firaun
Dalam literatur klasik, seperti Tafsir Jalalain karya Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuti, serta Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, Asiyah menjadi teladan bagi kaum Muslimah. Ia menunjukkan bahwa posisi sosial atau status pernikahan dengan orang zalim tidak boleh menghalangi seseorang untuk tetap berpegang pada agama.
1. Doa Mohon Rumah di Surga
Doa Asiyah ini menunjukkan fokus seorang mukmin pada kebahagiaan akhirat, meski dalam dunia dipenuhi penindasan.
Berikut ini bacaannya:
رَبِّ ٱبْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًۭا فِي ٱلْجَنَّةِ
Latin: Rabbi ibni li ‘indaka baytan fil-jannah
Artinya: Ya Tuhanku, bangkitkanlah untukku sebuah rumah di surga-Mu.
Dalam Tafsir Al-Maudhu’i, Syaikh Mahmud Syaltut menjelaskan doa Asiyah sebagai contoh memohon balasan akhirat di tengah kesulitan hidup. Hal ini menjadi contoh bagi manusia agar tidak selalu terfokus kepada apa yang tampak di kehidupan dunia, melinkan berkiblat kepada akhirat, akhir perjalanan manusia sesungguhnya.
2. Doa Mohon Keselamatan dari Fir’aun
Dalam buku Fiqh Al-Qur’an oleh Sayyid Qutb menekankan bahwa doa Asiyah merupakan simbol keberanian spiritual dan keteguhan iman di tengah tirani.
Berikut ini bacaanya:
رَبِّ ٱنْجُنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَفِعْلِهِ
Latin: Rabbi unjuni min Fir’auna wa fi‘lihi
Artinya: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya.
Sayyid Qutb juga menjelaskan doa ini sebagai bentuk penolakan terhadap kezaliman dan keteguhan iman. Doa ini relevan untuk menghadapi orang zalim, sebagai bentuk tawakkal dan permohonan perlindungan kepada Allah. Artinya Firaun dan perbuatannya bisa jadi simbol kazaliman yang bisa dilakukan dalam konteks peristiwa kontemporer.
3. Doa Mohon Selamat dari Kaum Zalim
Menurut ulama, doa ini menjadi pedoman untuk berdoa memohon keselamatan dari kelompok yang menindas, menekankan perlunya iman dan kesabaran.
Berikut ini bacaannya:
وَٱنْجُنِي مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
Latin: Wa unjuni minal-qawmiz-zhalimin
Artinya:“Dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Dalam Tafsir Jalalain oleh Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuti dijelaskan doa Asiyah sebagai contoh kesetiaan kepada iman meski menghadapi tekanan sosial dan politik.
Berikut ini bacaannya:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ
Latin: Wa ḍaraballāhu maṡalal lil-lażīna āmanumra'ata fir‘aun(a), iż qālat rabbibni lī ‘indaka baitan fil jannati wa najjinī min fir‘auna wa ‘amalihī wa najjinī minal qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Artinya: Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Tafsir Ringkas Kemenag:
Begitu juga sebab kaya, istri yang beriman tidak bisa juga menyelamatkan suamiya yang kaifr dari azab Allah. Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman bahwa perempuan beriman, meskipun menjadi istri seorang kafir yang pada waktu dibolehkan, akan memperoleh keselamatan di akhirat seperti istri Firaun, ketika dia berkata dalam doanya kepada Allah waktu menghadapi siksaan suaminya yang memaksanya untuk murtad, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, karena tidak nyaman berada di istana Firaun; dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya yang terus menyiksa; dan doanya kepada Allah, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, balatentara Firaun yang terus menyiksanya hingga wafat sehingga ia tidak merasakan siksaan mereka.”
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini, Allah membuat perumpamaan sebaliknya yaitu keadaan orang-orang yang beriman. Perumpamaan itu ialah Āsiyah binti Muzāhim, istri Fir‘aun. Dalam perumpamaan itu, Allah menjelaskan bahwa hubungan orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir tidak akan membahayakan kalau diri itu murni dan suci dari kotoran. Sekalipun Āsiyah binti Muzāhim berada di bawah pengawasan suaminya, musuh Allah yang sangat berbahaya, tetapi ia tetap beriman. Ia selalu memohon dan berdoa, “Ya Tuhanku! Bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Kisah Asiyah Disiksa hingga Diperlihatkan Surga
Merujuk kitab ‘Uqudul Lujjain karya Syekh Nawawi al-Bantani, Mahbib Khoiron menceritakan hikayat awal keimanan Asiyah dari kesuksesan Nabi Musa AS mengalahkan tukang sihir suruhan Fir’aun. Penguasa otoriter yang mendaku dirinya sebagai Tuhan ini menantang Nabi Musa adu kebenaran dengan saling “unjuk kebolehan”.
Asiyah yang menyaksikan peristiwa tersebut akhirnya jatuh cinta pada ajaran Nabi Musa. Mukjizat telah terbentang, dan kebatilan terbukti gugur di hadapan kebenaran tauhid. Istri Fir’aun ini pun mantab menyatakan beriman.
Fir’aun betul-betul tidak terima dengan keputusan istrinya. Ia mengikat kedua tangan dan kaki Asiyah pada empat buah tiang. Tubuhnya dipaksa menatap sengatan matahari. Fir’aun dan pengikutnya lantas meninggalkan Asiyah begitu saja bak bangkai kadal yang terkapar di atas pasir. Penderitaan perempuan malang ini belum berakhir. Karena beberapa saat kemudian, Fir’aun memerintahkan anak buahnya melemparinya dengan batu besar. Dalam perih, Asiyah berutur, “Wahai Tuhanku, dirikanlah rumah untukku di sisimu di dalam surga.”
Seketika itu ia melihat sebuah rumah yang terbuat dari marmer putih. Lalu nyawanya dicabut, sebelum tubuhnya ditimpa batu besar hingga ia tidak merasakan sakit.
"Fir’aun dalam kisah ini memperlihatkan kezaliman yang tiada batas. Ia tak segan-segan menyiksa, bahkan membunuh, setiap orang yang berseberangan dengan dirinya, tak terkecuali istrinya sendiri," tulis Mahbib di situs kemenag.go.id.
Perilaku Fir’aun ini juga menandai adanya struktur kekuasaan yang hegemonik dalam kehidupan bernegara sehingga akses kritik atau berpendapat secara bebas menjadi buntu. Dalam konteks kehidupan rumah tangga, Fir’aun sedang memamerkan dominasi laki-laki atas perempuan yang menjadi faktor ketidakharmonisan dan kekerasan dalam sebuah keluarga.
Sebaliknya, Asiyah mengajarkan kepada kita semua tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan berat. Siksaan hebat dari Fir’aun tak menggoyangkan pilihannya terhadap ajaran tauhid. Berkat ketabahan dan keteguhannya menggenggam prinsip ini, Asiyah justru mendapat perlindungan dan kemuliaan.
Keutamaan Asiyah Istri Firaun
Ibnu Katsir menyebutkan hadits riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:“Wanita yang paling utama di surga ada empat: Maryam binti Imran, Asiyah istri Fir‘aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.”
Asiyah ditempatkan sebagai salah satu wanita terbaik sepanjang sejarah, teladan bagi seluruh umat beriman, terutama kaum wanita. Berikut ini keutamaannya:
1. Termasuk Wanita Terbaik Sepanjang Sejarah
Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: “Banyak laki-laki yang sempurna, namun tidak ada wanita yang sempurna kecuali Asiyah, istri Fir‘aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.”
Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan kesempurnaan di sini adalah kesempurnaan iman, akhlak, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah. Asiyah ditempatkan setara dengan wanita-wanita mulia lainnya karena keteguhannya mempertahankan iman di bawah tekanan kekuasaan zalim.
2. Teladan Bagi Orang Beriman
Dalil Al-Qur’an QS. At-Tahrim: 11. Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai bukti bahwa Allah menjadikan Asiyah contoh abadi bagi seluruh orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Allah menampilkan Asiyah sebagai teladan, meski ia hidup di rumah orang kafir yang paling keras, namun imannya tidak tergoyahkan.
3. Mendapat Gelar Syahidah
Hadis riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim menyebutkan bahwa Fir‘aun menyiksa Asiyah karena imannya. Ia dipaku di tanah lapang, lalu disiksa hingga meninggal, namun dalam siksaan itu ia melihat rumahnya di surga. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa doa Asiyah (QS. At-Tahrim: 11) dikabulkan Allah dengan memperlihatkan rumahnya di surga sebelum ruhnya dicabut.
Imam As-Sa’di menjelaskan bahwa ini adalah bentuk karamah bagi hamba yang sabar, Allah memperlihatkan ganjaran surga sebelum kematiannya.
4. Simbol Kesabaran dan Keimanan di Tengah Kezaliman
Sayyid Qutb dalam Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa doa Asiyah adalah puncak penyerahan diri seorang mukminah, memilih ridha Allah daripada kemewahan duniawi. Keteguhannya menunjukkan bahwa seorang mukmin harus menjadikan akhirat sebagai tujuan utama, meski harus berkorban di dunia.
People also Ask:
1. Apa yang diminta Asiyah kepada Allah dalam doanya?
Al-Zamakhsyari menjawab, “sesungguhnya ia bermakna bahwa Asiyah meminta agar senantiasa dekat dengan rahmat-Nya dan dijauhkan dari siksa-Nya. Kemudian makna dekat itu ia lukiskan dalam redaksi fil jannah.
2. Doa Asiyah istri Firaun surat apa?
Doa Asiyah yang Diabadikan dalam Alquran Surat At Tahrim Ayat 11
3. Apakah Aisyah dipaksa menikah?
Asiyah kemudian dipaksa menikah dengannya padahal ia sudah menolaknya dengan tegas. Ia bahkan berkata "Bagaimana aku sudi menikahi Firaun? Sedangkan ia terkenal sebagai raja yang ingkar kepada Allah."
4. Apakah Firaun sangat mencintai Asiyah?
Ya, Firaun sangat mencintai Asiyah (istrinya), bahkan tidak berdaya menolak keinginannya, meskipun Asiyah tidak bisa menerima Firaun sebagai Tuhan dan menolaknya untuk hubungan layaknya suami istri, sehingga Firaun juga tidak pernah menggauli Asiyah. Asiyah juga tetap teguh pada keimanannya kepada Allah meskipun Firaun menyiksanya.