Doa Mandi Buang Sial Secara Islami: Penjelasan, Hukum, dan Amalan yang Benar

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta Pencarian akan doa mandi buang sial menunjukkan adanya keinginan untuk menemukan solusi spiritual atas berbagai permasalahan hidup. Namun dalam ajaran Islam, konsep "sial" atau kesialan sebenarnya tidak dikenal. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT dan memiliki hikmah tersendiri.

Oleh karena itu, praktik yang didasari kepercayaan pada kesialan perlu ditinjau kembali dari sudut pandang syariat. Banyak orang mencari cara untuk membersihkan diri dari hal-hal negatif atau yang sering disebut sebagai "sial" dalam kehidupan.

Salah satu praktik yang populer di masyarakat adalah melakukan mandi dengan harapan dapat membuang kesialan tersebut. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (6/10/2025).

Doa Mandi Buang Sial: Arab, Latin, dan Terjemahan

Dalam tradisi Islam, tidak ada doa khusus yang disebut sebagai "doa mandi buang sial" dalam nash Al-Qur'an maupun hadits shahih. Namun, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa dan dzikir ketika mandi agar mendapat keberkahan dan perlindungan Allah SWT.

Doa yang dapat dibaca saat mandi adalah doa umum memohon perlindungan dan kebersihan lahir batin. Berikut doa yang dapat diamalkan:

Doa Sebelum Mandi (Arab):

بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

Latin: Bismillah, Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khaba'its

Terjemahan: "Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setan laki-laki dan setan perempuan."

Doa Setelah Mandi (Arab):

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Latin: Allahumma ja'alni minat tawwabiina waj'alni minal mutathahirin

Terjemahan: "Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci."

Selain doa di atas, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an seperti Ayat Kursi atau Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas untuk mendapatkan perlindungan dari segala keburukan. Membaca dzikir-dzikir tersebut akan memberikan ketenangan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Konsep Kesialan Dalam Islam

Dalam pandangan Islam, konsep kesialan atau nasib buruk yang melekat pada benda, waktu, atau peristiwa tertentu tidak diakui. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang dianggap baik maupun buruk oleh manusia adalah bagian dari takdir Allah SWT yang telah ditetapkan.

Melansir dari Ensiklopedi tematis : Dunia Islam (2002) yang diterbitkan oleh PT Ichtiar Baru Van Hoeve, dijelaskan bahwa Islam menolak segala bentuk takhayul dan kepercayaan pada thiyarah (menganggap sial sesuatu) karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip tauhid. Ini menegaskan posisi Islam yang jelas terhadap takhayul.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah." (QS. At-Taghabun: 11). Ayat ini menegaskan bahwa setiap musibah atau kesulitan yang menimpa manusia adalah atas kehendak Allah, bukan karena kesialan dari suatu objek atau waktu. Keyakinan pada kesialan dapat melemahkan iman seseorang dan membuatnya bergantung pada hal-hal selain Allah.

Sebaliknya, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berprasangka baik kepada Allah (husnuzhan) dan meyakini bahwa di balik setiap ujian pasti ada hikmah dan pelajaran. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada thiyarah (kesialan), dan sebaik-baiknya thiyarah adalah fâl (optimisme)." Hadis ini menunjukkan bahwa seorang Muslim harus selalu optimis dan tidak mudah putus asa atau menyalahkan takdir dengan menganggap sesuatu sebagai "sial".

Hukum Mandi Buang Sial dalam Islam

Konsep mandi buang sial perlu dipahami secara mendalam dari perspektif syariat Islam. Jika yang dimaksud adalah mandi dengan keyakinan bahwa air atau ritual tertentu dapat menghilangkan kesialan secara otomatis tanpa campur tangan Allah, maka ini termasuk perbuatan syirik dan dilarang keras dalam Islam.

Namun, jika yang dimaksud adalah mandi dengan niat membersihkan diri secara lahir dan batin disertai doa kepada Allah agar dijauhkan dari hal-hal buruk, maka ini diperbolehkan bahkan dianjurkan. Melansir dari kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, mandi merupakan salah satu bentuk bersuci yang sangat dianjurkan dalam Islam untuk membersihkan jiwa dan raga.

Islam mengajarkan bahwa tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Tirmidzi. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT dalam setiap keadaan. Mandi dengan niat yang benar dan disertai doa merupakan ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mengandalkan kekuatan gaib atau ritual tertentu.

Perlu diwaspadai adalah jika ritual mandi buang sial dilakukan dengan cara-cara yang tidak sesuai syariat, seperti menggunakan mantra-mantra, mencampurkan bahan-bahan tertentu dengan keyakinan tahayul, atau dilakukan pada waktu dan tempat tertentu dengan keyakinan mistis. Praktik seperti ini jelas bertentangan dengan aqidah Islam dan harus dijauhi oleh setiap muslim.

Cara Membersihkan Diri Secara Islami

Ketika seseorang merasa mengalami berbagai kesulitan atau ingin membersihkan diri dari energi negatif, Islam memberikan tuntunan yang jelas dan tidak melibatkan praktik-praktik yang berbau syirik. Berikut adalah cara-cara yang dianjurkan dalam Islam:

Memperbanyak Istighfar

Istighfar atau memohon ampunan kepada Allah SWT adalah cara terbaik untuk membersihkan diri dari dosa. Allah SWT berfirman dalam QS. Hud ayat 3: "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya." Dengan istighfar yang tulus, Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dan membukakan pintu rezeki serta kemudahan.

Shalat Sunnah dan Tahajud

Melaksanakan shalat sunnah seperti shalat Dhuha dan Tahajud dapat mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat Tahajud adalah shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Dengan bangun di malam hari dan bermunajat kepada Allah, hati akan menjadi tenang dan segala kesulitan akan terasa ringan.

Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah syifa' (obat) bagi segala penyakit hati. Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an, terutama Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, dapat memberikan perlindungan dan ketenangan jiwa. Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca ketiga surat terakhir tersebut setiap pagi dan petang sebanyak tiga kali.

Bersedekah

Sedekah dapat menolak bala dan mendatangkan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda: "Bersegeralah bersedekah, karena sesungguhnya bala tidak dapat mendahului sedekah." Dengan berbagi kepada sesama, Allah akan melimpahkan keberkahan dan menghindarkan dari berbagai musibah.

Memperbaiki Hubungan dengan Sesama

Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Meminta maaf kepada orang yang pernah disakiti dan memaafkan kesalahan orang lain dapat membersihkan hati dan mendatangkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang ingin dipanjangkan umur dan dilapangkan rezekinya, hendaklah ia menyambung silaturahmi.

Dzikir dan Doa Perlindungan dalam Islam

Selain mandi dan menjaga kebersihan lahir, seorang muslim juga perlu melindungi diri dengan benteng dzikir dan doa. Rasulullah SAW telah mengajarkan berbagai dzikir yang dapat diamalkan untuk mendapatkan perlindungan Allah SWT.

Membaca Ayat Kursi

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa membaca Ayat Kursi setelah setiap shalat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Membaca ayat ini juga memberikan perlindungan dari gangguan setan.

Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Ketiga surat ini disebut Al-Mu'awwidzat atau surat-surat perlindungan. Rasulullah SAW mengajarkan untuk membacanya tiga kali setiap pagi dan petang. Surat Al-Falaq dan An-Nas khususnya sangat baik untuk berlindung dari segala bentuk kejahatan, baik yang tampak maupun yang gaib.

Membaca Doa Pagi dan Petang

Ada banyak doa ma'tsur yang diajarkan Rasulullah SAW untuk dibaca pada pagi dan petang hari. Di antaranya adalah: "Bismillahilladzi la yadurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa la fis sama'i wahuwas sami'ul 'alim" (Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun yang membahayakan bersama nama-Nya, baik di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Membaca doa ini tiga kali akan melindungi seseorang hingga petang atau pagi harinya.

Membaca Dzikir Sebelum Tidur

Sebelum tidur, Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca Ayat Kursi dan surat-surat perlindungan. Beliau juga mengajarkan untuk mengusap seluruh badan dengan kedua telapak tangan setelah membaca surat-surat tersebut sebanyak tiga kali.

Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Memperbanyak tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar) akan mendatangkan keberkahan dan ketenangan hati. Rasulullah SAW bersabda bahwa dua kalimat yang ringan di lisan namun berat di timbangan adalah: "Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil 'azhim."

FAQ

1. Apa itu doa mandi buang sial?Doa mandi buang sial adalah istilah populer di masyarakat untuk praktik mandi yang dipercaya dapat menghilangkan nasib buruk, meskipun tidak ada doa khusus dengan nama tersebut dalam Islam.

2. Apakah konsep "sial" diakui dalam Islam?Tidak, konsep "sial" atau kesialan yang melekat pada benda atau waktu tidak diakui dalam ajaran Islam.

3. Bagaimana hukum mandi buang sial dalam Islam?Mandi buang sial dengan keyakinan adanya kekuatan di luar Allah untuk menolak bala adalah terlarang karena dapat mengarah pada syirik atau khurafat.

4. Apa yang harus dilakukan jika merasa mengalami nasib buruk menurut Islam?Seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, berdoa, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah SWT.

5. Apakah ada doa khusus untuk menghilangkan kesialan dalam Islam?Tidak ada doa khusus "buang sial", namun ada banyak doa perlindungan dan permohonan kebaikan yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

6. Mengapa niat penting dalam amalan mandi?Niat menentukan sah atau tidaknya suatu ibadah dan pahala yang diperoleh; niat harus murni karena Allah, bukan karena takhayul.

7. Bagaimana Islam memandang ujian dan cobaan hidup?Ujian dan cobaan dipandang sebagai sarana penghapus dosa, peningkat derajat, dan penguat keimanan dari Allah SWT.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |