Doa Megengan, Tradisi Menyambut Ramadhan Makin Berkah

1 hour ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Interaksi Islam dan budaya Jawa melahirkan berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Megengan, yakni masyarakat Jawa menyambut Ramadhan. Dari keseluruhan ritual atau prosesinya adalah doa megengan. Doa megengan terpenting adalah doa menyambut Ramadhan yang lazimnya didahului dengan berbagai ritual adat dan doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia.

Fauzi Himma Shufya, dalam jurnal berjudul 'Makna Simbolik dalam Budaya Megengan sebagai Tradisi Penyambutan Bulan Ramadhan', menjelaskan tradisi megengan merupakan tradisi yang dilaksanakan awal bulan Ramadhan, tepatnya hari terakhir pada bulan Sya’ban dan malam awal bulan Ramadhan sebelum menjalankan puasa wajib pada bulan Ramadhan. "Tradisi megengan merupakan kebudayaan yang turun temurun dari masa nenekmoyang sampai sekarang," tulis Fauzi Himma, dikutip dari journal.undiknas.ac.id.

Ramadhan atau yang disebut puasa merupakan bulan penting dan istimewa. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengajarkan berbagai amalan untuk menyambut Ramadhan. Salah satunya yakni doa menyambut Ramadhan. Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani membuat bab khusus dalam Kitab al-Dua’, al-Qaul ‘Inda Dukhul Ramadhan (doa/ucapan yang [dibaca] saat memasuki bulan Ramadhan). Berikut ini ulasannya.

Doa-Doa Megengan (Menyambut Ramadhan)

Doa menyambut Ramadhan pertama adalah doa Rasulullah SAW yang diriwayatkan ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H). Berikut ini bacaanya.

أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Latin: Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan.

Artinya: Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan.

Doa ini diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith dengan sanad hasan. 

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه, قال: كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان أن يقول أحدنا: أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya: Dari ‘Ubadah bin al-Shamith radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah SAW mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadhan datang:

Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan”.

Artinya: Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan. (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, hlm. 311)

Doa Versi Kedua

Imam Thabrani juga memasukkan doa yang sama dengan periwayat dan redaksi sedikit berbeda. Diriwayatkan oleh Imam Makhul al-Syami (w. 112 H) bahwa ia membaca doa ini saat memasuki bulan Ramadhan:

أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Latin: Allahumma salimnî li ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan”.

Artinya: Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat] kepada [bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312)

Doa Sambut Ramadhan Riwayat Imam Abdul Aziz

Kedua, doa yang berasal dari Imam Abdul ‘Aziz bin Abi Rawad (w. 159 H), seorang ahli hadits, ahli ibadah dan imam Masjid al-Haram. Berikut bacaannya:

اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Latin: Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin

Artinya: Ya Allah, bulan Ramadhan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah [bulan] Ramadhan kepadaku, dan sampaikanlah aku [dengan selamat] ke dalamnya, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadhan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindulingah aku dalam [bulan] Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadhan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan

Tentang Imam Abdul Aziz bin Abi Rawad, Imam Abdullah bin Mubarak memandangnya sebagai a’badinnaas (orang yang paling luar biasa ibadahnya di antara manusia). Ia murid langsung dari Sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar (w. 106 H), Imam Nafi’ (w. 117 H), dan lain sebagainya. Berikut riwayat doa yang berasal darinya (sanadnya Hasan):

عن عبد العزيز بن أبي رواد قال: كان المسلمون يدعون عند حضرة شهر رمضان: اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Latin: “Dari Abdul Aziz bin Abi Rawad, ia berkata: “(Kaum) muslimin berdoa saat bulan Ramadhan hadir: “Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin”.

Artinya: Ya Allah, bulan Ramadhan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah [bulan] Ramadhan kepadaku, dan sampaikanlah aku [dengan selamat] ke dalamnya, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadhan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadhan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindulingah aku dalam [bulan] Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadhan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan. (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312).

Doa Menyambut Ramadhan dari Imam Abu Utsman

Ketiga, doa yang diriwayatkan Imam Abu ‘Utsman an-Nahdi (w. +91-100 H), seorang tabi’in dan ahli hadits dari Basrah. Berikut bacaanya:

اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku)

Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidina Umar bin al-Khattab, Sayyidina Ali bin Abu Thalib, Sayyidina Abdullah bin Mas’ud dan banyak sahabat lainnya (Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’i al-Rijâl, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, juz 17, hlm. 425-426). Berikut riwayatnya (sanadnya Hasan):

عن أبي عثمان النهدي قال: قالت عائشة رضي الله عنها: لما حضر رمضان قلت: يا رسول الله, قد حضر رمضان فما أقول؟ قال: قولي: اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.

“Dari Abu ‘Utsman an-Nahdi, ia berkata: “(Sayyidah) ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Ketika Ramadhan datang, aku berkata: “Ya Rasulullah, sungguh Ramadhan telah tiba, maka apa (yang harus) kuucapkan?” Rasulullah berkata: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî”. Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312)

Doa Menyambut Ramadhan Riwayat Abu Dawud

Doa menyambut bulan Ramadhan selanjutnya merupakan permohonan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, yaitu:

هِلالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ )مرتين(، آمَنْتُ بِالَّذِي خَلَقَكَ )ثَلاث مرات(، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي ذَهَبَ بِشَهْرِ كَذَا ، وَجَاءَ بِشَهْرِ كَذَا

Bacaan latin: Hilālu rusydin wa khairin (2 kali), āmantu bil ladzī khalaqaka, (3 kali), alhamdulillāhil ladzī dzahaba bi syahri kadzā, wa jā'a bi syahri kadzā.

Artinya: "Bulan petunjuk dan kebaikan (2 kali). Aku beriman kepada Tuhan yang menciptakanmu (3 kali). Segala puji bagi Allah yang menghilangkan bulan itu, dan mendatangkan bulan ini," (HR Abu Dawud).

Doa ini adalah doa untuk menyambut awal bulan hijriyah yang biasa dibaca ketika melihat hilal (bulan sabit) tanda masuknya bulan baru.

Doa ini banyak diajarkan sebagian ulama, tercantum dalam kitab-kitab doa dan fiqih, di antaranya al-Adzkar karya Imam an-Nawawi.

Doa Rasulullah Ketika Melihat Hilal Ramadhan

Doa ini dibaca Rasulullah ketika melihat hilal atau masuknya bulan Ramadhan. Doa ini dikutip oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami Ithafu Ahlil Islam bi Khushushiyyatish Shiyam (109).

اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ العَظِيْمِ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الشَّهْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْقَدَرِ، وَمِنْ شَرِّ الْمحَشْرِ

Bacaan latin: Allāhu akbaru, lā haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil 'azhīmi. Allāhumma innī as'aluka khaira hādzas syahri, wa a'ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari.

Artinya: "Allah maha besar. Tiada daya dan upaya kecuali berkat pertolongan Allah yang maha agung. Aku memohon kepada-Mu kebaikan bulan ini (Ramadhan). Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan takdir dan keburukan mahsyar."

Doa Menyambut Ramadhan Riwayat Thalhah RA

Doa menyambut bulan Ramadhan juga disebutkan Imam al-Nawawi dalam al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab. Doa ini disunnahkan untuk dibaca ketika melihat hilal atau mengetahui tanda awal Ramadhan.

Adapun doanya, yaitu:

يستحب أن يدعو عند رؤية الهلال بما رواه طلحة بن عبيد الله رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا رأى الهلال قال اللهم أهله علينا باليمن والإيمان والسلامة والإسلام ربي وربك الله

Bacaan latin: Allâhumma ahillahu 'alainâ bil yumni wal îmani was salâmati wal islâm. Rabbî wa rabbukallâh

Artinya: "Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu (wahai bulan) adalah Allah."

Doa di atas dianjurkan dibaca ketika melihat hilal. Sebagaimana dikisahkan Thalhah Ibn 'Ubaidillah bahwa saat Nabi SAW membaca doa di atas ketika melihat hilal pertanda masuknya bulan Ramadhan.

Amalan Menyambut Ramadhan dan Persiapannya

Berikut ini adalah amalan-amalan yang perlu dilakukan untuk menyambut Ramadhan:

1. Membayar Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu

Membayar utang puasa yang telah berlalu adalah persiapan yang paling penting dan wajib dilakukan dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Terlebih bagi wanita yang biasanya berhalangan puasa karena masa haid. Utang puasa dapat diganti sepanjang tahun hingga bulan Syaban. Untuk itu, hendaklah melunasi utang puasa sebelum Ramadhan Tiba.

2. Memperbanyak Puasa Sunnah pada Bulan Syaban

Sebulan sebelum Ramadhan yaitu pada bulan Syaban, Rasulullah SAW banyak melakukan puasa di waktu ini. Imam Baihaqi menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Waktu-waktu Penuh Berkah: Khazanah Islam Klasik, dikatakan bahwa Rasulullah SAW berpuasa hampir sebulan penuh di bulan Syaban.

Mengenai puasa tersebut, Imam Syafi'i menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW berpuasa (hampir) sebulan penuh pada bulan Syaban, yakni hanya beberapa hari saja beliau tidak berpuasa.

3. Memperbanyak Membaca Al-Qur'an

Dalam Kitab Lathoiful Ma'arif Ii Ibni Rojab, disebutkan bahwa Amru bin Qois Al Mala-i ketika memasuki bulan Syaban, beliau menutup tokonya lalu memfokuskan diri untuk membaca Al-Qur'an.

4. Memperdalam Ilmu tentang Puasa Ramadhan

Umat Islam dapat membekali dirinya dengan ilmu-ilmu yang berkaitan tentang puasa Ramadhan. Beberapa di antaranya adalah masalah hukum, tata cara, dan berbagai aturan syariat yang berkaitan dengan puasa. Selain itu, dapat pula mempelajari tentang keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan dan cara untuk mendapatkannya sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

5. Berdoa agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhan

Amalan lainnya adalah memperbanyak doa agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Disebutkan dalam buku Amalan di Bulan Ramadhan karya Mardiyah, diriwayatkan oleh sebagian ulama salaf, mereka berdoa kepada Allah SWT selama enam bulan menjelang Ramadan dan lima bulan setelahnya agar amalannya diterima.

6. Menata Niat

Sebagai umat Islam kita juga dapat mempersiapkan niat dan kondisi hati dengan bergembira menyambut datangnya Ramadhan. Ini merupakan konsekuensi yang logis apabila telah mengetahui kemuliaan dan berlimpahnya ampunan Allah pada bulan suci ini.

7. Melakukan Rukyatul Hilal Jika Mampu dan Memiliki Ilmunya

Hal lain yang dapat dilakukan adalah melihat hilal untuk memastikan masuknya bulan Ramadhan, khususnya bagi orang yang mampu dan memiliki ilmunya. Pengamatan hilal dapat dilakukan pada sore hari tanggal 29 Syaban sampai matahari terbenam dengan sempurna. Apabila hilal belum terlihat, maka jumlah hari bulan Syaban digenapkan menjadi 30.

8. Ziarah Kubur

Amalan lain yang bisa dilakukan menjelang Ramadhan adalah ziarah kubur. Rasulullah SAW memperbolehkan ziarah kubur, namun beliau tidak menyebut waktu-waktu khusus dalam pelaksanaannya. Terdapat sejumlah hadits yang menjadi dasar pelaksanaan ziarah kubur. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

"Aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang silahkan ziarah kubur." Dalam riwayat lain: Barang siapa yang hendak ziarah kubur silahkan, karena ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat" (HR Muslim)

People also Ask:

1. Megengan membaca apa?

Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan menjelang bulan Ramadan. Tradisi megengan ini dimulai dengan membaca doa tahlil dan yasin yang dilaksanakan di majelis taqlim. Selanjutnya menikmati sejumlah makanan yang dibawa dari rumah mereka masing-masing.

2. Bagaimana bacaan doa selamatan?

Robbana adkhilna mudkhola shidqi wa akhrijna mukhroja shidqi waj'al lana min ladunka sultanan nashiira. Artinya: Ya Allah, selamatkanlah kami, agama kami, fisik kami, dan harta benda kami dari bencana dunia dan siksa akhirat.

3. Apa doa menyambut bulan Ramadhan?

Doa menyambut Ramadhan adalah doa yang dipanjatkan umat Islam untuk memohon agar diberikan kemampuan untuk bertemu bulan suci Ramadhan, melaksanakan ibadah dengan baik, dan memperoleh keberkahan di dalamnya. Beberapa doa yang bisa dibaca adalah "Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadhan" (Ya Allah, berilah keberkahan pada kami di bulan Rajab dan Syaban, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) dan "Allahumma salimni min Ramadhana wa sallim Ramadhana li wa tasallamhu minni mutaqabbalan" (Ya Allah, sampaikanlah aku dengan selamat menuju bulan Ramadhan, sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal ibadahku).

4. Apa contoh doa pembuka suatu acara?

Doa pembukaan acara adalah ungkapan syukur dan permohonan kepada Tuhan agar acara yang akan dilaksanakan berjalan lancar, membawa berkah, dan memberikan manfaat. Doa ini biasanya dimulai dengan pujian dan harapan agar Tuhan meridai kegiatan tersebut, memberkati semua yang hadir, dan melindunginya dari segala hambatan. Doa pembukaan dapat disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing-masing, namun prinsip dasarnya tetap sama, yaitu memohon pertolongan dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |