Liputan6.com, Jakarta - Kesulitan finansial dapat menimpa siapa saja, membawa beban pikiran dan kekhawatiran yang mendalam. Dalam menghadapi situasi ini, memanjatkan doa menghadapi kesulitan keuangan menjadi salah satu bentuk ikhtiar spiritual yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Doa bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga wujud kepasrahan dan keyakinan penuh akan pertolongan-Nya. Memohon kemudahan rezeki dan jalan keluar dari himpitan ekonomi adalah bagian dari ibadah yang dianjurkan bagi setiap Muslim.
Allah SWT berfirman dalam surah Gafir ayat 60, yang artinya: "Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan)." Ayat ini menegaskan pentingnya berdoa dan janji Allah untuk mengabulkan permohonan hamba-Nya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (18/9/2025).
Bacaan Doa Menghadapi Kesulitan Keuangan (Arab, Latin, dan Artinya)
Dalam menghadapi kesulitan finansial, seorang Muslim dianjurkan untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui doa. Doa-doa ini merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan diri dan keyakinan penuh terhadap kekuasaan Allah sebagai Maha Pemberi Rezeki.
Mengutip buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki karya KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, terdapat beberapa doa yang dapat diamalkan untuk memohon kemudahan rezeki sesuai syariat Islam. Berikut adalah beberapa bacaan doa yang bisa dipanjatkan untuk mengatasi kesulitan keuangan.
1. Doa Kemudahan Rezeki
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقْنِي رِزْقًا حَلَالاً وَاسِعًا طَيِّباً مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا مُشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Arab-latin: Allaahumma innii asʼaluka antarzuqnii rizqan halaalan waasi'an thayyiban min ghairi ta'abin walaa musyaqqotin walaa dhairin walaa nashabin innaka 'alaa kulli syai'in qadiir
Artinya: "Ya Allah, aku minta kepada-Mu akan pemberian rezeki yang halal, luas, baik tanpa sulit, dan kemelaratan dan tanpa keberatan dan sesungguhnya Engkau maha atas segala sesuatu."
2. Doa Pembuka Rezeki dan Kekayaan
اَللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا مُغْنِي أَغْنِنِي عَنِّى أَبَدًا وَيَا عَزِيزُ يَا مُعِزُّ أَعِزَّنِي بِإِعْزَازِ عِزَّةِ قُدْرَتِكَ وَ يَا مُيَسِّرَ الْأُمُورِ يَسِّرْ لِي أُمُورَ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ يَا خَيْرَ مَنْ يُرْجِي يَا اللَّهُ
Arab-latin: Allaahumma yaa ghaniyyu yaa mughnii aghninii ghinan abadan wa yaa 'aziizu yaa mu'izzu a'izzanii bi i'zaazi 'izzati qudratika wa yaa muyassiral umuuri yassirlii umuuraddunyaa wad diini yaa khaira man yurjaa yaa allaahu
Artinya: "Ya Allah, Dzat yang Maha Kaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan kepadaku yang abadi. Wahai Dzat yang Maha Mulia yang memberikan kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang mempermudah semua urusan, berilah kemudahan kepadaku di dalam semua urusan dunia dan agama, wahai Dzat yang paling baik, ya Allah."
3. Mohon Rezeki Melimpah dan Baik
Mengutip buku Kumpulan Doa Pembuka Rezeki karya Ust. Fayumi Al-Maliki, ada doa memohon rezeki melimpah dan baik yang bisa diamalkan. Doa ini sangat relevan sebagai doa menghadapi kesulitan keuangan.
اللَّهُمَّ يَا أَحَدُ يَا وَاحِدُ يَا مَوْجُوْدُ يَا جَوَّادُ يَا بَاسِطُ يَا كَرِيمُ يَا وَهَّابُ يَاذَا الطَّوْلِ يَاغَنِيُّ يَا مُغْنِيُّ يَا فَتَّاحُ يَا رَزَّاقُ يَا عَلِيمُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيمُ يَا بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَالجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَنَّانُ يَامَنَّانُ الْفَحْنِي مِنْكَ بِنَفْحَةِ خَيْرٍ تُغْنِنِي عَمَّنْ سِوَاكَ
Arab-latin: Allaahumma yaa ahadu yaa waahidu ya maujuudu yaa jawwaadu yaa baasithu yaa kariimu yaa wahhaabu yaa dzath thauli yaa ghaniyyu yaa mughnii yaa fattaahu yaa razzaaqu yaa 'aliimu yaa hayyu yaa qayyuumu yaa rahmaanu yaa rahiimu yaa badii'us samaawati wal ardhi yaa dzal jalaali wal ikraam yaa hannaanu yaa mannaanu infahnii μινκα βιnafhati khairin tughninii άμμαν siwaaka.
Artinya: "Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Esa tiada terbagi-bagi, wahai Dzat yang Maha Esa tiada bersekutu, wahai Dzat yang Maujud, wahai Dzat yang Maha pemurah, wahai Dzat yang Maha pembagi, wahai Dzat yang Mahamulia, wahai Dzat yang Maha pemberi, wahai Dzat yang memiliki Anugrah, wahai Dzat yang Maha Kaya, wahai Dzat yang Maha pemberi wahai Dzat yang Maha pembuka pintu rezeki, wahai Dzat yang Maha mengetahui, wahai Dzat yang Maha Hidup, wahai Dzat yang maha pengasih, wahai Dzat yang Maha penyayang, wahai Dzat yang Maha pemberi Anugrah, limpahkanlah rezeki dari-Mu dengan kelimpahan sebaik-baiknya yang dapat memberikan kecukupan bagi diriku, terlepas dari pengharapan pemberian siapa pun selain Engkau."
Waktu Mustajab dan Adab Berdoa untuk Kemudahan Rezeki
Berdoa adalah inti dari ibadah, dan terdapat waktu-waktu tertentu yang dianggap lebih mustajab atau lebih besar kemungkinannya untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, adab dalam berdoa juga memegang peranan penting agar doa yang dipanjatkan lebih bermakna dan diterima, terutama saat memanjatkan doa menghadapi kesulitan keuangan.
Mengutip buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa karya Nurhasanah Namin S.Ag, disebutkan beberapa waktu mustajab dan adab berdoa yang benar. Memanfaatkan waktu-waktu ini dan mengikuti adab yang dianjurkan dapat meningkatkan kekhusyukan dan harapan terkabulnya doa.
Waktu Mustajab untuk Berdoa:
- Saat membaca Al-Qur'an.
- Setelah Salat wajib.
- Pada saat tengah malam sesudah salat Tahajud.
- Saat mengerjakan puasa wajib dan sunnah.
- Saat menjalankan ibadah haji.
Adab Berdoa:
- Menghadap kiblat.
- Bacalah Basmalah, istighfar, dan hamdalah, lalu diikuti dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Setelah ini baru berdoa.
- Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa.
- Melembutkan suara dan tenang saat berdoa.
- Berharap supaya doa diterima oleh Allah SWT.
- Berdoa dengan berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan keseriusan.
- Setelah berdoa tutup dengan shalawat dan pujian kepada Allah SWT.
Doa-doa Rasulullah SAW saat Menghadapi Ujian Hidup dan Kesulitan Ekonomi
Setiap manusia akan merasakan kesulitan, dan ini merupakan bagian dari ujian yang Allah SWT berikan kepada makhluk-Nya. Oleh karena itu, manusia diminta bersabar menghadapi cobaan hidup serta memanjatkan doa menghadapi kesulitan keuangan sebagai bentuk tawakal.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Imran ayat 200, yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." Rasulullah SAW sendiri memanjatkan berbagai doa ketika mengalami ujian hidup, termasuk saat kesulitan ekonomi. Doa-doa ini dapat menjadi teladan bagi umat Muslim.
1. Doa saat Menghadapi Kesulitan Ekonomi
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Arab-latin: Laa ilaaha illallahul 'adzhiimul haliim, laa ilaaha illallaahu rabbil arsyil 'adzhiim, laa ilaaha illallaahu rabbus samaawaati wa rabbul ardhi wa rabbul arsyil kariim.
Artinya: "Tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Mahasantun, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan menguasai Arsy yang agung." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Doa Sapu Jagat
Selain doa di atas, ada juga doa sapu jagat yang bisa dibaca ketika merasa sedih dan kesulitan. Doa ini termaktub dalam kitab Al Adzkar Imam Nawawi yang disusun Ulin Nuha, dan sering diamalkan sebagai doa menghadapi kesulitan keuangan.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَة وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Arab-latin: Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban naar
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR Bukhari dan Muslim)
3. Doa ketika Mengalami Kesulitan Hidup
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الكَرِيمُ العَظِيمُ، سُبْحَانَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ الْعَظِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Arab-latin: Laa ilaaha illallaahul kariimul 'adzhiim, subhaanahu tabaarakallaahu rabbul 'arsyil 'adzhiim, Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, Maha Suci Dia, Maha Berkah Allah, Rabb Arasy yang Agung, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam," (HR Nasa'i dan Ibnu Sinni)
4. Doa saat Dilanda Kesulitan Mengancam Jiwa
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَلِيّ العَظِيمِ
Arab-latin: Bismillaahirrahmaanirrahiim wallaa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyil 'adhim.
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak ada kekuatan dan daya upaya kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
5. Doa Meminta Jalan Keluar dari Kesulitan
Ada juga doa meminta jalan keluar dari kesulitan, termasuk saat mengalami kesulitan ekonomi. Doa ini dikutip dari buku Terjemahan Al Majmu'us Sariful Kamil karya Agus Abdurrahim Dahlan.
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
Arab-latin: Rabbanaa aatinaa milladunka rahmatawwa hayyi'lanaa min amrinaa rasyadaa.
Artinya: "Wahai Tuhan kami, berikanlah kami rahmat dari sisi Engkau. Dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami."
Doa Memohon Rezeki Berkah bagi Muslim Sehari-hari
Selain membaca doa menghadapi kesulitan keuangan, umat Muslim juga dianjurkan untuk senantiasa memohon rezeki yang halal dan berkah dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, pintu rezeki dibukakan selebar-lebarnya oleh Allah SWT.
Doa-doa ini merupakan bentuk ikhtiar spiritual untuk membuka pintu-pintu rezeki dari Allah SWT. Mengutip buku 5 Shalat Pembangun Jiwa dan Amalan-amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin Abd Rohim, terdapat beberapa doa yang dapat diamalkan.
1. Doa Memohon Rezeki yang Cukup dan Berkah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَزَقَنِي هَذَا مِنْ خَيْرٍ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ، اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ.
Arab-latin: Alhamdu lillaahil ladzii razaqanii haadzaa min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin. Allaahumma baarik fiihi.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, yang telah memberi rezeki kepadaku dengan tidak ada daya dan kekuatan bagiku. Ya Allah, semoga Engkau berkahi rezekiku."
2. Doa Memohon Rezeki Halal yang Mudah Didapat
Selain itu ada juga doa lainnya meminta rezeki halal yang mudah didapat seperti dinukil dari buku Amalan-amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki tulisan Nasrudin.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مَا يَكْفِينِي وَامْنَعْنِي مَا يُطْعِيْنِي.
Arab-latin: Allaahummarzuqnii maa yakfiinii wamna' 'annii maa yuthghiinii.
Artinya: "Ya Allah, berikanlah aku rezeki yang cukup dan baik, cegahlah diriku dari rezeki yang mencelakakan aku."
Meneladani Rasulullah dalam Mengatur Keuangan: Fondasi Keberkahan Finansial
Rasulullah SAW adalah teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan finansial. Beliau menunjukkan bagaimana harta dapat menjadi sarana untuk kebaikan dunia dan akhirat. Meneladani Rasulullah dalam mengatur keuangan adalah sebuah keharusan bagi umat Muslim yang menginginkan keberkahan dalam harta mereka.
Beliau tidak hanya mengajarkan cara menggunakan harta dengan bijak, tetapi juga bagaimana menanamkan nilai-nilai spiritual dalam pengelolaan keuangan. Anggota Majelis Tarjih dan Tajdīd Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mukhlis Rahmanto, menyampaikan bahwa Rasulullah SAW adalah "al-Qur'an yang berjalan" dalam mengelola keuangan rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa teladani Rasulullah dalam mengatur keuangan adalah jalan menuju keberkahan, seperti dilansir dari muhammadiyah.or.id.
Mengelola keuangan dengan baik menjadi salah satu kunci untuk mencapai keseimbangan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. bpkh.go.id menyebutkan Rasulullah SAW telah menunjukkan bagaimana cara bijak mengatur keuangan yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat. Keberhasilan beliau dalam mengelola keuangan tidak terlepas dari sifat-sifat mulia seperti kejujuran, amanah, dan kebijaksanaan.
Prinsip-Prinsip Utama Pengelolaan Keuangan ala Rasulullah SAW:
- Mendahulukan Kebutuhan Utama (Daruriyyat)
Rasulullah SAW selalu mengajarkan pentingnya mendahulukan kebutuhan pokok sebelum memikirkan hal-hal lain yang sifatnya tambahan. Kebutuhan utama mencakup makanan, pakaian, dan tempat tinggal, serta kini juga kesehatan dan pendidikan. Mukhlis Rahmanto dari Muhammadiyah menjelaskan perlunya membedakan ḍarūriyyāt (kebutuhan primer seperti sandang, papan, pangan, kesehatan, dan pendidikan), ḥājiyyāt (kebutuhan sekunder), dan taḥsīniyyāt (kebutuhan tersier).
- Hidup Sederhana dan Tidak Boros
Kesederhanaan adalah salah satu ajaran utama yang diteladankan oleh Rasulullah SAW. Beliau memilih hidup secukupnya, tidak berlebihan, dan memanfaatkan apa yang dimiliki untuk hal-hal yang benar-benar penting. bpkh.go.id mengutip hadis yang mengajarkan bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara, sehingga seseorang tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk hal-hal yang bersifat duniawi.
- Bersedekah sebagai Bentuk Syukur
Bersedekah adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Beliau mencontohkan bahwa bersedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menjadi cara untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Rasulullah selalu memastikan sedekah diberikan dalam kondisi terbaik, seperti memilih dinar atau dirham yang bersih, menurut Mukhlis Rahmanto.
- Berinvestasi dengan Bijak dan Halal
Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk berinvestasi, terutama dalam perdagangan. Beliau sendiri dikenal sebagai "manajer investasi" yang sukses, menerima titipan modal dari tokoh kaya seperti Khadijah untuk berdagang dan selalu memperoleh keuntungan karena kejujuran. Prinsip ini mirip dengan konsep murābaḥah dalam keuangan syariah modern.
- Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran
Disiplin dalam mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran adalah salah satu cara efektif untuk mengetahui kondisi keuangan. Dengan mencatat keuangan, seseorang dapat melihat pola pengeluaran, mengevaluasi anggaran, dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk tidak menumpuk harta secara berlebihan.
- Rumus Pengelolaan Keuangan 50-30-20
Untuk mengelola keuangan keluarga sakinah, Mukhlis Rahmanto merekomendasikan rumus 50% untuk kebutuhan pokok (listrik, SPP, beras), 30% untuk kebutuhan tambahan (pulsa, hiburan), dan 20% untuk tabungan atau investasi.
Manajemen Keuangan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW tidak hanya seorang pemimpin spiritual, tetapi juga seorang pengusaha dan manajer investasi yang ulung. Sejak usia muda, beliau telah terlibat dalam dunia perniagaan, menunjukkan kejujuran dan integritas yang tinggi.
Ad- Diwan: Journal of Islamic Economics mencatat bahwa Rasulullah SAW ikut berdagang bersama pamannya Abu Thalib pada usia 12 tahun dan menjadi manajer perdagangan Siti Khadijah pada usia 25 tahun. Keberhasilan beliau dalam berdagang, bahkan sebelum kenabian, menjadi bukti nyata kepiawaiannya dalam mengelola harta.
Beliau dikenal sebagai al-Amin (yang terpercaya) bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam praktik bisnisnya. Prinsip transparansi yang beliau terapkan dalam berdagang, seperti mengungkapkan harga pokok dan keuntungan, mirip dengan konsep murābaḥah dalam keuangan syariah modern.
Dr. Abdul Fattah Muhammad As-Saman, dalam kitabnya Amwalun Nabi Kasban wa Infaqan wa Tauritsan, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memiliki aset signifikan dari berbagai sumber, termasuk usaha, warisan, dan harta rampasan perang yang halal. Kekayaan ini tidak ditimbun, melainkan didistribusikan untuk kepentingan dakwah dan kesejahteraan umat.
Sumber Pendapatan Rasulullah SAW:
- Jalur Bisnis (Perniagaan): Sejak kecil, Rasulullah SAW telah berkiprah di dunia perniagaan dan terus berlanjut meskipun telah diangkat menjadi seorang rasul.
- Warisan: Beliau menerima warisan dari kedua orang tuanya, termasuk harta wakaf dan sejumlah tanah serta perkebunan.
- Warisan dari Istri (Sayyidah Khadijah): Sayyidah Khadijah mewariskan rumah di Makkah dan sejumlah harta benda lainnya.
- Al-Anfal dan Ghanimah: Harta rampasan perang yang diperoleh secara sah.
- Al-Fa'i: Harta kekayaan orang-orang kafir yang dikuasai kaum Muslimin tanpa peperangan, seperti harta dari Bani Nadhir, Khaibar, dan Fadak.
- Ash-Shafi: Kewenangan Rasulullah SAW menyeleksi ghanimah sebelum pembagiannya.
- Hadiah-hadiah: Dari para penguasa, sahabat, dan pihak lainnya.
- Bagian sebagai Pasukan Perang (Mujahid): Rasulullah SAW juga mendapatkan bagian sebagai pejuang.
- Karakteristik Khusus Rasulullah SAW dalam Rezeki: Mukjizat yang berkaitan dengan makanan dan minuman.
- Sumber Pendapatan yang Tidak Dimanfaatkan: Seperti gunung emas, tawaran memegang kunci gudang dunia, dan tawaran kaum kafir Quraisy.
Alokasi belanja Nabi SAW dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, orang yang ditanggung, para sahabat, utusan, tamu, hingga pengeluaran strategis untuk para mu'alaf. Ini semua menunjukkan kekayaan dan kelapangan hidup Nabi SAW.
Kebijakan Fiskal Islam dan Peran Sahabat dalam Dakwah
Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW tidak hanya mengatur kehidupan sosial dan spiritual, tetapi juga meletakkan fondasi sistem ekonomi dan kebijakan fiskal negara Islam. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat, jauh dari praktik riba dan penimbunan harta.
Baitul Maal : Journal of Islamic Studies menyatakan bahwa Nabi Muhammad dengan sengaja mendirikan Baitul Maal sebagai pusat pengumpulan dana dan kekayaan negara Islam untuk digunakan dalam pengeluaran tertentu. Rasulullah SAW sebagai pemimpin negara memberikan contoh teladan dalam menerapkan kebijakan fiskal yang adil dan berkeadilan, salah satunya pengaturan zakat.
Beberapa Kebijakan Fiskal Penting pada Masa Rasulullah SAW:
- Pembentukan Baitul Maal: Lembaga ini berfungsi sebagai kas negara untuk mengumpulkan pendapatan dan mendistribusikannya sesuai kebutuhan.
- Sumber Pendapatan Negara: Zakat, Ushr, Wakaf, Amwal Fadhla, Nawaib, Khums, Kafarat, Jizyah, dan Kharaj.
- Pengeluaran Negara yang Bijak: Dana negara digunakan untuk membangun infrastruktur (sumur, jalan, pasar), memajukan ilmu pengetahuan dan pendidikan, memperkuat pertahanan, dan menyediakan layanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin.
Selain itu, para sahabat Nabi Muhammad SAW memainkan peran krusial dalam mendukung keuangan dakwah Islam. Banyak di antara mereka adalah pengusaha sukses yang mendermakan harta mereka untuk perjuangan Islam, meneladani kedermawanan Rasulullah SAW. Ad- Diwan: Journal of Islamic Economics menjelaskan bahwa dalam suatu perjuangan tidak hanya dibutuhkan hubungan vertikal antara seorang hamba dengan tuhannya, juga dibutuhkan hubungan horizontal sehingga perjuangan tersebut akan semakin mudah.
Sahabat Dermawan Pendukung Dakwah:
- Abdurrahman bin Auf: Dikenal sebagai pebisnis ulung yang aset kekayaannya saat wafat mencapai 3.200.000 dinar atau setara triliunan rupiah. Beliau senantiasa mendonasikan hartanya untuk perjuangan Islam.
- Utsman ibn Affan: Dijuluki Dzu an-Nurain, beliau adalah pedagang kaya dan ekonom handal yang banyak memberikan bantuan ekonomi kepada umat Islam. Aset kekayaannya saat wafat diperkirakan mencapai triliunan rupiah.
- Thalhah ibn Ubaydillah: Mendapatkan jaminan surga karena keberaniannya dan dikenal sebagai Thalhah Al-Khair, Thalhah Al-Fayyadh, dan Thalhah Al-Jud. Aset kekayaannya saat wafat mencapai 30.000.000 Dirham.
Kisah-kisah para sahabat ini menunjukkan bahwa kekayaan dalam Islam tidak dilarang, asalkan diperoleh secara halal dan dimanfaatkan untuk kebaikan, terutama dalam mendukung dakwah dan kesejahteraan umat.
FAQ
1. Mengapa doa penting saat menghadapi kesulitan keuangan?
Karena doa adalah bentuk tawakal kepada Allah SWT sekaligus permohonan pertolongan agar diberi jalan keluar.
2. Apakah ada doa khusus untuk memohon kemudahan rezeki?
Ya, ada beberapa doa yang diajarkan ulama dan Rasulullah SAW, di antaranya doa meminta rezeki halal, luas, dan berkah.
3. Kapan waktu mustajab untuk berdoa agar rezeki dimudahkan?
Setelah salat wajib, tengah malam setelah tahajud, saat berpuasa, membaca Al-Qur’an, dan ketika berhaji.
4. Apa adab utama ketika berdoa meminta kelapangan rezeki?
Menghadap kiblat, membaca basmalah dan shalawat, mengangkat tangan, berdoa dengan suara lembut, serta menutup doa dengan pujian kepada Allah.
5. Bagaimana Rasulullah SAW memberi teladan dalam mengatur keuangan?
Beliau hidup sederhana, mendahulukan kebutuhan pokok, rajin bersedekah, serta jujur dan bijak dalam berdagang.
6. Apakah kekayaan dilarang dalam Islam?
Tidak, asal diperoleh secara halal dan digunakan untuk kebaikan serta kebermanfaatan bagi diri, keluarga, dan umat.
7. Siapa sahabat Nabi yang terkenal dermawan dalam mendukung dakwah Islam?
Antara lain Abdurrahman bin Auf, Utsman ibn Affan, dan Thalhah ibn Ubaydillah, yang menginfakkan harta mereka untuk perjuangan Islam.