Doa Ramadhan Hari ke-17 dan Amalan yang Dianjurkan di Malam Istimewa

4 weeks ago 24

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 17 Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri dalam sejarah Islam, karena diyakini sebagai hari turunnya Al-Qur’an atau dikenal dengan peristiwa Nuzulul Qur’an. Dalam Kelander Hijriah, permulaan 17 Ramadhan adalah petang (maghrib) atau setelah waktu berbuka puasa 16 Ramadhan. Penting bagi seorang muslim mengetahui doa Ramadhan hari ke 17.

Ramadhan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Terlebih pada hari-hari tertentu yang istimewa termasuk 17 Ramadhan. Dalam Buku Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat karya Prof DR M. Quraish Shihab dijelaskan Ramadhan adalah momentum spiritual yang sangat kuat karena hati umat Islam lebih bersih dan dekat dengan Allah. Suasana Ramadhan yang penuh ibadah seperti puasa, shalat malam, tadarus, dan sedekah, menjadikan doa lebih mudah diterima.

Berikut ini adalah doa-doa Ramadhan hari ke 17, beserta penjelasannya. Dalam artikel ini juga diuraikan mengenai keistimewaan 17 Ramadhan dan amalan-amalan yang dianjurkan, merangkum dari berbagai referensi.

Doa Nuzulul Qur'an

Dikutip dari situs resmi Kantor Wilayah Kementerian Agama Kepri 9 (kepri.kemenag.go.id), doa Nuzulul Quran yang disarankan untuk dibaca pada malam ke-17 adalah sebagai berikut:

Doa Nuzulul Qur'an

 اللهم نوّر قلوبنا بتلاوة القرآن، وزيّن أخلاقنا بجاه القرآن، وحسّن أعمالنا بذكر القرآن، ونجّنا من النار بكرامة القرآن، وأدخلنا الجنة بشفاعة القرآن 

Latin: Allahumma nawwir quluubanaa bitilaawatil qur’an, wazayyin akhlaaqonaa bijaahil qur’an, wahassin a’maalanaa bidzikril qur’an, wanajjinaa minan naari bika-roomatil qur’an, wa adkhilnal jannata bisyafaa’til qur’an. 

Artinya: "Ya Allah sinari hati kami sebab membaca Al-Qur'an, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur'an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur'an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur'an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa'at Al-Qur'an."

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menegaskan pentingnya membaca dan mengamalkan Al-Qur’an untuk menumbuhkan cahaya dalam hati dan memperbaiki akhlak. Al-Qur’an adalah sumber cahaya hati, pedoman akhlak, dan perbaikan amal.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, ayat-ayat Al-Qur’an adalah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. Al-Isra: 82). Syafaat Al-Qur’an juga dijelaskan dalam hadits shahih riwayat Muslim: "Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya." (HR. Muslim, no. 804

Doa Hari ke-17 Ramadhan

Dalam buku Al-Baqiyatus Shalihat karya Syaikh Rabi' Abdurrauf Az-Zawawi yang diterjemahkan oleh H. Masturi Irham, Lc dan H. Malik Supar, Lc dijelaskan, salah satu keutamaan bulan Ramadan adalah terdapat doa yang mustajab di dalamnya. 

Bacaan doa hari ke-17 Ramadhan:

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِصَالِحِ الأَعْمَالِ وَ اقْضِ لِيْ فِيْهِ الْحَوَائِجَ وَ الآمَالَ يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى التَّفْسِيْرِ وَ السُّؤَالِ يَا عَالِمًا بِمَا فِيْ صُدُوْرِ الْعَالَمِيْنَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ

Latin: Allâhummah dinî fîhi lishâlihil a'mâli waqdhi lî fîhil hawâija wal âmâla yâ man lâ yahtâju ilat tafsîr was suâli yâ 'âliman bimâ fî shudûril 'âlamîn shalli 'alâ muhammadin wa âlihith thâhirîn

Artinya: "Ya Allah anugrahilah aku di bulan ini untuk bisa berperilaku yang baik dan kabulkanlah semua hajat dan keinginanku. Wahai yang tidak memerlukan penjelasan dan pertanyaan. Wahai yang Maha mengetahui apa yang ada di dalam alam ini. Anugrahilah shalawat dan salam bagi Muhammad dan keluarganya yang suci."

Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk untuk melakukan amal saleh, dikabulkan segala kebutuhan dan harapan, serta pengakuan bahwa Allah Maha Mengetahui segala isi hati tanpa perlu dijelaskan secara mendetail.

Doa ini juga menegaskan kemuliaan Nabi Muhammad dan keluarganya dengan permohonan shalawat. Secara makna, doa ini sangat relevan untuk dibaca di bulan Ramadhan atau setiap waktu, sebagai bentuk penghambaan dan pengharapan kepada Allah.

Amalan 17 Ramadhan

Berikut ini adalah amalan-amalan yang dapat dilakukan untuk menambah hari Ramadhan ke-17, melansir buku Tentang Bagaimana Surga Merindukanmu oleh Ustazah Umi A Khalil:

1. Membaca Al-Qur'an

Amalan pertama yang dapat dilakukan saat malam Nuzulul Quran adalah membaca Al-Qur'an. Ini merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Al-Qur'an.

Dalam sebuah riwayat Ibnu Abbas RA, ia menceritakan keutamaan membaca Al-Qur'an di bulan Ramadan,

"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah SAW melebihi angin kencang yang bertiup." (HR Bukhari)

2. Iktikaf

Iktikaf adalah kegiatan berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Iktikaf merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan saat Nuzulul Quran.

Dari Aisyah RA ia berkata, "Nabi Muhammad SAW beriktikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau." (HR Bukhari dan Muslim)

3. Qiyamul Lail

Qiyamul Lail atau salat malam juga merupakan amalan yang dapat dikerjakan saat Nuzulul Quran. Contoh ibadah jenis ini adalah salat Tarawih, witir, tahajud dan lainnya.

"Barang siapa bangun (mengerjakan qiyamul lail) di bulan Ramadan dengan dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT." (HR Bukhari dan Muslim)

4. Zikir

Amalan terakhir yang dapat dilakukan saat Nuzulul Quran adalah berzikir. Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:

"Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab: 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.' (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku." (HR Ibnu Majah)

Keistimewaan hari ke-17 Ramadhan

17 Ramadhan adalah hari yang istimewa. Pandangan para ulama mengenai penetapan 17 Ramadhan sebagai Nuzulul Qur’an cukup beragam. Mayoritas ulama seperti Imam Al-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menyebutkan bahwa wahyu pertama turun pada malam 17 Ramadhan, meski sebagian ulama lain seperti Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim berpendapat bahwa Lailatul Qadar yang diyakini sebagai malam turunnya Al-Qur’an jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Namun, peringatan 17 Ramadhan sebagai Nuzulul Qur’an tetap menjadi tradisi di banyak negara Muslim, termasuk Indonesia. Sebab, keistimewaan Nuzulul Qur’an bukan hanya terletak pada momentum sejarahnya, melainkan juga pada pesan spiritual yang terkandung di dalamnya.

Peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41. Dalam ayat tersebut, para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan kafir Quraisy saat perang Badar pada 17 Ramadhan. Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali,

قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.

Artinya, “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’

Kedua, peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Al-Qur’an surat Al-’Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.

2 Fase Turunnya Al-Qur'an

Dua fase Nuzulul Qur’an dijelaskan oleh Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam Kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an. “Al-Qur’an diturunkan pada dua fase: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun,” (Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [Jakarta, Darul Mawahib Al-Islamiyah: 2016 M], halaman 33).

Kedua fase tersebut yakni:

1. Pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia atau Baitul Izzah

Fase pertama dijelaskan dalam Al-Qur’an surat As-Syura ayat 1-3, Surat Al-Qadar ayat 1-2, dan Surat Al-Baqarah ayat 185. Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril pada fase pertama, yakni dari Lauh Mahfudz ke langit dunia.

2. Allah menurunkan Al-Qur’an dari langit ke bumi

Penjelasan fase kedua tertera dalam Surat Al-Isra ayat 106 dan Surat Al-Furqan ayat 32. Ayat-ayat tersebut menjelaskan Nuzulul Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah ke bumi secara bertahap selama 23 tahun, yakni sejak diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai rasul pada usia 40 tahun hingga wafat pada usia 62-63 tahun.

Kapan 17 Ramadhan 1447 Hijriah?

17 Ramadhan 1447 Hijriah diperkirakan jatuh pada Selasa, 18 Februari 2026 Masehi.

Awal Ramadhan 1447 H diperkirakan jatuh pada 2 Februari 2026 (hasil hisab kalender Hijriah global). Maka, 17 Ramadhan 1447 H = 2 Februari 2026 + 16 hari = 18 Februari 2026. 

Penetapan tanggal ini dapat sedikit berbeda tergantung hasil rukyatul hilal di masing-masing negara. Namun, secara hisab internasional dan kalender Kementerian Agama RI, tanggal tersebut adalah acuan utama.

Rujukan ini berdasar Kalender Ummul Qura (Arab Saudi), Kalender Hijriah Kementerian Agama RI, Kalender Hijriah Global Tunggal Muhammadiyah, Situs timeanddate.com, aplikasi konversi kalender Islam.

Penetapan ini bersifat hisab (perhitungan astronomis) dan dapat dijadikan acuan. Namun, pemerintah Indonesia (Kementerian Agama RI) secara nasional tetap menunggu hasil sidang isbat dan rukyat hilal untuk penetapan resmi awal bulan Hijriah.

People also Ask:

1. Apa doa untuk hari ke-18 Ramadan?

Ya Allah, jagalah daku di bulan ini agar aku dapat menemukan dan memetik keberkahan di pagi harinya; terangi hatiku dengan pancaran cahayanya yang cemerlang; biarkan aku (seluruh anggota tubuhku) berserah diri untuk mengikuti sunah-sunahnya, dengan menyebut nama Cahaya-Mu, wahai Cahaya hati dan pikiran orang-orang yang berpengetahuan.

2. Apa doa yang sering dibaca saat Ramadhan?

“Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'ala rizqika aftartu birahmatikaya arhamarrahimin.” Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, denganMu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”

3. Apa doa awal puasa?

Allāhumma innī as'aluka khaira hādzas syahri, wa a'ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari,” (HR Ahmad). Semoga Allah SWT memberikan kesehatan, kesempatan, dan keberkahan bagi kita semua dalam menyambut bulan Ramadhan.

4. Apa doa buka sahur?

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |