Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan dalam Islam sebenarnya bukan hanya tentang dua orang yang memutuskan untuk hidup bersama, tapi lebih seperti sebuah perjalanan ibadah yang panjang, dan dipenuhi banyak keberkahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menjelaskan dalam hadits tentang pernikahan bahwa menikah itu bagian dari penyempurnaan agama, dan dari fase inilah orang mulai belajar soal menjaga kehormatan diri, tanggung jawab, dan banyak hal yang jika dijalani dengan niat karena Allah, maka semuanya akan berubah menjadi amalan berpahala.
Tak cuma ayat tentang pernikahan, hadits-hadits tentang pernikahan yang shahih, baik itu hadits pendek maupun hadits panjang, kita bisa menangkap bagaimana Islam mengarahkan umatnya agar rumah tangga itu berdiri di atas sakinah, mawaddah, dan rahmah. Tidak selalu mulus memang, tapi itulah rangkaian prosesnya. Dalam artikel berikut ini, ada 9 hadits tentang pernikahan yang bisa kamu jadikan panduan dan pegangan, atau bahkan pengingat ketika ingin membangun keluarga yang diberkahi Allah SWT.
1. Menikah adalah Sunnah
“Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, bukan bagian dariku. Maka menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku (di hari kiamat).” HR. Ibnu Majah no. 1846
Hadits tentang pernikahan ini seperti mengingatkan bahwa menikah itu bukan sekadar anjuran ringan, tapi benar-benar bagian dari jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menjalani sunnah berarti mencoba mengikuti apa yang beliau contohkan, termasuk cara beliau membangun rumah tangga. Dalam kehidupan Nabi, pernikahan bukan hanya perjanjian antara dua orang, tapi juga ada kasih sayang, keadilan, kecukupan, dan keberkahan yang menyertainya. Dan beliau tidak hanya berkata “menikahlah,” tapi juga menunjukkan bagaimana caranya membina keluarga yang harmonis dan terarah.
Menikah itu bukan hanya soal mencegah hal-hal buruk atau memenuhi kebutuhan biologis, tapi juga menjadi bentuk ibadah yang mengikat seseorang dengan tanggung jawab yang sebenarnya sangat besar. Kalau ada orang yang enggan menikah hanya karena tidak suka dengan ajaran ini, atau ingin berpaling dari sunnah, itu berarti dia melawan sesuatu yang sangat penting dalam Islam. Menikah adalah bagian dari fitrah manusia, karena di situ ada cinta, ada tugas, ada ujian, dan ada ibadah.
2. Penyempurna Agama
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
Di sini dijelaskan bahwa menikah itu tidak bisa dipandang hanya dari sisi duniawi, karena ternyata sebuah pernikahan juga dapat menyentuh inti agama seseorang. Ketika seseorang menikah, ia belajar banyak hal, mulai dari menjaga pandangan, membatasi syahwat, sampai mengurus keluarga dengan penuh pertanggungjawaban. Semua itu masuk ke wilayah ketakwaan dan menguatkan iman seseorang secara perlahan namun pasti.
Dalam pernikahan, seseorang lebih mudah terhindar dari fitnah dan maksiat. Maka tidak heran kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut pernikahan sebagai penyempurna separuh agama. Separuh yang tersisa adalah urusan ibadah lainnya yang tetap harus dijaga. Rumah tangga yang dibangun dengan dasar iman akan membawa pemiliknya kepada keberkahan yang merambah dunia dan akhirat.
3. Segeralah Menikah bagi yang Mampu
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya.” HR. Bukhari dan Muslim
Hadits tentang pernikahan ini terutama ditujukan untuk para pemuda, walaupun pesannya relevan untuk semua usia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tahu bahwa kalau seorang sudah mampu, baik secara fisik, mental, maupun ekonomi, maka segeralah menikah. Karena pernikahan bisa menjaga seseorang dari pandangan yang tidak seharusnya dan menuntunnya agar lebih menjaga kehormatan diri. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Islam memandang kebutuhan biologis sebagai sesuatu yang wajar.
Bagi yang belum mampu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusi yang sederhana namun efektif, yaitu berpuasa. Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menekan syahwat dan melatih kesabaran. Jadi, hadits ini menyeimbangkan dua kondisi: jangan terburu-buru menikah tanpa persiapan, tapi juga jangan menunda hanya karena alasan tidak jelas.
4. Nafkah Sumber Pahala
“Jika seorang Muslim memberi nafkah kepada keluarganya, dan ia berharap pahala dari itu, maka nafkah tersebut bernilai sedekah.” HR. Bukhari
Makna yang tersirat dalam hadits ini cukup dalam. Nafkah yang diberikan suami kepada keluarganya bukan hanya kewajiban rutin yang harus dilakukan tanpa makna, tetapi bisa berubah menjadi ibadah besar jika diniatkan karena Allah. Bahkan hal-hal kecil seperti membeli makanan untuk keluarga atau membiayai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, semua itu masuk dalam kategori sedekah jika dilakukan dengan keikhlasan.
Islam benar-benar menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai ladang amal. Tidak hanya ibadah ritual seperti sholat dan puasa, tetapi aktivitas sehari-hari yang tampak sederhana bisa menjadi ibadah dan bahkan bernilai pahala besar. Dengan begitu, pernikahan menjadi ruang penuh kesempatan untuk mengumpulkan pahala, asalkan suami menjalankan tanggung jawabnya dengan hati yang bersih dan niat yang benar.
5. Mendapat Pertolongan Allah
“Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah: (1) orang yang berjihad di jalan Allah, (2) orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya, (3) budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya.” HR. An-Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah
Hadits tentang pernikahan ini menempatkan orang yang menikah dengan niat menjaga kesucian diri dalam kelompok istimewa yang mendapat pertolongan langsung dari Allah. Mereka menikah bukan sekadar memenuhi keinginan duniawi, tetapi untuk menghindari dosa dan fitnah, serta ingin hidup dalam batasan-batasan syariat. Niat seperti itu sangat dihargai oleh Allah sehingga datanglah pertolongan-Nya.
Pertolongan Allah yang dimaksud juga bisa hadir dalam banyak bentuk. Mungkin kita mendapat rezeki yang dipermudah, ketenangan jiwa, atau pasangan yang penuh kebaikan. Artinya, pernikahan yang diniatkan karena Allah cenderung diberi jalan keluar ketika menghadapi kesulitan.
6. Mahar yang Baik
“Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.” HR. Abu Daud, Al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
Dalam hadits tentang pernikahan ini, terlihat kalimatnya seperti ingin menertibkan manusia agar tidak menjadikan mahar sebagai alat untuk mempersulit pernikahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa mahar yang baik bukanlah yang mahal, tetapi yang mudah diberikan oleh calon suami. Kesederhanaan seperti ini biasanya lebih mendatangkan keberkahan karena tidak ada pihak yang merasa terbebani.
Dan pada kenyataannya, sekarang banyak pernikahan yang tertunda hanya karena tuntutan mahar terlalu tinggi atau syarat-syarat lain yang sebenarnya tidak perlu. Padahal mahar yang ringan justru memberi ruang bagi pasangan untuk memulai hidup dengan hati yang lapang dan tenang. Islam mengajarkan kemudahan dan tidak menyukai sesuatu yang dibuat rumit tanpa alasan.
7. Wanita yang Penuh Berkah
“Termasuk berkahnya seorang wanita, yang mudah khitbahnya (melamarnya), yang mudah maharnya, dan yang mudah memiliki keturunan.” HR. Ahmad
Hadits ini memberikan gambaran bahwa salah satu tanda keberkahan dalam diri seorang wanita adalah kemudahan dalam urusan pernikahan. Wanita yang tidak mempersulit lamaran atau mahar menunjukkan sifat rendah hati dan ikhlas. Sikap seperti itu sangat dihargai dalam Islam, karena mempermudah jalan menuju ibadah yang besar.
Kemudahan memiliki keturunan juga disebut sebagai anak tangga keberkahan. Anak adalah amanah dan hadiah yang bisa menjadi sumber pahala yang terus mengalir. Jadi, hadits ini menekankan bahwa keberkahan bukan terletak pada pesta yang mewah atau syarat yang rumit, tetapi pada ketulusan hati dan kemudahan dalam prosesnya.
8. Anjuran Mengadakan Walimah
“Adakanlah walimah, walaupun hanya dengan seekor kambing.” HR. Bukhari dan Muslim
Pada hadits tentang pernikahan ini, kita dianjurkan agar setiap pernikahan dirayakan dengan walimah sebagai tanda syukur kepada Allah. Walimah juga berfungsi sebagai pengumuman kepada masyarakat bahwa pernikahan sudah sah, sekaligus untuk menghindari prasangka buruk dan mempererat hubungan antar sesama.
Kalimat “walaupun hanya dengan seekor kambing” menunjukkan bahwa Islam tidak meminta pesta besar. Yang penting adalah rasa syukur, bukan mewahnya acara. Dengan cara seperti ini, walimah justru menjadi ibadah sosial yang penuh manfaat dan membawa keberkahan bagi pasangan suami istri.
9. Hubungan Intim yang Sah adalah Ibadah
“Hubungan intim antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat lantas ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu malah mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada wanita yang haram, kalian mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika kalian bersetubuh dengan wanita yang halal, kalian akan mendapatkan pahala.” HR. Muslim
Hadits ini memperlihatkan bahwa dalam Islam, hubungan suami istri bukan sesuatu yang dipandang rendah atau kotor, tapi justru bisa menjadi suatu ibadah. Jika niatnya benar, hubungan intim yang tampak duniawi bisa berubah menjadi pahala. Islam memuliakan kebutuhan biologis manusia dengan cara yang teratur dan halal. Bahkan terdapat bacaan doa sesudah berhubungan suami istri dan doa sebelum berhubungan suami istri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa jika seseorang berhubungan dengan yang haram mendapat dosa, maka berhubungan dengan pasangan yang sah mendatangkan pahala. Ini bukan sekadar masalah syahwat, tetapi juga bentuk kasih sayang dan pemeliharaan kehormatan.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa hadits utama tentang menikah dalam Islam?
Hadits utama berbunyi: “Nikah adalah sunnahku, siapa yang membenci sunnahku maka bukan dari golonganku.” (HR. Ibnu Majah)
2. Apa benar menikah menyempurnakan separuh agama?
Ya, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa menikah menyempurnakan separuh agama karena menjaga diri dari maksiat.
3. Apakah mahar harus mahal agar bernilai tinggi?
Tidak. Nabi ﷺ bersabda, “Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.” (HR. Abu Daud)
4. Apa pahala memberi nafkah kepada istri?
Memberi nafkah kepada keluarga bernilai sedekah dan dicatat sebagai amal saleh. (HR. Bukhari-Muslim)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5102800/original/012961600_1737448281-1737446419683_arti-doa-tidur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3579790/original/038873300_1632297815-pexels-rodnae-productions-8217647.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4990655/original/018003600_1730716747-tata-cara-sholat-tahajud-agar-keinginan-terkabul.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4011083/original/042080100_1651218283-20220429-Sholat-Jumat-Terakhir-Ramadhan-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846280/original/058735300_1562395380-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4340567/original/054250300_1677564937-20230228-Edukasi-Manasik-Haji-Anak-Faizal-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3108177/original/030261700_1587459748-299786-P7FMQK-120.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383864/original/030469300_1760697190-Berdoa_sebelum_bekerja.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5241347/original/056837800_1748947656-20250603-Suasana_Masjidil_Haram-AFP_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5082484/original/092438300_1736234505-1736231602601_apa-itu-tawakal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4030425/original/064674000_1653273891-raka-dwi-wicaksana-Jbk_Tce8Z1U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434707/original/074217100_1764949443-WhatsApp_Image_2025-12-05_at_17.55.33.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430878/original/058976400_1618561327-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3483909/original/037359100_1623818592-attractive-asian-muslim-woman_8595-8620.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417164/original/022570200_1763523453-Berhaji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5210968/original/055759100_1746521381-WhatsApp_Image_2025-05-06_at_15.43.30.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3620359/original/028433100_1635837042-photo-1609487623546-f94a1b2161db.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5239555/original/064270700_1748843824-WhatsApp_Image_2025-06-02_at_12.51.40.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4035320/original/029961900_1653640093-Mesut_Ozil_Sholat_Jumat_di_Masjid_Istiqlal-Herman-5.jpg)





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)