Liputan6.com, Jakarta - Nama Nike Ardilla tetap melekat di hati penggemarnya meski telah berpulang hampir tiga dekade lalu. Di balik ketenarannya sebagai penyanyi era 90-an, tersimpan kisah spiritual yang jarang diketahui publik.
Mendiang Nike Ardilla ternyata punya hubungan khusus dengan ulama Kalimantan. Nike Ardila merupakan anak angkat dari ulama kharismatik asal Martapura, Kalimantan Selatan, yaitu KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang lebih dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul.
Fakta ini diungkapkan oleh ibunda Nike, Nining Ningsihrat, sebelum meninggal dunia.
Nike Ardilla wafat dalam kecelakaan tragis pada 19 Maret 1995. Sejak itu, banyak kisah tentang dirinya yang muncul ke permukaan, termasuk hubungan dekatnya dengan Abah Guru Sekumpul yang selama ini jarang tersorot media.
Tidak disebutkan secara pasti kapan Nike diangkat sebagai anak oleh Abah Guru Sekumpul. Namun, diketahui bahwa Nike sering berkunjung ke Martapura untuk bersilaturahmi dengan sang ulama.
Dilansir dari tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray, dalam salah satu ceramahnya, Abah Guru Sekumpul pernah menyebut nama Nike Ardilla secara langsung. Ia menggambarkan Nike sebagai sosok yang percaya kepada wali dan memiliki hubungan spiritual yang erat dengan dirinya.
Dalam ceramah tersebut, Abah Guru Sekumpul juga mengungkapkan bahwa Nike pernah diberikan amalan khusus. Amalan tersebut adalah membaca istigfar dan sholawat sebanyak 100 kali sehari.
Ibunda Nike, Nining Ningsihrat, juga pernah menceritakan tentang amalan yang diberikan kepada putrinya. Kisah ini diungkapkan saat Nining berziarah ke makam anaknya pada tahun 2009.
Simak Video Pilihan Ini:
VIRAL VIDEO Penjarahan Bantuan Korban Gempa Mamuju dan Majene, Polda Sulbar: Masih Diselidiki
Berkat Didikan Abah Guru Sekumpul
Menurut Nining, meskipun Nike adalah sosok yang sederhana, ia tidak pernah merendahkan orang lain. Bahkan, ia juga tidak suka membicarakan keburukan orang lain.
Nike memang dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Meski bergelimang popularitas dan harta, ia tetap bersikap ramah dan tidak pernah memandang orang lain dengan sebelah mata.
Dalam berbagai kesempatan, Nike kerap menunjukkan sisi religiusnya. Salah satunya adalah kebiasaannya dalam menjalankan sholat dan berdzikir.
Nining juga mengungkapkan bahwa berkat didikan Abah Guru Sekumpul, Nike semakin mendekatkan diri kepada Allah. Sang ulama memberikan nasihat dan bimbingan spiritual agar Nike tetap berada di jalan yang benar.
Bagi para penggemar, kisah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup Nike Ardilla. Sosoknya yang dikenal sebagai penyanyi rock ternyata juga memiliki hubungan erat dengan dunia keagamaan.
Nike Ardilla lahir dengan nama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi. Ia dikenal sebagai penyanyi, aktris, dan model berbakat di Indonesia.
Nama Nike Ardila Masih Dikenang
Kariernya yang cemerlang membuat namanya tetap dikenang hingga saat ini. Meski telah tiada, lagu-lagunya masih sering diputar dan dinyanyikan oleh generasi penerusnya.
Kepergiannya yang tragis pada usia 19 tahun membuat banyak orang merasa kehilangan. Namun, kisah hidupnya terus menginspirasi banyak orang, terutama dalam hal keteguhan hati dan spiritualitas.
Hingga kini, makam Nike Ardilla di Ciamis, Jawa Barat, tidak pernah sepi dari peziarah. Banyak penggemar yang datang untuk mengenang dan mendoakannya.
Kisah hubungan Nike dengan Abah Guru Sekumpul menambah dimensi lain dalam perjalanan hidupnya. Ia bukan hanya seorang penyanyi berbakat, tetapi juga seseorang yang memiliki kedekatan dengan ulama besar.
Amalan yang diberikan Abah Guru Sekumpul menjadi salah satu warisan spiritual bagi para penggemarnya. Membaca istigfar dan sholawat 100 kali sehari menjadi amalan yang dapat diikuti oleh siapa saja.
Kisah ini mengajarkan bahwa ketenaran dan kesuksesan duniawi sebaiknya tetap diimbangi dengan kehidupan spiritual. Seperti halnya Nike Ardilla yang tetap menjaga hubungan baik dengan guru spiritualnya.
Warisan Nike Ardilla tidak hanya berupa lagu-lagu yang dikenang, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang dapat dijadikan inspirasi bagi banyak orang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul