Kapan Mulai Baca Qunut Witir Separuh Terakhir Ramadhan? Ini Jadwal dan Hukumnya

11 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan muslim melaksanakan sholat Witir di awal waktu pada bulan Ramadhan, yakni setelah melaksanakan sholat Isya dan Tarawih. Ini berbeda dengan hari-hari biasa yang sering menjadikan Witir sebagai penutup sholat malam.

Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menegaskan bahwa sholat Witir tidak harus selalu dilakukan setelah menunaikan sholat-sholat malam. Witir boleh dikerjakan di awal waktu, kemudian melaksanakan sholat sunnah lagi.

Artinya, muslim yang terbangun di malam hari boleh melaksanakan sholat Tahajud meski sudah sholat Witir sebelumnya. Hal ini sering disalahpahami sebagian muslim yang menganggap jika sudah Witir tidak boleh lagi mengerjakan sholat sunnah malam.

“Jangan seperti sebagian orang yang salah paham. Dipikir sholat Witir adalah sholat penutup dan kalau bangun malam gak boleh sholat lagi. Itu salah paham,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (13/3/2025).

“Jadi, kalau Anda sudah Witir di awal waktu sebelum tidur, kemudian tertidur dan bangun, boleh sholat (sunnah) sebanyak-banyaknya,” lanjut Buya Yahya.

Khusus separuh terakhir Ramadhan, sebagian muslim membaca doa qunut seperti halnya sholat Subuh. Doa qunut dibaca saat posisi i'tidal pada rakaat terakhir Witir. Kapan qunut Witir separuh terakhir Ramadhan mulai dibaca dan bagaimana hukumnya?

Saksikan Video Pilihan Ini:

VIDEO KEPANIKAN WARGA CILACAP KARENA PERINGATAN TSUNAMI GEMPA 7,3 SR

Promosi 1

Jadwal Baca Qunut Witir Separuh Terakhir Ramadhan

Salah satu dalil yang mendasari pembacaan qunut pada rakaat terakhir witir Ramadhan adalah atsar (perkataan sahabat Nabi) berikut.

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود  

Artinya, “Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar sholat Tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau sholat Tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya).” (HR. Abu Dawud).

Berdasarkan keterangan tersebut, qunut Witir mulai dibaca pada malam ke-16 Ramadhan yang bertepatan pada Sabtu, 15 Maret 2025 malam. Biasanya, petugas bilal memberitahu bahwa pada satu rakaat Witir terakhir akan membaca doa qunut.

Hukum Baca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir

Mengutip NU Online, para ulama mazhab Imam Syafi'i menghukumi sunnah membaca doa qunut pada rakaat terakhir sholat witir di separuh terakhir Ramadhan. Sebagian pendapat ada yang membolehkan qunut sepanjang Ramadhan, tetapi pendapat yang paling kuat dalam mazhab Syafi’i adalah qunut dikhususkan pada separuh akhir Ramadhan. 

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menuturkan,

ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل 

Artinya, “Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafiiyyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan Qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadhan.”

Bacaan Doa Qunut Witir

Berikut doa qunut yang bisa dibaca pada rakaat terakhir Witir.

اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait. Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya, “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. 

Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. 

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.” 

Wallahu a’lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |