Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang beribadah seolah-olah sedang menolong agama Allah. Mereka merasa bahwa tanpa ibadah dan dukungan dari manusia, agama tidak akan tegak. Namun, benarkah demikian?
Ulama ahli tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha memberikan pandangan mendalam tentang konsep ibadah dalam Islam. Ia menegaskan bahwa ibadah bukanlah bentuk sokongan kepada Allah, melainkan wujud penghormatan dari seorang hamba kepada Tuhannya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa Allah adalah Al-Qayyum, yang berarti Maha Berdiri Sendiri. Keberadaan-Nya tidak bergantung pada makhluk apa pun, termasuk manusia.
Dikutip dari salah satu tayangan video di kanal YouTube @alwaysalwi7439, Gus Baha menyoroti kesalahan cara berpikir sebagian orang dalam memahami ibadah.
"Allah itu Al-Qayyum. Kamu tuhankan maupun tidak, Allah tetap sebagai Tuhan. Lah, kita ibadah itu bentuk penghormatan kepada Allah, bukan bentuk sokongan. Rumangsamu Allah calon bupati apa? Nak ora mbok sokong, ora dadi bupati?"," kata Gus Baha dengan gaya khasnya.
Pernyataan ini menohok mereka yang merasa seolah-olah agama membutuhkan bantuan manusia untuk bisa tegak.
Menurutnya, agama Islam tidak membutuhkan manusia, justru manusia lah yang membutuhkan agama agar hidupnya memiliki arah dan tujuan yang benar.
Simak Video Pilihan Ini:
Satgas Pangan Cek Ketersediaan Bahan Pokok di Pasar Tradisional jelang Lebaran Idul Fitri 2025
Allah SWT Tidak akan Kehilangan Kemuliaannya
"Enak itu ngaji, kok seakan-akan terus kowe jihad demi Allah, iku agama ne nek gak ditolong klepek-lepek? Lho, kowe iku sopo kok nganti agama butuh kowe, kowe iku sopo?" katanya dengan gaya khasnya yang santai namun mengena.
Gus Baha menekankan bahwa Allah tidak akan kehilangan kemuliaan-Nya meskipun seluruh manusia di bumi ini berhenti beribadah kepada-Nya.
Dalam Islam, beribadah adalah bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah, bukan karena Allah memerlukannya, melainkan karena manusia sendiri yang butuh kepada-Nya.
Ia kemudian mengingatkan bahwa dalam Al-Qur’an, Allah sudah menegaskan bahwa semua makhluk berada dalam kekuasaan-Nya, dan tidak ada satu pun yang bisa mengurangi kebesaran-Nya.
"Kalau semua manusia jadi atheis, apakah Allah kehilangan sesuatu? Tidak. Justru manusia yang rugi karena menolak petunjuk yang bisa menyelamatkannya di dunia dan akhirat," jelasnya.
Banyak orang yang terjebak dalam pemahaman bahwa agama harus dibela dengan cara-cara yang justru bertentangan dengan nilai Islam itu sendiri.
Sebagian bahkan menganggap diri mereka sebagai pahlawan agama, padahal mereka hanya berusaha memperjuangkan kepentingan kelompoknya sendiri.
Cara Terbaik Membela Agama
Gus Baha menegaskan bahwa Islam tidak perlu pembelaan dari orang-orang yang justru merusak citra agama dengan sikap fanatik buta dan kekerasan.
Baginya, cara terbaik dalam "membela" agama adalah dengan menjalankan ajaran Islam dengan baik, memberikan contoh akhlak yang mulia, serta menyebarkan ilmu dan kebaikan.
Ia juga menambahkan bahwa Islam telah tegak sebelum manusia lahir dan akan terus ada meskipun manusia tidak mempelajarinya.
Karena itu, setiap Muslim seharusnya lebih fokus pada memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah, bukan merasa seolah-olah mereka yang bertanggung jawab atas tegaknya agama.
Dalam sejarah, banyak orang yang mengaku ingin menolong agama Allah, tetapi mereka justru membuat perpecahan di antara umat Islam sendiri.
Padahal, Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan, kedamaian, dan sikap bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan.
Sebagai penutup, Gus Baha mengajak umat Islam untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman agama agar tidak terjebak dalam cara berpikir yang keliru.
Dengan pemahaman yang benar, umat Islam diharapkan bisa menjalankan ajaran agamanya dengan lebih ikhlas dan tidak terjebak dalam pemikiran bahwa Allah membutuhkan mereka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul