Viral Mitos Larangan Hubungan Suami Istri di Hari Lebaran, Buya Yahya Jelaskan Hukumnya

3 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan tradisi, adat, dan berbagai kebiasaan yang telah turun-temurun diyakini oleh masyarakat. Salah satu yang kerap beredar adalah larangan hubungan suami istri di hari lebaran.

Isu ini menjadi perbincangan dari waktu ke waktu, bahkan sebagian kalangan masih mempercayainya tanpa mengetahui dalil yang kuat. Tidak jarang pula kepercayaan tersebut menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang dikenal dengan Buya Yahya memberikan penjelasan yang tegas terkait hal ini. Menurutnya, tidak ada dasar syariat yang melarang suami istri untuk berhubungan suami istri pada hari raya.

Dalam salah satu kajian yang disampaikannya, Buya Yahya menyoroti pentingnya memahami agama secara utuh agar tidak terjebak dalam keyakinan tanpa dasar.

Penjelasan tersebut dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @TRENDZ yang membahas tentang keutamaan dan hukum berhubungan suami istri di hari raya.

Buya Yahya menyebutkan bahwa hubungan suami istri adalah perkara yang halal dan justru bisa menjadi ibadah jika diniatkan dengan baik. Oleh karena itu, tidak ada larangan dalam agama untuk melakukannya pada hari raya.

Simak Video Pilihan Ini:

Satgas Pangan Cek Ketersediaan Bahan Pokok di Pasar Tradisional jelang Lebaran Idul Fitri 2025

Promosi 1

Mitos Tak Berdasar

"Ada keyakinan atau mitos yang aneh, saya pernah mendengar katanya hari raya tidak boleh berhubungan suami istri. Itu dari mana sumbernya? Tidak ada," ujar Buya Yahya.

Ia menambahkan bahwa hari raya justru adalah hari bersenang-senang yang diperbolehkan untuk melakukan berbagai hal yang halal, termasuk makan enak dan berhubungan suami istri.

Menurut Buya Yahya, larangan tersebut tidak memiliki landasan yang sahih, baik dari Al-Qur'an maupun hadis. Justru hari raya adalah momen untuk menikmati kebahagiaan.

“Hubungan suami istri bukan sesuatu yang dilarang, apalagi di hari raya. Malah, itu bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat yang Allah berikan,” jelasnya.

Terkait adanya keyakinan yang melarang hubungan suami istri di hari-hari tertentu seperti 1 Muharram atau 10 Muharram, Buya Yahya juga menegaskan hal yang sama.

“Kalau ada yang bilang 1 Muharram atau 10 Muharram tidak boleh suami istri, itu dari mana ilmunya? Tidak ada dasar yang benar,” ungkap Buya Yahya.

Buya Yahya mengingatkan agar umat Islam selalu merujuk kepada ajaran yang sahih dan tidak mudah terbawa oleh tradisi yang tidak jelas asal-usulnya.

Hari raya Itu Penuh Berkah, Puasa Justru Dilarang

Menurutnya, hari raya adalah hari penuh berkah yang bahkan dilarang untuk berpuasa. Artinya, umat Islam diperintahkan untuk merayakan dan menikmati hari tersebut.

“Kalau hari itu saja dilarang puasa, artinya memang untuk dinikmati. Jadi, kalau mau makan enak, mau silaturahmi, mau hubungan suami istri, ya boleh saja,” tambahnya.

Buya Yahya mengajak umat Islam agar menjadikan hari raya sebagai momentum untuk memperbanyak rasa syukur, bukan justru membatasi hal-hal yang telah dihalalkan.

Ia juga mengingatkan agar umat tidak mudah mempercayai kabar atau keyakinan yang tidak jelas sumbernya tanpa memeriksa kebenaran melalui dalil-dalil yang sahih.

“Jangan suka termakan isu. Kalau tidak ada dalil, ya jangan diyakini. Yang ada justru membatasi yang halal tanpa alasan,” ujar Buya Yahya.

Di akhir penjelasannya, Buya Yahya kembali menegaskan bahwa hubungan suami istri pada hari raya bukan hanya diperbolehkan, tetapi juga bisa menjadi amal yang berpahala.

Pesan Buya Yahya adalah agar setiap umat Islam senantiasa beribadah dengan ilmu dan pemahaman yang benar agar tidak terjebak pada kepercayaan yang tidak memiliki dasar.

“Ambil yang benar dari agama, jangan hanya ikut-ikutan. Karena yang halal jangan sampai diharamkan hanya karena ikut kebiasaan yang tidak jelas,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |