Liputan6.com, Bogor - Sholat termasuk ibadah penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat Islam. Ibadah ini wajib dikerjakan setiap hari, setidaknya dalam lima waktu atau yang dikenal sholat fardhu.
Sholat fardhu apabila ditinggalkan akan menjadi dosa. Sebaliknya, bila dilakukan akan menambah pahala dan dinilai sebagai muslim yang taat akan perintahn-Nya.
Selain yang fardhu, muslim juga dianjurkan melaksanakan sholat sunnah. Sholat ini dilakukan untuk menyempurnakan pahala sholat fardhu.
Beda dengan sholat fardhu. Sholat sunnah apabila ditinggalkan tidak akan menjadi dosa, tapi jika diamalkan akan menambah pahala.
Gabungan sholat fardhu dan sunnah apabila diamalkan secara rutin akan mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Gabungan keduanya itu dikenal sebagai sholat pokok, sebagaimana disampaikan ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH).
“Bilangan sholat, para ulama meriset ternyata ada 40 (rakaat) yang pokok. Bukan pokok dalam masalah fardhu dan sunnah. Pokok yang dimaksudkan membantu kita dalam kehidupan dengan tiga kekuatan: kekuatan spiritual, intelektual, dan mental,” kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (19/10/2024).
Apa saja sholat yang pokok yang berjumlah 40 rakaat itu? Simak penjelasan lebih lanjut dari UAH.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ngeri, Banjir dan Longsor di Jalur ke Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah Motor Terseret
Daftar Sholat Pokok Tiap Hari
Pertama adalah sholat fardhu lima waktu sebanyak 17 rakaat. Kemudian ditambah dengan sholat Tahajud dan Witir malam 11 rakaat. Lalu ditambah 12 rakaat sholat Rawatib yang mendampingi sholat fardhu.
“Yang Tahajud dalilnya Al-Qur’an surah 17 ayat 79-80. Yang Rawatib hadisnya dari Imam At-Tirmidzi,” kata UAH.
UAH membeberkan hadis At-Tirmidzi bahwa yang 12 rakaat sholat Rawatib itu terdiri dari empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelah Dzuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.
“Kalau ada sesuatu yang penting sehingga tidak mampu dilakukan, maka bisa (sholat Rawatib sebelum Dzuhur cukup) dua rakaat. Hadisnya dari Ibnu Umar tentang 10 rakaat (sholat Rawatib yang diutamakan),” terang UAH.
Namun demikian, UAH lebih menyarankan melaksanakan sholat Rawatib yang 12 rakaat. Keutamaannya adalah akan dibangunkan satu rumah di surga yang indah bagi orang yang melaksanakan sholat Rawatib tersebut.
“12 (rakaat) tambah 28 (17 ditambah 11 rakaat) adalah 40 (rakaat). Maka ini yang dimaksud sholat yang pokok. Bukan fardhu, tapi yang membentuk karakter kuat dalam diri kita,” ungkap UAH.
“Jadi, kalau orang sudah konsisten 40 rakaat selama hidupnya mampu dikerjakan semaksimal mungkin dia berlatih. 17 (rakaat) dulu yang pokok. Lalu sertakan dengan yang dekat waktunya, Rawatib. Dikerjakan sampai konsisten,” ujar UAH.
Mulai Amalkan Secara Perlahan
UAH mengatakan, dalam mengamalkan 40 rakaat sholat pokok ini tidak harus langsung sekaligus. Bisa dilakukan secara perlahan. Misalnya, sholat malamnya cukup tiga rakaat dulu, dua rakaat Tahajud dan satu rakaat Witir. Lalu ditingkatkan jika sudah istiqomah.
Menurut UAH, jika seorang muslim telah rutin mengamalkannya, maka ia akan merasakan kenikmatan luar biasa.
“Kalau sudah nikmat gak akan tertinggal. Sebab kenikmatan itu kalau tertinggal akan gelisah. Nanti akan tercipta keadaan, jangankan fardhu, tertinggal sunnah bisa gelisah. Kalau sudah begitu, Anda merasakan kenikmatan iman,” kata UAH.
“Maka silakan berlatih sampai konsisten. Tapi memang tidak mudah,” lanjut UAH.
Wallahu a’lam.