Liputan6.com, Jakarta Qalqalah adalah salah satu hukum penting dalam ilmu tajwid yang wajib dipahami setiap Muslim agar dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Hukum ini mengatur bagaimana cara melafalkan huruf-huruf tertentu dengan pantulan suara khusus. Pemahaman yang benar tentang qalqalah akan membantu meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur'an.
Secara bahasa, qalqalah berarti getaran atau pantulan suara. Dalam ilmu tajwid, qalqalah mengacu pada cara melafalkan huruf-huruf tertentu dengan suara yang memantul atau bergetar. Menurut buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid karya Marzuki dan Sun Khoirul Ummah (Diva Press, 2020), qalqalah berasal dari kata قَلْقَلَة yang berarti "pantulan suara" atau "getaran". Suara ini muncul karena tekanan dari huruf yang mati pada makhraj-nya, lalu dilepas dengan cepat, menghasilkan bunyi yang khas.
Terdapat lima huruf yang termasuk dalam kategori huruf qalqalah. Kelima huruf tersebut adalah Qaf, Tha, Ba, Jim, dan Dal. Untuk memudahkan menghafal, kelima huruf qalqalah ini sering disingkat menjadi 'qutbu jaddin' atau dalam bahasa Indonesia bisa diingat dengan 'BaJu Di ToKo'. Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang huruf qalqalah dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/7/2025).
Syakir Dulay memberikan penjelasan tentang manfaat membaca Al-quran
Huruf Qalqalah dan Macam–Macamnya
Dalam ilmu tajwid, qalqalah adalah istilah untuk pantulan suara yang terjadi ketika salah satu huruf qalqalah dibaca dalam keadaan sukun, baik sukun asli maupun karena waqaf. Huruf-huruf qalqalah ada lima, yaitu:
ق (qaf), ط (tha), ب (ba), ج (jim), dan د (dal)
Kelima huruf ini dikenal dengan akronim “قُطْبُ جَدٍّ” sebagaimana disebutkan dalam kitab Taysīr ar-Raḥmān fī Tajwīd al-Qur’ān karya Ustaz Khalid Abdul Karim, yang juga menegaskan bahwa pantulan suara (qalqalah) hanya berlaku untuk huruf-huruf tersebut ketika dalam kondisi mati (sukun).
Dalam kitab Ghayat al-Murīd fī ‘Ilm at-Tajwīd karya Syekh Utsman bin Hasan ad-Dimyathi, dijelaskan bahwa qalqalah terjadi karena sifat huruf-huruf tersebut yang tidak bisa keluar dengan sempurna kecuali dengan sedikit getaran suara. Karena itu, suara huruf akan terdengar “memantul” saat dibaca sukun.
Macam dan Cara Membaca Qalqalah
Berdasarkan cara bacanya, qalqalah dibagi menjadi dua tingkatan utama, sebagaimana dirinci dalam buku Ilmu Tajwid Lengkap oleh Dr. H. Ahsin Sakho Muhammad:
1. Qalqalah Sugra (Kecil)
Terjadi jika huruf qalqalah bersukun di tengah kalimat, bukan karena waqaf. Pantulan suara terdengar ringan.Contoh:
"وَجَعَلْنَا" → huruf ج sukun dibaca dengan pantulan ringan.
"يَقْتُلُونَ" → huruf ق sukun dibaca memantul lembut.
2. Qalqalah Kubra (Besar)
Terjadi jika huruf qalqalah dibaca sukun karena berhenti (waqaf). Suara pantulan menjadi lebih kuat dan jelas. Contoh:
"الْمَجِيدْ" saat waqaf → huruf د dipantulkan dengan suara lebih tegas.
"يَطْبَعُ" → bila berhenti di akhir kata (waqaf), huruf ط akan terdengar memantul kuat: “يَطْبَعْ”.
Beberapa ulama seperti dalam Kitab al-Jazariyyah karya Imam Ibn al-Jazari, juga menambahkan istilah Qalqalah Akbar, yakni pantulan suara paling kuat jika huruf qalqalah dalam kondisi tasydid dan waqaf. Contoh:
"تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ" → huruf بّ dibaca sangat memantul saat berhenti di ayat.
Cara Baca Huruf Qalqalah yang Tepat
Dalam At-Tajwīd al-Muyassar oleh Dr. ‘Aidh al-Qarni, ditegaskan bahwa huruf qalqalah memiliki sifat syiddah (tekanan kuat) dan jahr (tidak mengalir), yang menyebabkan munculnya gema jika dibaca mati. Tanpa qalqalah, huruf-huruf tersebut akan terdengar terputus dan tidak jelas.
Buku Tajwid Praktis untuk Pemula oleh Ustaz Hasan Saleh juga menekankan pentingnya pelafalan huruf qalqalah secara tepat agar tidak menimbulkan kesalahan makna dalam bacaan Al-Qur’an, terutama saat berhenti (waqaf).
1. Qalqalah Sughra (Kecil)
Dibaca ketika huruf qalqalah mati karena sukun asli di tengah ayat. Pantulannya ringan dan singkat.
Contoh dalam Al-Qur’an:
QS. Al-Fajr [89]:3 — وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
→ pada kata وَالْوَتْرِ, huruf تْ (ta sukun) adalah qalqalah sughra.
Dalam Buku Pintar Al-Qur’an karya Abu Nizhan (Qultum Media, 2008), dijelaskan bahwa qalqalah sughra terjadi bila huruf qalqalah tidak berada di akhir kata dan tidak dibaca berhenti.
2. Qalqalah Kubra (Besar)
Muncul ketika huruf qalqalah mati karena waqaf (berhenti baca), biasanya di akhir ayat atau kata. Pantulannya lebih kuat.
Contoh dalam Al-Qur’an:
QS. Al-Masad [111]:1 — تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
→ pada kata وَتَبَّ, huruf بّ (ba tasydid di akhir) menunjukkan qalqalah kubra.
Menurut Marzuki dan Sun Khoirul Ummah (2020), qalqalah kubra memberikan tekanan suara lebih jelas karena diucapkan ketika pembaca berhenti.
3. Qalqalah Akbar (Paling Besar)
Terjadi jika huruf qalqalah bertasydid dan dibaca waqaf, menghasilkan pantulan yang paling kuat.
Contoh dalam Al-Qur’an:
QS. Al-Balad [90]:20 — عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ
→ huruf دّ (dal tasydid di akhir) dibaca dengan qalqalah akbar saat berhenti.
Penjelasan mendalam tentang tingkat pantulan ini juga ditemukan dalam makalah “Qalqalah” oleh mahasiswa UIN Antasari (2024) yang dikompilasi di Scribd, menyatakan bahwa qalqalah akbar harus ditahan sebentar sebelum dipantulkan.
Catatan Penting Cara Membaca
Letak huruf: Di tengah → sughra. Di akhir kata dan waqaf → kubra atau akbar.
Jenis huruf: Huruf qalqalah tebal seperti ق dan ط menghasilkan pantulan lebih berat daripada ب, ج, atau د.
Cara membunyikan: Pantulan tidak boleh menyerupai harakat (fathah, kasrah, atau dhammah). Harus tetap netral, sebagaimana ditegaskan dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid.
Kesalahan Umum Saat Membaca Qalqalah
1. Memantulkan huruf non‑Qalqalah
Sering terjadi pembaca tanpa sengaja memantulkan huruf selain dari lima huruf qalqalah (ق ط ب ج د), misalnya huruf ḍād (ض) saat waqaf.Contoh: membaca “وَاضْرِبْ” pada QS. Al-A’raf tanpa pantulan. Kesalahan ini dicatat oleh Khudzil Kitab sebagai bentuk keliru identifikasi huruf qalqalah
2. Tidak memantulkan huruf Qalqalah
Hal ini terjadi ketika seharusnya dibaca pantulan tapi tidak. Misalnya huruf د pada “فَقَدْ ضَلَّ” atau ق pada “خَلَقْنَا” dalam QS. An-Nisa’ dan QS. al-Mu’min, sebagaimana dicatat Khudzil Kitab
3. Memantulkan huruf Qalqalah yang Idgham
Huruf qalqalah yang mengalami hukum bacaan Idgham Mutajanisain dan Mutaqaribain seharusnya tidak dipantulkan.Contoh:QS. Al-Ankabut: “مَسَاكِنِهِمْ” (dal di‑idgham, abaikan qalqalah)QS. Al-Mursalat: “مَهِينٍ” (qaf di‑idgham, tanpa pantulan)
4. Tidak membedakan Qalqalah Sughrā dan Kubrā
Menurut artikel Media Indonesia, sering pembaca tidak membedakan antara pantulan lemah (sughra) di tengah huruf dan kuat (kubrā) ketika waqaf atau akhir kalimat .Perlu diketahui:Qalqalah Sughrā: pantulan ringan, seperti pada “لَمْ يَلِدْ”Qalqalah Kubrā: pantulan tegas, seperti pada huruf ق dan ط di waqaf, contohnya “والطارق”
5. Pantulan terlalu kuat atau dipanjangkan
Sering terjadi pembaca membaca qalqalah terlalu keras atau berlebih panjang, bahkan menyerupai harakat, sehingga berubah jadi kaidah Mad atau Syiddah.
Media Indonesia menyoroti ini sebagai kesalahan umum: "Memantulkan huruf Qalqalah terlalu kuat" atau "Memanjangkan bunyi Qalqalah"
6. Campur aduk suara Qalqalah dengan harakat atau huruf lain
Ustadz Saiful Anwar (al‑Haqq) menyebut empat jenis kesalahan klasik, termasuk: mencampur suara qalqalah dengan harakat lain (seolah huruf berpada), memisah (batr) suara qalqalah dari huruf sesudahnya, atau menyisipkan hamzah, maupun memanjangkan suara melebihi wajarnya
QnA Seputar Huruf Qalqalah
1. Apa itu huruf qalqalah, dan mengapa dinamai “qalqalah”?
Huruf qalqalah adalah huruf-huruf tertentu dalam ilmu tajwid yang jika dibaca sukun akan memantul (memiliki getaran suara). Disebut “qalqalah” karena dalam bahasa Arab, “qalqalah” berarti berguncang atau bergetar, menggambarkan pantulan suara saat huruf ini dibaca mati.
2. Apa saja huruf qalqalah, dan bagaimana cara mudah menghafalnya?
Huruf qalqalah ada lima, yaitu ق، ط، ب، ج، د.Cara mudah menghafalnya: gunakan akronim “Qutbu Jad” (ق ط ب ج د) yang populer dalam kajian tajwid agar ingat semua hurufnya.
3. Apakah huruf qalqalah tetap dipantulkan jika berada di tengah kata, bukan di akhir?
Iya, tetap dipantulkan jika hurufnya dalam kondisi sukun (mati).Contoh: pada kata يَجْعَلُ (yaj’alu), huruf ج dalam keadaan sukun dan tetap dipantulkan saat dibaca.
4. Apakah bacaan qalqalah mempengaruhi arti ayat jika tidak dipantulkan dengan benar?
Secara makna, umumnya tidak mengubah arti ayat, tetapi secara hukum tajwid, kurang tepat dalam bacaan Al-Qur’an.Contoh: jika “أَحَدٌ” dibaca tanpa pantulan pada huruf د, akan terdengar lemah, sedangkan seharusnya dipantulkan agar bacaan menjadi jelas dan tartil.
5. Apa perbedaan antara qalqalah sughra dan qalqalah kubra?
Qalqalah Sughra: terjadi saat huruf qalqalah mati di tengah bacaan (karena sukun asli), contoh: يَجْعَلُ. Qalqalah Kubra: terjadi saat huruf qalqalah mati karena waqaf (berhenti di akhir ayat/kata), contoh: تَبَّتْ saat berhenti dibaca dengan pantulan lebih jelas.Perbedaannya terletak pada tingkat pantulan, kubra lebih kuat dibandingkan sughra karena diikuti henti nafas saat waqaf.