Liputan6.com, Jakarta - Penceramah Ustadz Das'ad Latif menyampaikan pesan penting mengenai fenomena doa tidak dikabulkan dan dampak berbahaya uang suap dalam Pilkada.
Ustadz Das'ad berbicara dengan tegas mengenai dampak dari menerima uang haram dalam bentuk suap Pilkada, yang bisa menghalangi doa seseorang untuk dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ustadz Das'ad Latif memulai ceramahnya dengan mengingatkan umat untuk menjaga kemurnian hati dan menghindari praktik-praktik yang merugikan, baik diri sendiri maupun masyarakat.
“Bapak-bapak yang selalu menerima uang suap Pilkada, ibu-ibu yang selalu menerima uang suap Pilkada, itu salah satu penyebab doa kita tidak dikabulkan oleh Allah,” ujarnya, dikutip dari video di kanal YouTube @latifkamel-y4t.
Di dalam video tersebut, Ustadz Das'ad menjelaskan bahwa uang yang diterima dalam bentuk suap Pilkada memiliki dampak buruk yang berkelanjutan.
“Berapa kita dapat dari Pilkada? Paling Rp300.000 sehari, makan bakso dengan teman-teman habis. Tapi, demi Allah, dosanya dibawa sampai mati,” tambahnya, dengan nada serius.
Ustadz Das'ad juga menekankan bahwa meskipun jumlah uang yang diterima tampak kecil, efeknya sangat besar. “Dosa dari uang Rp300.000 itu, meskipun sekali makan habis, tapi akan kita bawa sampai mati. Bahkan dampaknya bisa lebih jauh lagi,” katanya.
Penting untuk diketahui, kata Ustadz Das'ad, bahwa uang yang diterima dengan cara tidak sah seperti uang suap akan meninggalkan bekas dalam hati dan diri seseorang. "Dosanya tidak hanya terhapus begitu saja, tetapi akan meninggalkan jejak yang sulit dihilangkan dalam diri kita," tambahnya.
Menurutnya, efek dari menerima uang haram ini bukan hanya berdampak pada kehidupan duniawi, tetapi juga pada kehidupan akhirat. "Meskipun kita mungkin merasa uang itu sedikit, dampaknya sangat besar. Bahkan bisa merusak kehidupan kita di dunia dan akhirat," kata Ustadz Das'ad.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-Detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang - Video Amatir
Uang Haram juga Bisa Pengaruhi Perbuatan
Lebih lanjut, Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa uang yang diterima dari praktik-praktik seperti suap dapat memengaruhi keputusan-keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari. “Uang itu bisa mempengaruhi hati kita, menjauhkan kita dari khusyuk dalam beribadah, dan menghalangi doa kita agar tidak terkabul oleh Allah,” jelasnya.
Dalam ceramah tersebut, Ustadz Das'ad juga mengingatkan umat untuk lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin yang akan memimpin mereka. “Pemimpin yang terpilih dengan cara-cara seperti ini, tidak akan mensejahterakan rakyat, tapi hanya memikirkan bagaimana cara mereka kembali modal dari uang yang mereka terima,” ujar Ustadz Das'ad dengan nada mengingatkan.
Ustadz Das'ad juga memberikan gambaran tentang bagaimana politik uang dalam Pilkada bisa merusak tatanan sosial masyarakat. “Kita harus sadar, jika kita memilih pemimpin yang menggunakan cara-cara tidak jujur, maka mereka akan berfokus pada keuntungan pribadi, bukan untuk mensejahterakan rakyat,” tambahnya.
Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa serangan fajar yang biasa terjadi dalam Pilkada, di mana suara dibeli dengan uang, bisa sangat merusak demokrasi. “Serangan fajar itu sudah biasa, suara dibeli dengan harga Rp200.000 per suara. Mohon maaf, ini adalah kerasnya kehidupan politik kita,” kata Ustadz Das'ad, dengan nada serius yang diakhiri dengan tawa.
Meskipun ada sisi humor dalam penuturan tersebut, Ustadz Das'ad tetap menekankan bahwa praktik suap dalam Pilkada adalah sesuatu yang sangat merugikan. "Ini bukan sekadar masalah politik, tetapi juga masalah moral dan spiritual kita sebagai umat Islam," ujarnya.
Ustadz Das'ad juga mengajak umat untuk memperbaiki diri dan memperhatikan niat kita dalam memilih pemimpin. “Jika kita ingin memilih pemimpin yang benar-benar adil, maka kita harus menjauhi cara-cara yang merusak ini. Jangan terjebak dalam politik uang,” pesannya.
Buat Aturan yang Jelas dan Tegas
Lebih lanjut, Ustadz Das'ad menegaskan bahwa untuk menjaga agar doa kita tetap diterima oleh Allah, kita harus memastikan bahwa segala usaha yang kita lakukan, termasuk memilih pemimpin, dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan syariat Islam.
Menurutnya, kehidupan yang penuh dengan kebohongan dan manipulasi hanya akan menghasilkan pemimpin yang tidak dapat diandalkan. “Jadi, jangan sampai kita mendukung pemimpin yang terpilih dengan cara-cara yang tidak baik. Jika kita memilih dengan cara yang salah, maka hasilnya pun akan salah,” jelas Ustadz Das'ad.
Pada akhir ceramah, Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa setiap tindakan kita, termasuk dalam memilih pemimpin, harus dilandasi dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. “Agar doa kita tetap terkabul, kita harus menjaga keikhlasan hati dan menjauhi cara-cara yang tidak baik,” tegasnya.
Pesan terakhir yang disampaikan oleh Ustadz Das'ad adalah agar umat Islam lebih bijak dalam memilih pemimpin dan menghindari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan prinsip moral dan agama. “Kita harus memilih dengan hati yang bersih dan menjauhi politik uang yang hanya akan membawa kerugian,” tutupnya.
Dengan penuturan yang tegas dan penuh hikmah, Ustadz Das'ad Latif mengingatkan umat untuk selalu menjaga keikhlasan hati, agar doa dan setiap langkah hidup kita selalu mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul